icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahim Yang Mengkhianati

Bab 2 Lina bersama pria lain

Jumlah Kata:1164    |    Dirilis Pada: 11/09/2025

kamar, hatinya terasa gelap. Malam sebelumnya, ia tak tidur nyenyak. Setiap kali me

rsenyum kecil dalam tidur. Rafif menatapnya lama-lama, merasa bingung. Ada cinta yang dulu tak pernah pudar,

an menopang kepala, memikirkan semua yang terjadi. Foto-foto itu terus menghantui, namun

ina, meski suaranya tahu, konfronta

na tangisan semalam. Ia tersenyum lemah ketika melihat Rafif, tapi se

am. "Lina... kita ha

itu akan datang-hari dimana Rafif menuntut jawaba

"Siapa pria itu, Lina? Aku ingin tahu semu

aku... aku bisa jelaskan. Aku tidak berse

uh curiga. "Kalau bukan selingkuh... ma

datang dari luar kota beberapa minggu yang lalu, dan aku... aku bertemu dengannya untuk mem

sakit di hatinya menutup segalanya. "Kau mengira aku bodoh, Lina? Dokter bilang aku tid

aku tidak tahu harus bagaimana, Rafif. Aku juga kaget

sih tercabik-cabik. Ia merasa dunia berputar di luar kendali. Ia in

a bahkan menelusuri pesan-pesan dan email, mencari tanda-tanda kecurangan. Namun setiap jawaban yang ia dapatkan hanya menimbulkan pertanya

dirinya dan Rafif. Setiap kali ia mencoba mendekat, Rafif menarik diri, menimbulkan luka yan

selalu tampak sibuk dengan urusannya sendiri. Lina berusaha tetap tenang, menjaga sikap, dan berusaha menunj

mencoba menganalisis semuanya dengan logika, mencoba memahami apakah ada kesalahan yang ia lewat

edihan, cinta, dan rasa bersalah yang begitu berat. Ia menulis tentang kehamilannya, tentang rasa cintanya pa

an Rafif untuk mengambil keputusan, sementara keluarga Lina khawatir bahwa hubungan mereka akan hancur. Teman-teman deka

ang pria dalam foto itu. Ternyata pria itu adalah seorang pengusaha yang bekerja sama dengan ayah Lina dalam proyek s

ega, tapi rasa sakit yang sudah tertanam terlalu dalam. Ia merasa malu karena sudah menuduh

tap jendela. Ia berjalan pelan, duduk di sebelahnya, dan hanya menatapnya dalam

uanya. Ternyata... pria itu hanya teman ayahmu. Aku... aku minta maaf."

afif... aku sudah bilang. Aku tidak pernah s

ingin percaya, Lina. Tapi ini sulit... ak

at. "Aku juga takut kehilanganmu, Rafif. Aku hamil anak

dalam beberapa hari, ada rasa tenang yang muncul. Tidak banyak kata ya

rtanam terlalu dalam tidak akan hilang begitu saja. Ia harus menemukan cara unt

ih sering, meski masih ada jarak di antara mereka. Ia mulai memahami bahwa cinta tidak hanya

, lebih terbuka dengan Rafif, dan berusaha menunjukkan bahwa ia selalu berada di sisinya. Kehami

tak tidak bisa pulih dalam semalam. Ia harus menghadapi rasa sakitnya s

sekitar. Ia harus membuktikan bahwa cintanya tulus, bahwa ia tidak berselingkuh,

hanya berada di dekat satu sama lain. Rafif menatap Lina yang tidur dengan damai, dan

memulai perjalanan panjang menuju kepercaya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 dihimpit oleh sesuatu yang tak terlihat2 Bab 2 Lina bersama pria lain3 Bab 3 Beberapa hari setelah malam yang penuh keheningan4 Bab 4 rumah Rafif terasa lebih sunyi5 Bab 5 Suasana pagi6 Bab 6 akan menjadi malam yang menentukan7 Bab 7 rumah jauh lebih menyesakkan8 Bab 8 hanya gosip murahan9 Bab 9 mengundang sekaligus menakutkan10 Bab 10 Sorotan kamera11 Bab 11 Kebenaran Akan Terungkap12 Bab 12 Pesan dari Aditya13 Bab 13 Katakan yang sebenarnya14 Bab 14 telepon dari media15 Bab 15 Hari yang ditakuti akhirnya tiba16 Bab 16 menghiasi headline17 Bab 17 sekadar ingin menyaksikan18 Bab 18 suasana rumah keluarga19 Bab 19 Rahasia terbesar20 Bab 20 meninggalkan kerumunan21 Bab 21 Teruslah gali22 Bab 22 membiarkan itu terjadi23 Bab 23 Rumah sakit24 Bab 24 ulang kasus25 Bab 25 Semua sudah siap26 Bab 26 Selama kita bersama27 Bab 27 perdebatan28 Bab 28 Malam menurunkan tirainya29 Bab 29 Kasus Lina dan Rafif30 Bab 30 Reporter berbicara lantang31 Bab 31 hadir melalui panggilan32 Bab 32 Suasana kantor hukum33 Bab 33 Semua orang tahu34 Bab 34 suasana berbeda35 Bab 35 menahan amarah36 Bab 36 bersahutan37 Bab 37 beberapa sudut halaman38 Bab 38 menerima ancaman39 Bab 39 Kau yakin Jodi aman40 Bab 40 pukul sebelas malam41 Bab 41 masih jelas terlihat42 Bab 42 Jakarta belum sepenuhnya pulih43 Bab 43 mereka yang masih dipengaruhi44 Bab 44 Beberapa relawan45 Bab 45 khawatir dan kagum46 Bab 46 Rafif menerima47 Bab 47 pengacaranya48 Bab 48 memastikan keamanan49 Bab 49 Gedung50 Bab 50 betapa mencekamnya51 Bab 51 menjatuhkan Aditya52 Bab 52 hanya semakin berbahaya