Hello Love Sign
per Club, Ma
g pria menyapa Phoebe setelah keluar dari salah satu ruangan VVIP di dekat meja bar. Kedu
x. Di mana 'panggung' utama
baik untuk adegan terbaik, tapi, Be
i' di saat penting seperti ini," dengus Phoebe lalu memandang datar,
ng-"setidaknya sampai tamumu pergi dengan wajah merah karena malu sekaligus menahan amarah. Gitu, 'kan?" Alex memainkan kedua
lebih awal dengan bantuan beberapa staf yang paling dia percaya karena
tar perlahan badannya yang berbalut bodycon dress warna merah darah dipadukan stiletto hitam dengan
memang cocok saat harus melakukan hal-hal yang mendobrak aturan seperti ini. Bukankah hidup itu juga harus seimbang? Itulah pembelaan mereka saat ada orang lain yang tak setuju
Saat memarkirkan mobil coupe hitamnya, Phoebe melihat ada kendaraan lain dengan tipe diluar favorit Alex
u Phoebe sudah datang. Gadis dengan aura mengintimidasi ini segera melenggang ke salah satu meja yang biasa disebut Alex sebagai tempat 'eksekusi' atau 'panggung' khusus
layan di dekatnya untuk mengisi air mineral di gelas mereka. Phoebe sengaja melakukan itu karena dia sudah tidak tertarik bersen
lagi mereka akan membawa
terlalu lapar, tapi karena semua sudah kamu atur seperti yang biasa kamu lakukan. Jadi, gak masalah kalau aku menemanimu makan
i restoran milik Alex, "Tentu saja karena a
ingin kita melanjutkan-" Key memutus kalimatnya saat pelaya
lah." Phoebe mengangkat gelas wine di hadapannya sambil terus mengamat
atnya setelah menyuapkan sepotong truffle mushro
merasa begitu. Karena mem
kkan duduknya. Dia mengamati Phoebe yang terus memberik
Key, "Ini adalah yang terakhir kalinya aku meluangkan waktu untukmu, dan kenapa gak kamu habiskan makanannya? Kamu harus punya tenaga yang cukup untuk menghadapi segala hal yang membebani pikiranmu akhir-akhir ini,"-ia kembali menyesap winenya perlahan, tatapa
selama ini?!" Key memandang tak suka dengan tata
tu hanya bisa terjalin jika ada visi yang selaras. Sedangkan apa yang terjadi di antara kita, apa bisa kamu jawab? Saranku sih, gak perlu lagi menutupi semuanya karena aku udah memegang k
duhku gini?" Ahmad meneguk habis air putih di samping
kaligus meremehkan. Dia mengembuskan napas panjang unt
mu gak bilang apa pun sama aku?" Pertanyaan Phoebe membuat Ahmad te
dan nada suaranya karena tidak ingin mengamuk di depan umum, apalagi ada beberapa pelayan di sini. Walaupun mereka sudah dilatih untuk bersikap pro
up umum untuk bisa digunakan sama sembarang orang? Ya, walaupun itu mungkin aja, sih." Phoebe berkata santai sambil mengedikkan bahu ketika mengingat kejadian kemarin, bisa saja dia me
i sebelumnya. Aku akui, hubungan di antara kita memang sangat abstrak dan gak pantas disebut dengan, cinta?! Tch, that's bullshit for us. Karena jika kamu benar-benar mencintaiku udah pasti kamu gak akan menghabiskan malammu dengan wanita murahan saat m
anda Breslin?! Kau yang ninggalin aku gitu aja. Saat itu aku kalut karena semuanya gak berjalan baik sampai aku mabuk, dan paginya aku ba
a ditemani oleh mereka, bahkan bisa aja sampai semalam pun kau masih bekerja keras di atas tubuh mereka. Aku gak peduli jika kau ingin berganti-ganti jalang, asalkan setelah aku mendapatkan apa yang kumau, yaitu ANAKKU, MILIKKU SEORANG! Saat kau bersamaku, aku harus memastikan bahwa kau tetap
Phoebe. Dia menggebrak meja, lalu berdiri untuk meluapkan a
ada Alex yang berdiri di sana untuk menjadi tamengnya. Semua yang ada di ruangan itu terperanjat, tapi Phoebe hanya fokus melihat ekspresi Ahmad yang seketika bergeming dengan wajah pucat pasi. Berhasil lagi! Se
nya dengan tata
ebih menderita sekaligus menyedihkan daripada sekarang!" ge
zernya, tapi ia segera menghentikan niatnya saat melihat sosok yang ditunjuk Phoebe sedang berjalan mendekat dengan ta
sangat lelah karena selalu saja berurusan dengan jenis manusia yang sama. Ia masih memejamkan kedua matanya saat mendengar langkah kaki seseorang mende
✧
o
dari sapi/babi yang diberi saus, bubuk kari, b
ik/Wanita cantikku d
an dalam bah
usan berpotongan mengik
sebutan sahabat akrab yang saling memahami, bahkan tak sungkan
s artinya itu omong k
artinya Sudahlah, jang