icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ambil Nafasku Pergi

Bab 10 Upacara Penyerahan Hadiah

Jumlah Kata:2249    |    Dirilis Pada: 18/11/2021

osnya dan menunggu jawaban, namun tidak ada komentar apa

yang sebagian besarnya telah habis terbakar dan tinggal menyisakan puntungnya. Namun Kusuma belum menyadari, bahwa yang kini tersisa di tangannya hanyalah puntung rokok saja, perhatiannya masih tersita oleh

a berlari tetap konstan dan stabil. Wajah gadis itu memerah, semerah apel yang sudah matang. Terlihat sangat menggemaskan. Sebuah apel matang, yang ketika melihatnya akan menggoda orang

u sejak kapan bosnya itu berhenti menatap layar, ia pun segera berbalik dan mulai membacakan ulang laporan untuk bosnya. Bosnya pu

t sejak perlombaan dimulai, Dewi kembali memimpin perlombaan lari itu. Semua orang yang menonton perlombaan itu dapat melihat betapa Dewi mencurahkan segala upayanya dal

erteriak menyampaikan dukungannya kepada Dewi. Bahkan para siswa yang tidak dapat melihat perlombaan dengan jelas dari kejauhan, juga turut bersorak mendengar bahwa Dewi kembali memimpin dalam perlombaan. Dukungan da

aris finis. Tiba-tiba, seruan karena keterkejutan muncul dari kerumunan penonton. Di te

rani dan Kristina akhirnya menarik diri dari perlombaan itu. Yang tersisa dari teman-temannya hanya Dimas, yang saat ini berada di posisi ke

dari Dimas -- namun setiap langkah yang diambil Dewi akan membuatnya semakin jauh. Dewi pun kemudian

Dewi, maka mantan peraih medali perak berhasil m

... jangan... kembali untukku..." Namun, sebelum ia mampu mengucapkannya dengan lebih jelas dan menambahkan kata-katanya, Dewi te

ngembalikan kesadarannya. Dewi kembali untuknya, dengan mempertaruhkan kemenangan yang sudah hampir pasti ada di tangannya, maka

sebelumnya. Begitu dia berdiri, rasa sakit yang berdenyut di kakinya membuatnya h

cedera." Dimas menggelengkan kepala, merasa kecewa dan kalah dengan dirinya sendiri. "Aku...

rusaha menyalakan semangatnya lagi. "Dokter, ini hanyalah beber

untuknya ketika ia mendapatkan masalah dengan para guru. Namun kali ini sebaliknya, Dimas lah yang saat

n mulai berusaha untuk berlari kembali. Kini kakinya tidak terasa terlalu menyaki

eh para penonton yang hadir di arena lomba, mereka pun b

nnya. "Dewi, aku mencintaimu!" Teriakan itu menimbulkan reaksi geli dan tawa di antara penonton yang

namun pasti berhasil mengejar beberapa pelari yang ada di depannya. Akhirnya, setelah k

lesaikan lomba menorehkan kesan mendalam di hati para penonton. Karena keputusan yang telah diambilnya it

. Meskipun tidak diperlihatkannya secara jelas, namun apa yang telah d

atlet itu, mereka pun mengangkatnya dan melemparkannya ke udara untuk kemudian mereka tangkap lagi. Hal itu ter

itu, ' pikirnya kesal. 'Merayu para pria sesuka

an menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan perasaan le

a jam lagi, termasuk penyerahan hadiah bagi para pemenangnya. Dan yang lebih penting,

inya dari keterkejutannya. Kusuma?' berpikir tentang hal itu membangkitkan kemarahannya. 'Sial! Kenapa pria itu muncu

gan misterius. Kemana pun kamu pergi, seolah-olah dia juga selalu ada di tempat itu!" Dewi menghela nafas. 'Hubungan misterius?' Dewi tak dapat menjelaskannya, se

dak usah khawatir, aku tidak akan bentrok dengannya di upacara itu," Dewi meyakinkan Kirani. "Hanya saja... siapa sangka, dia yang akan mengalungkan medali di upacara nanti?" Menghembuskan napas seakan menyesal

ya, Dewi. Aku merasa iri kepada dirimu. Betapa beruntungnya dirimu, bisa berulang kali bertemu dengan Tuan Hadi! Ia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya. Ia memiliki hampir segalanya. Pertemuanmu dengannya seakan takdir." Mengatakan itu semua, ekspresi seolah sedang bermimpi muncul di wajah Kristina, dan kemudian ekspresi itu menghilan

r belakangnya lebih

usaha mengusir pemikiran itu dari benaknya. Tak ada yang berani main

t tampan. Aku tidak mengerti, bagaimana bisa kau tidak tertarik padanya." Ia kemudian memiringkan kepalanya, d

itu selalu saja membuatnya merasa sangat kesal. Kenapa? Karena setiap kali mereka bertemu, pria itu akan sembarangan bicara, dan sarkasme yang dilontarkannya kemudian, berhasil membuatnya merasa sangat tersinggung. Dan sebagai tambahan, apa perlunya membuat keributan hanya karena sebua

