JALAN PULANG
mengingatkannya pada masa-masa kecilnya. Kembali ke kampung halaman ini telah mengguncang begitu banyak hal dalam hidu
asih membawa jejak dari gadis remaja yang dulu selalu merasa terjebak di rumah ini. Bayangan ayahny
ng tidak pernah ia ungkapkan, baik pa
dan ayahnya. Sebagai remaja, ia selalu merasa ayahnya terlalu keras, terlalu dingin. Setiap percakapan selalu berakhir dengan perdebatan, hingga pada akhirnya,
tangi bersama ayahnya ketika ia masih kecil. Taman ini sekarang tampak berbeda, leb
tua yang masih ada, membiarkan p
erdengar. "Kenapa kita selalu bertengkar? Kenapa
na ayahnya sering diam, menatap kosong ke arah meja makan, sementara ibunya mencoba menyembunyikan kekhawatiran di matanya. Karina kecil, yang saat itu
a kamu pergi sebelum kita bisa memperbaiki semuanya. Kamu meninggalkan aku dan Ibu, dan kami harus
i, merasakan dinginnya udara pagi yang menusuk kulitnya. Meskipun b
kehilangan kesempatan untuk berdamai den
pikirannya, suara lembut
hnya. Karina tersenyum samar, mengusap air mata yan
atang ke sini, terutama setelah ayahmu meninggal. Ini tempat di m
yang nyaris tak terdengar, "Apa yang sebenarnya ter
ang penuh tekanan. Kehidupan yang keras, tanggung jawab sebagai kepala keluarga, semua itu membua
ku merasa... tidak pernah cukup untukn
ga padamu. Setiap kali kamu melakukan sesuatu yang baik, meskipun dia tidak mengatakannya, aku tahu dia bang
"Aku tidak pernah merasa begitu. Aku hanya mera
ahmu, Karina. Ayahmu tidak pernah bermaksud membuatmu merasa sep
menahan perasaan yang bercampur aduk. "
idak selalu mendapatkan jawaban untuk semua pertanyaan kita. Tapi apa yang bisa kita lakukan adalah mem
lah proses yang harus ia lalui, meskipun tidak mudah. Hubungannya dengan ayahnya mungk
a penuh emosi. "Aku tidak tahu apakah aku suda
kebanggaan. "Itu sudah cukup, sayan
tu banyak kenangan tercipta, ia merasa bahwa ia bisa mulai melepaskan beban yang selama in
cil itu. Keheningan yang nyaman, meski penuh dengan kenangan. Setelah percakapan yang
suaranya pelan. "Apa Ibu pernah
ng sebelum menjawab. "Tidak, sayang. Meskipun hidup kami tid
matanya penuh keraguan. Dia selalu melihat hubungan kedua orang tuanya se
t, Karina. Dan aku tahu, dengan ayahmu, kami sering kali tidak sepaham. Tapi cinta itu bukan tentang tidak pernah bertengkar atau
u selalu berpikir kalau Ayah tidak mencintai kita
ndiri untuk menunjukkan cinta, Karina. Ayahmu bukan orang yang pandai bicara, tapi dia
"Aku hanya berharap bisa memahami semua itu leb
padamu, sayang," jawab ibunya pelan. "Tap
kedamaian meski hatinya masih penuh luka. "Apa menurut Ibu aku
mu, Karina. Berdamai dengan masa lalu bukan berarti melupakan. Itu berarti menerima bahw
. Ia tahu, untuk bisa maju, ia harus bisa menerima masa lalunya-baik cinta pertam
i tegas. "Aku ingin memaafkan Ayah, dan mungkin juga Arman. Tapi
a seperti ketika ia masih kecil. "Ibu tahu kamu bisa
. Di tengah luka yang terpendam dan kenangan masa lalu yang sulit, Karina
ambu