RAHASIA DI BALIK KEBAHAGIAAN
tanda-tanda aneh semakin sulit diabaikan. Arya semakin sering terlihat mengangkat telepon dengan wajah cemas, kadang
a bersandar santai langsung bangkit, meraih ponselnya dan melihat ke arah layar. Ekspresinya berubah, seolah
semakin kencang. Ia tak bisa menahan diri untuk mendeka
rumah," ujar Arya
kembali ke ruang tamu, ia tampak terkejut melihat Hana
hati-hati, berusaha menahan
w laporan untuk besok," jawab Arya sambil te
sesak. Apakah aku hanya berlebihan? pikirnya dalam hati. Namu
kerap kali langsung dikantongi, bahkan saat ia berada di kamar m
gal di atas meja bergetar, menampilkan notifikasi pesan singkat. Hana meli
isi ponsel suaminya, tapi rasa penasaran menguasai dirinya. Namun, sebelum ia sem
ggung sambil mengambil ponselnya dari meja, matan
t pesan yang baru masuk. "Iya, tadi aku mau p
, oke. Aku balik dulu ke kantor, ya. Mungkin malam ini lemb
ulai terdengar seperti alasan yang basi. Ia mencoba menyang
n, jawaban Arya selalu sama-ada proyek besar, atau deadline yang harus dikejar. Namun, s
i berbicara secara langsung, berha
ang itu ya?" tanyanya lembut, berusaha ag
ya beralih dari ponsel ke wajah H
cuma... aku cuma ingin tahu, Mas. Karena belakangan ini, kamu sering
khawatir, Sayang. Aku cuma ingin menyelesaikan pekerjaan ini se
tapi hatinya masih diliputi keraguan. Ia berhar
rya di ruang tamu sedang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Tiba-tiba Arya menyadari
seolah ingin mengalihkan perhatian. "Mau a
hampir selesai," jawab Hana samb
lah. Semua tanda-tanda ini seperti potongan puzzle y
yang terus mendera. Di benaknya, ada banyak pertanyaan yang berputar-putar tanpa jawaban. Apak
g telepon yang dirahasiakan, pesan yang dihapus, dan
terjadi. Namun, ia takut jika pertanyaannya malah memperburuk keadaan. Meski begitu, ia
ma ini ia anggap sempurna mulai berubah menjadi kabut yang penuh mist
am ia sulit tidur, dihantui oleh kecurigaan yang makin t
eberanian untuk berbicara lagi. Ia mencoba menyusun kata-kata, tetap
nya berkata, meski denga
ngangkat alis. "
belakangan ini kita jarang punya waktu bersama. Kamu serin
yang. Maaf ya. Mungkin belakangan ini memang terasa berat buat kamu. Tapi
un jauh di dalam hatinya,
gan sahabatnya, Rina. Rina adalah teman yang selalu ada untuknya, dan Hana
ana bertemu dengan Rina dan segera
kangan ini Arya sering banget sibuk, pulang malam, terus ponselnya selalu
mang benar-benar sibuk, Han. Tapi kalau kamu merasa ada yan
i cuma di kepala aku sendiri. Nggak mau rasanya jad
i itu. Perasaan seorang istri itu biasanya nggak pernah meleset, Hana.
amu benar. Aku cuma harus sabar dan coba me
yang lebih lembut, mengamati dengan sabar sambil tetap percaya pada Arya. T
iasanya, yang membuat Hana sedikit lega. Ia pun
tanya Hana sambil menghidang
aku bisa makan lagi kok, apalagi kalau bua
Ada lelah di matanya, tapi juga sesuatu yang lain. Sebuah keb
k-baik aja?" tanya Hana sambil m
lu tersenyum samar. "Kena
akin jarang punya waktu untuk bicara
banyak hal di kantor yang cukup bikin stres, mak
k tenang. Sekilas ia melihat ponsel Arya tergeletak di meja samping tempat tidur, lay
lain dari dirinya yang selama ini berusaha mengabaikan
dorongan kuat untuk mengetahui kebenaran mulai membanjiri hatinya. Ia membuka pesanapan kita bisa
ncerna apa yang baru saja ia lihat. Semua yang ia coba pertahankan se
. Apakah ini arti sebenarnya dari perubahan Arya selama ini? A
m yang seharusnya damai itu kini beru
ambu