Rahim Yang Mengkhianati
kamar, hatinya terasa gelap. Malam sebelumnya, ia tak tidur nyenyak. Setiap kali me
rsenyum kecil dalam tidur. Rafif menatapnya lama-lama, merasa bingung. Ada cinta yang dulu tak pernah pudar,
an menopang kepala, memikirkan semua yang terjadi. Foto-foto itu terus menghantui, namun
ina, meski suaranya tahu, konfronta
na tangisan semalam. Ia tersenyum lemah ketika melihat Rafif, tapi se
am. "Lina... kita ha
itu akan datang-hari dimana Rafif menuntut jawaba
"Siapa pria itu, Lina? Aku ingin tahu semu
aku... aku bisa jelaskan. Aku tidak berse
uh curiga. "Kalau bukan selingkuh... ma
datang dari luar kota beberapa minggu yang lalu, dan aku... aku bertemu dengannya untuk mem
sakit di hatinya menutup segalanya. "Kau mengira aku bodoh, Lina? Dokter bilang aku tid
aku tidak tahu harus bagaimana, Rafif. Aku juga kaget
sih tercabik-cabik. Ia merasa dunia berputar di luar kendali. Ia in
a bahkan menelusuri pesan-pesan dan email, mencari tanda-tanda kecurangan. Namun setiap jawaban yang ia dapatkan hanya menimbulkan pertanya
dirinya dan Rafif. Setiap kali ia mencoba mendekat, Rafif menarik diri, menimbulkan luka yan
selalu tampak sibuk dengan urusannya sendiri. Lina berusaha tetap tenang, menjaga sikap, dan berusaha menunj
mencoba menganalisis semuanya dengan logika, mencoba memahami apakah ada kesalahan yang ia lewat
edihan, cinta, dan rasa bersalah yang begitu berat. Ia menulis tentang kehamilannya, tentang rasa cintanya pa
an Rafif untuk mengambil keputusan, sementara keluarga Lina khawatir bahwa hubungan mereka akan hancur. Teman-teman deka
ang pria dalam foto itu. Ternyata pria itu adalah seorang pengusaha yang bekerja sama dengan ayah Lina dalam proyek s
ega, tapi rasa sakit yang sudah tertanam terlalu dalam. Ia merasa malu karena sudah menuduh
tap jendela. Ia berjalan pelan, duduk di sebelahnya, dan hanya menatapnya dalam
uanya. Ternyata... pria itu hanya teman ayahmu. Aku... aku minta maaf."
afif... aku sudah bilang. Aku tidak pernah s
ingin percaya, Lina. Tapi ini sulit... ak
at. "Aku juga takut kehilanganmu, Rafif. Aku hamil anak
dalam beberapa hari, ada rasa tenang yang muncul. Tidak banyak kata ya
rtanam terlalu dalam tidak akan hilang begitu saja. Ia harus menemukan cara unt
ih sering, meski masih ada jarak di antara mereka. Ia mulai memahami bahwa cinta tidak hanya
, lebih terbuka dengan Rafif, dan berusaha menunjukkan bahwa ia selalu berada di sisinya. Kehami
tak tidak bisa pulih dalam semalam. Ia harus menghadapi rasa sakitnya s
sekitar. Ia harus membuktikan bahwa cintanya tulus, bahwa ia tidak berselingkuh,
hanya berada di dekat satu sama lain. Rafif menatap Lina yang tidur dengan damai, dan
memulai perjalanan panjang menuju kepercaya