icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
RAHASIA DI BALIK KEBAHAGIAAN

RAHASIA DI BALIK KEBAHAGIAAN

Penulis: ELESER
icon

Bab 1 Kebahagiaan yang Tertutup Kabut

Jumlah Kata:1302    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

n roti panggang. Arya duduk di meja makan, tersenyum sambil membaca koran atau mengecek berita dari ponselnya. Pagi merek

ngat perhatian, kini sering tampak larut dalam pikirannya sendiri. Dia sering pulang terlam

uhkan kopi seperti biasa, Ar

Pak Arya yang sibuk," Hana mencoba men

biasanya. Senyumnya terlihat samar, dan ia

," jawabnya singkat s

Tapi ia menahan diri, berusaha meyakinkan hatinya bahwa

rnya memberanikan diri bertanya. "Akhi

kembali fokus ke ponselnya. "Hanya kerjaan, Han.

Arya biasanya suka bercerita tentang pekerjaannya, detail kecil yang ia tak sabar untuk bagi pa

ikan pakaian Arya di lemari, ia melihat dasi yang belum pernah dilihatnya

diah dari seseorang?" pikirnya dalam hati.

a, Rina, di sebuah kafe dekat kantor Rina. Rina sudah meng

atnya. "Tapi aku merasa Arya berubah. Dia makin sering pulang telat, sering lihat

gkin kamu hanya terlalu khawatir, Han. Arya memang lagi sib

ini beda, Rin. Bukan cuma soal pulang telat. Dia jadi tertutup. Aku co

amu tahu, komunikasi itu kuncinya. Kalau kamu merasa ada yang nggak

an. "Mungkin aku te

um ada kabar dari Arya. Perasaannya mulai tidak menentu. Setelah dua jam berlalu, Arya ak

tanya Arya, menaruh

terasa getir. "Aku nunggu ka

undaknya. "Iya, tentu saja. Jangan

-kata Arya, bayang-bayang ketidakpastian terus menghantuinya. Di balik senyum mani

kiran negatif yang berseliweran di kepalanya. Namun, malam itu, ia tak bisa memejamkan mata. A

ya sesekali melempar senyum seadanya. Hana mencoba bersikap biasa, tapi kegelisahannya terus meningka

nikahan Rina. Kamu masih ingat, kan?" Hana

rsenyum tipis. "Oh, iya... iya, aku ing

bagus," jawab Hana sambil tersenyum. "Kita jarang pergi

kan antusiasme. Hana mengamati ekspresi suaminya yang tampak can

antik, Han," jawab Arya singkat seb

ati sarapan mereka. Setelah beberapa saat, Arya pamit untuk be

ujar Hana sambil tersen

tersenyum singkat. "Kamu j

a dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia ingin sekali percaya bahwa semua baik

: pekerjaan yang menumpuk, klien yang butuh perhatian ekstra, atau rapat yang harus dihadiri. Hana berusah

n ke segala arah. Ia akhirnya memutuskan untuk memeriksa ponsel Arya. Ini bukan kebiasaannya, tapi kali in

nama yang terus muncul-Mira. Hana tidak begitu mengenal Mira, t

sesuatu yang aneh dengan frekuensi pesan-pesan itu. Setiap kali ada pe

a mengunci ponsel Arya dan meletakkannya kembali di meja samping sofa.

ur?" tanyanya, suar

"Nggak apa-apa, tadi aku sulit tidur. Lagi kepiki

a curiga. "Jangan kebanyakan kopi, nanti susah ti

saan gelisah yang terus menghantui. Malam itu, ia te

Dia sudah tak sanggup menahan semua ini s

suara serak. "Aku nggak pernah curiga sama Arya sebelumnya, ta

ang salah dengan merasa seperti itu. Kadang, intuisi kita memang lebih peka. Tapi,

tahu yang sebenarnya, Rin. Aku lelah dengan perasaan ini. R

ahu, mungkin kamu bisa bicara langsung sama Arya. Tapi pilih wakt

uat di dalam hati. Di balik kebahagiaan yang selama ini ia pertahankan, kini muncul kabut ketidakpastian yang menyesakkan

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka