Ambil Nafasku Pergi
ihat kosmetik yang dipamerkan sambil bergandengan tangan. Sementara, di belakang mereka, dua pria, Jaya dan Dimas,
a bisa kalian semua belum merasa lelah? Kalian semua tidak terlihat begitu kuat ketika kita lari jarak j
agaimana bisa kamu mengatakan itu semua? Kamu kan tinggi dan kuat!" Kata Kristina
h toko yang ada di depan mereka. "itu
irnya aku terselamatkan!
rani tersenyum dan kemudian berkata, "
iinginkannya, Jaya kemudian menjawab dengan gembira
apa restoran mewah dan ternama di lantai limanya, di antaranya adalah salah satu resto
Memberikan jeda pada kalimatnya, Kirani kemudian menatap ta
Anda inginkan, akan ada juru masak profesional yang memasaknya untuk Anda. Anda dapat menyaksikan bagaimana juru masak mempersiapkan hidangan ya
zat yang disajikan di lantai lima Gedung Alioth. Akan tetapi, dengan pelayanan dan kemewahan yang ditawarkan,
galkan tubuhnya. Bak kehilangan impiannya, ia menjadi sedikit linglung dan mengulang-
l yang lucu. Sambil menepuk bahu Jaya, Dewi menunjuk ke sebuah sofa dan memberinya sebuah saran, "Kenapa kamu
k yang menarik baginya, ia pun menghampiri Dewi dengan senyum ramah dan berkata padanya, "Nona, set lipstik yang Anda pegang adalah salah satu yang paling
gan ekspresi tak percaya. "Tin
ng untuk mengetahui berapa harganya. Harganya 26 juta rupiah. Meng
dan tampak tengah berpikir. Ia kemudian berkomentar dengan lantang. "Hei, Tomboi! Kenapa ragu?! Kamu bahkan mengendarai mobil bernilai milia
Tak peduli seberapa mahal mobil yang dikendarainya setiap hari, tak ada kaitannya sama sekali dengan Dewi. Semu
a orang menoleh, dan karenany
, Dewi melakukan hal yang sama dengan yang orang lain lakukan. Ia menoleh ke arah di
jas hitam yang menonjolkan bentuk tubuhnya yang gagah. Sepatu kulit berwarna
dalam dan tajam sehingga tidak ada
g ada di situ tak lain adalah Kusuma, suami Dewi. Atau mungkin lebih tepat disebut mantan suami dalam beberapa hari kedepan. Dan yang sedang berdiri di samping
wanita. Karena itu, hal ini mengundang banyak pertanyaan bagi banyak orang, terutama bagi Dewi. 'Ia
a. Dengan jantung yang berdebar kencang karena keterkejutan, Dewi menundukkan kepala
putus asa di dalam hatinya, 'Jangan sampai dia
dalam pikiran Dewi, ia pun membuka matan
, Dewi kemudian menoleh kepada temannya, Kirani. "Hei, Ki
gnya dengan keras dan berteriak dengan girang, "Dewi! Ini pasti takdir! Kamu bertemu dengan Tuan Hadi lagi!
a dan turut bertanya kepada Dewi. "De
hu dia siapa? !' Dewi men
mendatanginya. "Apakah menurutmu Tua
uk menanyakan hal itu? !' Dewi hanya memb
a melihat Kusuma, Dewi pun berusaha menarik perh
orang wanita memotong, "Aku pikir pertanyaannya bukanlah apakah kamu sebaiknya
suara itu adalah milik wanita di samping Kusuma. 'Apa aku men
ia bahkan berb
unya dicat dengan warna cokelat. Melepaskan pegangannya dari lengan Kusuma, ia menghampiri Dewi dan menyambar set lipstik dari tangannya, dan ke
menoleh ke Dewi dan kemudian mengamati
r di bibir Olga keti
encuri pandang kepadanya? Memang wanita ini cantik, tapi jelas dia bukan tand
an kata-katanya dengan cepat. "Ya tentu saja. Kamu memang mengenakan baju dari desainer dari ujung kepala sampai ujung kaki, tapi kemudian apa masalahnya? Apa lagi yang kamu punya?" Melakukan hal yang
dengan sangat marah. "Orang miskin sepertimu tidak boleh menginjakkan kaki di mal ini! Maksudku, lihat
pa yang memberikan kamu hak untuk mengatakan itu semua, hmm?" Dengan berani Dewi terus menghampiri wanita ber
r!" Akan tetapi, ucapan Dewi saat itu tak hanya menyinggung Olga, tapi juga secara tidak langsung menyinggung Kusuma. Apa alasannya? Karena gaun yang saat ini dikenakan oleh Olga adalah pilihan Kusuma. Ketika Kusuma dan Olga berbe
jelek, akan tetapi tidak cocok denga
ang dibuat untuk dikenakan oleh wanita yang
memiliki lekukan. Gaun bodycon yang dikenakannya semakin menonjolka
ri di Keluarga Malik, dan semua orang memperlakukannya dengan sangat hormat. Jadi sa
an suara paling menyedihkan yang ia miliki, ia pun merengek, "Tuan Hadi! Apa kamu mendengar penghinaan yang dikatakan wan