gkah yang salah satu sama lain. Namun, keduanya memiliki ego yang ter

melakukan pekerjaan di suatu tempat? Bukankah ia seorang CEO dari sebuah grup perusahaan multinasional? Bukankah seharusnya ia memiliki banyak hal penting terkait bisnis perusahaannya yang harus ia pe

eka yang mensponsori kostum, sepatu kets, dan juga hadiahnya. Sebagai CEO dar

," tambah Kristina. "Bukan hal yang mengejutkan untuk melihat Grup Hadi hadir di acara maraton." Mendengar itu dari t

g sama. Bagaimanapun juga, ia adalah bujangan terkaya di Kota Yoya. Hanya Dewi saja yang tampaknya tida

nggung posisi ketiga. Ketika banyak orang yang hadir mulai berte

hitam baru, pria itu naik ke atas pang

ya yang elegan, Kusuma terlihat lebih tampan dan gagah dari biasanya. Setiap wanita lajang di bawah panggung terus berteriak karena terpesona dan

an sosok Kusuma akan tetap terlihat sempurna di mata Dewi. Susah diraih, g

acara mengumumkan dengan suara yang bergetar, karena kegembiraan dapat berada begitu dekat dengannya, "yang membuat kita merasa sangat beruntung bah

pingi oleh sang pembawa acara. Wajah Kusuma tetap cuek, seolah-olah ia belum pernah bertemu Dewi sebelumnya. Ketika Kusuma telah berdiri di depannya, Dewi mengangkat kepalanya u

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengakhiri Sebuah Pernikahan2 Bab 2 Kusuma yang Sulit dipahami3 Bab 3 Profesor Keras Kepala4 Bab 4 Olga Malik5 Bab 5 Rencana Besar6 Bab 6 Menurutmu Kamu Ini Siapa 7 Bab 7 Aku Tak Ingin Menjadi Nyonya Hadi8 Bab 8 Aku Akan Kembali9 Bab 9 Tiga Pilihan10 Bab 10 Upacara Penyerahan Hadiah11 Bab 11 Kusuma Hadi, Aku Mencintaimu12 Bab 12 Seluruh Dunia Tahu13 Bab 13 Rektor yang Baik Hati14 Bab 14 Kamu Terlihat Seperti Perempuan!15 Bab 15 Berpura-pura Menjadi Murni16 Bab 16 Anggur17 Bab 17 Umpankan Dia Kepada Ikan Hiu18 Bab 18 Lutut19 Bab 19 Ke New York20 Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan21 Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi22 Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya23 Bab 23 Pindah Rumah24 Bab 24 Diantar Ke Universitas25 Bab 25 Bukan Seorang Pria26 Bab 26 Kakak27 Bab 27 Markas Besar Grup Hadi28 Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya29 Bab 29 Hangus30 Bab 30 Kado untuk Kusuma31 Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku32 Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini 33 Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu34 Bab 34 Sebuah Pertarungan35 Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya36 Bab 36 Jiwa Pemberontak37 Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen38 Bab 38 Sayangku39 Bab 39 Hukuman40 Bab 40 Di Kuburan41 Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah42 Bab 42 Dia Sangat Tampan43 Bab 43 Aku adalah Suamimu44 Bab 44 Kelas Menari45 Bab 45 Kelas Bahasa Inggris46 Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris47 Bab 47 Kamu Menang48 Bab 48 Kembali Dari Singapura49 Bab 49 Sakit Kepala50 Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap51 Bab 51 Tidak Tahu Malu52 Bab 52 Pencium yang Baik53 Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku54 Bab 54 Sebuah Konfik55 Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar56 Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf57 Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang58 Bab 58 Seorang Pria Yang Picik59 Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria 60 Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!61 Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP62 Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun63 Bab 63 Lepaskan Sepatumu64 Bab 64 Aku Sudah Menikah65 Bab 65 Tertangkap Basah66 Bab 66 Tenangkan Suamimu67 Bab 67 Di Bioskop68 Bab 68 Hati yang Patah69 Bab 69 Datang Untuknya70 Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini71 Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel72 Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi 73 Bab 73 Menikahi Galila74 Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun75 Bab 75 Ini Istriku76 Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan77 Bab 77 Pertengkaran78 Bab 78 Hadiah79 Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian80 Bab 80 Tiga Syarat81 Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki82 Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya83 Bab 83 Tamparan84 Bab 84 Maafkan Aku85 Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah86 Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri87 Bab 87 Terluka88 Bab 88 Jatuh Cinta89 Bab 89 Rayuan90 Bab 90 Di Rumah Sakit91 Bab 91 Hati-hati92 Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu93 Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan94 Bab 94 Ayo Pulang95 Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli96 Bab 96 Beraninya Kamu97 Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri98 Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf 99 Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu100 Bab 100 Istriku yang Keras Kepala