icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ada Cinta di Meja Hijau

Bab 4 Tim Baru

Jumlah Kata:1110    |    Dirilis Pada: 20/07/2024

sudah siap menerima omelan atau hinaan lanjutan, tapi tak disangka, Adrian langs

lega, bahunya yang

"Maaf mbak,... apa yang sudah mbak lakuk

Yah, begitulah... Kemarin saya tidak sengaja menabrakn

tnya, terkejut. "Mbak... mbak itu suda

" tanya Ani

gan memecat pegawai yang menurutnya melakukan kesalahan sekecil apapun. Dan mbak... mbak sudah membuat jasnya kotor, dia itu san

Dia berusaha tertawa, tapi tawanya terdengar hambar. "Ah,

ah mbak, ini baru permulaan. Mbak har

anto keluar. "Ah, Anita! Akhirnya kau

kirannya berkecamuk. Apakah dia baru saja melompat ke sarang singa? Bagaimana

ai sejauh ini. Aku tidak akan menyerah begitu saja."Dengan kepala tegak, An

lepas dari wajahnya. "Nah, Anita, di sini kamu akan ber

apa meja kerja. Tiga orang sudah berada d

anggota baru tim kita," Pak Yant

di ruangan itu men

"Saya Toni, pengacara senior di sini. Saya sudah 35 tahun mengabdi di Hartono Firm

yang kuat dan berwibawa."Terima kasih, Pak,"

longgar menyapa dengan ceria. "Gue Doni, pengacara junior juga. ! Akhirnya ada

dikit terkejut dengan kera

maju. "Dewi," ujarnya singkat namun dengan senyum ramah. "

rasa lega dengan sambutan

n membantumu beradaptasi di sini. Saya harus kembali ke ruangan saya. Kalau a

si untuk Anita. "Ayo, duduk sini! Ceritakan dong t

kit lebih rileks. "Ah, i

waktu kok," sahut Doni a

k, tapi matanya mema

Biarkan Anita menyesuaikan diri

a, dia merasa sedikit lega. Mungkin bekerja d

Anita. Kita bicarakan pekerjaanmu di sini,"

a berbinar penuh semangat. Pak To

Kau akan melakukan riset hukum, menyiapkan dokumen, dan kadang menghadiri sidang peng

seksama, sesekali mengan

us, tak peduli seberapa kecil, harus ditangani dengan serius. Kau juga harus

tiba-tiba seorang wanita cantik dan modis melangkah masuk

aru?" tanyanya dengan n

Dara. Ini Anita, pengacara

rukir di bibirnya. "Hmm... menarik. Tapi, Pak Toni, apa yakin dia bisa jadi pe

nya memanas, tapi dia

Hei, Dara. Nggak usah ngurusin tim kita deh. Urus aja tim lo se

i. "Wow, santai dong. Aku cuma memberi saran. Yah, semoga berun

an diri. Dia tahu ini tidak akan mudah,

dipikirkan, Anita. Yang penting adalah ke

am hati, dia berjanji akan menunjukkan pada semua orang, teru

an di Hartono Firm. Anita mendengarkan dengan seks

kurang jelas?" tanya Pak Toni

sudah cukup jelas, Pak. Ter

mendekat dan berbisik, "Um, Pak T

gangguk, "Te

ta ragu-ragu. "Kenapa sikap

dan berbisik, "Adrian itu... punya masa lalu yang

interupsi mereka. Adrian melangkah

an nada tegas. "Saya perlu

a, tatapannya dingin. "Kau,

cang. Apa yang Adrian inginkan darinya?

an pikiran-pikiran buruk yang bermunculan di kepalanya. Apakah karir

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Wanita Gendut2 Bab 2 Diterima3 Bab 3 Keluarga Cemara4 Bab 4 Tim Baru5 Bab 5 Kejutan yang tak terduga6 Bab 6 Kesalahan yang sama7 Bab 7 Pelayan kopi8 Bab 8 Hari yang melelahkan9 Bab 9 Rindu yang terobati10 Bab 10 Tunangan11 Bab 11 Lapis Legit12 Bab 12 Membalas penghinaan13 Bab 13 Kasus Rumit14 Bab 14 Hinaan Thomas15 Bab 15 Kronologi Kejadian16 Bab 16 Permintaan Thomas17 Bab 17 Kasus pertama18 Bab 18 Perdebatan19 Bab 19 kehangatan keluarga20 Bab 20 Sarapan bersama21 Bab 21 Bertemu Clara22 Bab 22 Ketegangan di Balik Pintu Tertutup23 Bab 23 b24 Bab 24 Rahasia yang terbongkar25 Bab 25 Skandal dan Ambisi26 Bab 26 Misi rahasia27 Bab 27 Aksi dan Tawa di Tengah Misi28 Bab 28 Intrik di Balik Meja Kerja29 Bab 29 Konfrontasi yang tak terduga30 Bab 30 Antara Karier dan Harga Diri31 Bab 31 Persidangan di hari pertama32 Bab 32 Kejutan di Ruang Sidang33 Bab 33 Kesaksian Clara34 Bab 34 Konflik Pribadi yang Terungkap35 Bab 35 Titik balik di ruang sidang36 Bab 36 Sidang Putusan37 Bab 37 Mengahadapi badai dengan tenang38 Bab 38 Misteri Pengkhianatan Terungkap39 Bab 39 Ketika kebenaran terungkap40 Bab 40 Bayang-Bayang Pengkhianatan41 Bab 41 Perjuangan Melawan Penghinaan42 Bab 42 Ketika Anita Melawan43 Bab 43 Di Balik Pujian dan Air Mata44 Bab 44 Di balik kesetian yang dikhianati45 Bab 45 Kasus baru46 Bab 46 di batas kesabaran47 Bab 47 Dendam dan Kecemburuan48 Bab 48 Konspirasi di balik meja kerja49 Bab 49 Jejak transaksi50 Bab 50 Dua sisi kepercayaan51 Bab 51 Antara Sahabat dan Kewajiban52 Bab 52 Konspirasi di TECHVision53 Bab 53 Ancaman Tak Terlihat54 Bab 54 Pertaruhan Terakhir