JALAN PULANG
temboknya mulai mengelupas, jendela-jendela kayunya retak, dan halaman depan dipenuhi rumput liar yang tumbuh tak teratur. Angin sore bertiup pelan
sa lalu. Pintu kayu tua itu berderit saat ia mendorongnya terbuka. Begitu ia masuk, bau lembap yan
mari tua yang penuh dengan kenangan. Karina berjalan ke arah lemari itu dan membukanya. Di dalamnya, masih ada beberapa barang yang dulu sering
lemari. Itu adalah foto keluarganya-foto terakhir mereka bersama s
melihat foto itu. Dulu, keluarga mereka tampak bahagia, tetapi
dihadapinya di rumah ini. Ketika ayahnya kehilangan pekerjaannya, masalah keuangan menghantam keluarga mereka. Ibunya seri
i di dalam hatinya, Karina tahu ibunya sangat menderita. Ia ingat malam-malam ketika ibunya duduk di samping tempat
sepatah kata pun. Kehidupan Karina dan ibunya berubah drastis. Mereka harus berjuang untuk bertaha
enaga untuk tetap bersekolah dan m
kolah. Mereka tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumahnya. Semua orang mengira ia gadis yang
lit?" bisik Karina pada dirinya
tumbuk pada sebuah kotak kayu keci
i kotak itu. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum membukanya. Di dalamnya, ada beberapa benda kecil yang pernah
osi. Surat itu berisi permintaan maaf, ungkapan kesedihan, dan penyesalan karena tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik. Ayahnya berbicara tentang tekanan yangselalu menyimpan kemarahan dan rasa sakit terhadap ayahnya yang meninggalkannya dan ibunya, tetapi kini, membaca surat ini, Karina merasa ada sedikit ke
pahit, juga menjadi tempat di mana ia dibentuk menjadi pribadi yang kuat seperti sekarang. Ia menyadari
ang. Karina menoleh dan melihat ibunya berdiri di ambang pintu, mat
m kecil terbentuk di waj
emuanya lagi," jawab Karina dengan su
ng Karina. Mereka berdua terdiam, membiarka
t di mana kita semua akan bahagia," kata ibunya dengan suara
Bu. Mungkin rumah ini memang penuh dengan kenangan buruk, tapi aku juga ingat bagaimana ibu s
g. "Kamu kuat, Karina. Ibu selalu bangga padamu. Apa pun yang terjad
di hatinya. Meskipun banyak kenangan pahit di tempat ini, ia tahu bahwa semua itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Rumah
am tangan ibunya erat-erat, "aku su
gan yang mengisi ruangan terasa berat, tetapi juga menenangkan. Karina menggenggam surat d
a Karina pelan, suaranya terdengar berat. "Kenapa dia pergi tanpa pe
sebelum menjawab. "Ayahmu... di
ubi. Kehilangan pekerjaannya membuat dia merasa gagal sebagai suami
nuhi dengan pertanyaan yang sudah ia simpan selama bertahun-tahun. "
aginya, tugasnya adalah menjadi pilar keluarga. Ketika dia tidak bisa melakukan itu, dia merasa tidak ada gunany
ku tidak pernah bisa mengerti keputusan itu. Dia m
ita cintai bisa membuat keputusan yang melukai kita. Tapi percayalah, dia mencintai kita. Dia hanya tidak tahu cara
, aku mencoba menekan perasaan ini, tapi kenyataannya, aku selalu merasa kehilangan.
ramu bersikap sejak kecil. Kamu selalu berusaha kuat, berusaha untuk tidak terlihat lemah di dep
nya. Untuk pertama kalinya sejak ia tiba, ia merasa bisa mele
semua ini terjadi, Ibu tidak pernah berhenti mencintai ayahmu. Dan Ibu tidak pernah menyes
, dan rasa syukur yang mendalam. "Aku tidak tahu harus berkata apa, Bu. Aku selalu mera
lah menjadi wanita yang kuat, dan Ibu bangga padamu. Tapi kamu juga harus mengizinkan dirimu untuk lemah
ama ini ia pendam, rasa marah, kecewa, dan kehilangan, tumpah di sana. Di dalam rumah usang ini, di mana s
enatap ruangan itu lagi, kali ini dengan perasaan yang berbeda-perasaan yang lebih
. "Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita memilih untuk melihatnya sekarang.
etuju. "Aku rasa... mungkin sudah sa
lembut. "Dan itu adalah langkah pert
at-saat tersulit. Di rumah yang penuh dengan kenangan luka, Karina mulai merasakan bahwa ada ruang untuk memulai
ih ringan. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, memberikan cahaya hangat pada rumah yang ditinggalkan, seol
ambu