icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahim Yang Mengkhianati

Bab 5 Suasana pagi

Jumlah Kata:1149    |    Dirilis Pada: 11/09/2025

gangan meningkat secara drastis. Ibu Rafif tampak lebih waspada, ayah Rafif semakin menanyakan hal-hal yang membuat Lina tidak nyaman, dan

ernapas dalam-dalam, menenangkan diri, tetapi hatinya berdebar kencang. Ia tahu

tidak lagi sekadar waspada; kini tampak tegas, hampir menyeramkan. "Lina...

. "Baik, Bu... apa

alumu. Beberapa teman dan kenalan Rafif mulai mempertanyakan hubungan kita. Aku tidak bisa membi

mpu menghadapi keluarga Rafif dengan jujur dan sabar, hubungannya dengan Rafif bisa hancur. "Bu... aku sudah

bermaksud menekanmu, tapi sebagai ibu, aku hanya ingin yang terbaik untuk R

ta-kata ibu Rafif bukan sekadar kritik; itu adalah tekanan yan

n kurang tidur, dan wajahnya serius. Ia menatap Lina dan i

i akan menjadi konfrontasi terberat. "Rafif... aku s

Aku ingin tahu semuanya tentang masa lalumu, L

siko Rafif menilai dirinya berbeda. "Rafif... sebelum kita bertemu, aku memang memiliki beberapa hubungan profesional dengan pria dalam proyek s

ga yang muncul, tetapi juga rasa curiga yang sulit hilang. Ia ingi

ra puas dan cemas. "Aku berharap kau jujur, Lina. Tapi kau ha

Lina, menelusuri pesan-pesan lama, dan bahkan mencari informasi di jejaring sosial. Setiap temuan membuat hatinya bergejolak: satu sis

biasanya pendiam, mulai ikut bertanya. "Rafif... kau yakin dengan Lina? A

dan ibu menambah rasa curiga yang sudah tertanam dalam hatinya. "Aku...

pi juga karena tekanan yang terus menerus datang dari keluarga Rafif. Ia merasa seolah ha

nya. Ia menyadari bahwa rahasia masa lalu Lina memang ada, tapi semuanya tidak seperti yang ia b

dihan, cinta, dan rasa bersalah. Ia menulis tentang tekanan dari keluarga Rafif, tentang kehami

aku tahu masa lalumu bukan seperti yang kukira. Aku salah telah meragukanmu.

kau mengatakan itu. Aku juga ingin kita bisa melewati ini bersama

spada, ayah Rafif tetap menanyakan hal-hal yang membuat Rafif

na dengan kepala dingin, mencari jawaban tanpa terbawa emosi. Ia tahu, jika ia ingin

r. Ia mulai menunjukkan kesabaran yang lebih besar, keterbukaan yang lebih tulus, dan cinta yang tak tergoyahkan. Kehamilan ini bukan ha

. Setiap kata Lina diperiksa, setiap senyumnya dianalisis, dan setiap gerak-geriknya menjadi bahan penilaian. Rafif melihat

.. kami harus tahu bahwa kau benar-benar bisa dipercaya. Rafif adalah anak kami, d

f bisa menerima dirinya sepenuhnya. "Bu... aku bersedia. Aku tidak pernah menyembunyikan apa pun

putusan terbesar dalam hidupnya: mempercayai cinta Lina sepenuhnya, atau tetap

tar semua yang ia temukan, semua pertanyaan yang belum terjawab. Lina pun tidur dengan perasa

puh, cinta itu memberikan secercah harapan. Dan dengan harapan itu, mereka berdua mencob

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 dihimpit oleh sesuatu yang tak terlihat2 Bab 2 Lina bersama pria lain3 Bab 3 Beberapa hari setelah malam yang penuh keheningan4 Bab 4 rumah Rafif terasa lebih sunyi5 Bab 5 Suasana pagi6 Bab 6 akan menjadi malam yang menentukan7 Bab 7 rumah jauh lebih menyesakkan8 Bab 8 hanya gosip murahan9 Bab 9 mengundang sekaligus menakutkan10 Bab 10 Sorotan kamera11 Bab 11 Kebenaran Akan Terungkap12 Bab 12 Pesan dari Aditya13 Bab 13 Katakan yang sebenarnya14 Bab 14 telepon dari media15 Bab 15 Hari yang ditakuti akhirnya tiba16 Bab 16 menghiasi headline17 Bab 17 sekadar ingin menyaksikan18 Bab 18 suasana rumah keluarga19 Bab 19 Rahasia terbesar20 Bab 20 meninggalkan kerumunan21 Bab 21 Teruslah gali22 Bab 22 membiarkan itu terjadi23 Bab 23 Rumah sakit24 Bab 24 ulang kasus25 Bab 25 Semua sudah siap26 Bab 26 Selama kita bersama27 Bab 27 perdebatan28 Bab 28 Malam menurunkan tirainya29 Bab 29 Kasus Lina dan Rafif30 Bab 30 Reporter berbicara lantang31 Bab 31 hadir melalui panggilan32 Bab 32 Suasana kantor hukum33 Bab 33 Semua orang tahu34 Bab 34 suasana berbeda35 Bab 35 menahan amarah36 Bab 36 bersahutan37 Bab 37 beberapa sudut halaman38 Bab 38 menerima ancaman39 Bab 39 Kau yakin Jodi aman40 Bab 40 pukul sebelas malam41 Bab 41 masih jelas terlihat42 Bab 42 Jakarta belum sepenuhnya pulih43 Bab 43 mereka yang masih dipengaruhi44 Bab 44 Beberapa relawan45 Bab 45 khawatir dan kagum46 Bab 46 Rafif menerima47 Bab 47 pengacaranya48 Bab 48 memastikan keamanan49 Bab 49 Gedung50 Bab 50 betapa mencekamnya51 Bab 51 menjatuhkan Aditya52 Bab 52 hanya semakin berbahaya