icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ada Cinta di Meja Hijau

Bab 8 Hari yang melelahkan

Jumlah Kata:995    |    Dirilis Pada: 24/07/2024

r, membuat isinya tumpah sedikit ke meja. Dia

a Adrian, suaranya penuh amarah. "Siapa ya

alahannya. "Ma-maaf, Pak. Saya tida

ya kau pikir aku mau menyiksa diri denga

lu. "Maafkan saya, Pak. Saya akan s

udah cukup kekacauan yang kau buat hari i

situasi yang menyesakkan ini. Namun sebelum d

astikan kau tahu persis apa yang aku mau. Ak

t tanpa menoleh. "Ya,

dinding, mencoba menenangkan diri. Dia merasa begitu bodoh dan tidak

ung menyambutnya dengan wajah cemas

terjadi dengan suara lirih. Doni dan

a. "Si Adrian memang terkenal perfeksionis

abar aja, Nit. Anggap aja ini cobaa

h. "Makasih, guys. A

a merasa kesal dengan sikap Adrian yang berlebihan. Tapi di sisi lain,

inya sendiri. 'Aku akan tunjukkan pada Adrian kal

disambut oleh senyum hangat ibunya yan

itu, Nita?" tanya Ibu, menghent

lu duduk di kursi makan. "Aduh B

, "Memangnya ada apa

akhirnya dihukum menjadi pembuat kopi. "Bayangkan saja Bu, aku disuru

ga hari pertama. Besok pasti lebih baik. Yang penting

, Dika, adiknya yang baru pulang l

ta dari atas ke bawah. "Lho, kok mukanya kusut kaya baju belum pernah

"Enak aja! Ini

baru muat lagi," Dika nyengir, ma

ot, tangannya refle

at. Soalnya kata guru Biologi aku, gaj

k, pura-pura mau mele

kalau aku benjol, siapa yang

lu diet?" Anita bertany

rlu ganti baju aja. Soalnya kalau pake baju itu, mb

tidak tahan dan mengejar Dika

bisa geleng-geleng kepala. "Aduh, kalian ini.

kayak Shrek sama Fiona, sebelum Fiona ja

a senyum di wajahnya. "Awas ya, nanti aku

di kebun binatang tempat mbak

tawa juga. "Dasar! Mulutmu itu

sa semua. Emangnya mbak mau

sudah. Daripada debat terus, mend

nita cuma bisa geleng-geleng kepala, tapi

gangkat mood Anita. Setidaknya di rumah, dia punya keluarga yang selalu

hnya. Pikirannya terus melayang ke kejadian tadi siang, dimana Anita sukses membuat harinya berantakan. Mula

. Adrian bertekad akan membuat Anita tidak betah kerja di firma Hartono. Sayangnya,

l memejamkan mata, membiarkan aroma lavender d

uara bel pintu apartemen berbunyi dengan keras, menyadarkan Adrian d

begini?" gerutunya samb

ubuhnya, Adrian berjalan menuju pintu depan. Tetesan air ma

et. Di hadapannya berdiri sesosok wanita yang

ucap Adria

tergerai dan gaun merah yang membalut tubuh

ucapnya dengan suara lembut namun p

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Wanita Gendut2 Bab 2 Diterima3 Bab 3 Keluarga Cemara4 Bab 4 Tim Baru5 Bab 5 Kejutan yang tak terduga6 Bab 6 Kesalahan yang sama7 Bab 7 Pelayan kopi8 Bab 8 Hari yang melelahkan9 Bab 9 Rindu yang terobati10 Bab 10 Tunangan11 Bab 11 Lapis Legit12 Bab 12 Membalas penghinaan13 Bab 13 Kasus Rumit14 Bab 14 Hinaan Thomas15 Bab 15 Kronologi Kejadian16 Bab 16 Permintaan Thomas17 Bab 17 Kasus pertama18 Bab 18 Perdebatan19 Bab 19 kehangatan keluarga20 Bab 20 Sarapan bersama21 Bab 21 Bertemu Clara22 Bab 22 Ketegangan di Balik Pintu Tertutup23 Bab 23 b24 Bab 24 Rahasia yang terbongkar25 Bab 25 Skandal dan Ambisi26 Bab 26 Misi rahasia27 Bab 27 Aksi dan Tawa di Tengah Misi28 Bab 28 Intrik di Balik Meja Kerja29 Bab 29 Konfrontasi yang tak terduga30 Bab 30 Antara Karier dan Harga Diri31 Bab 31 Persidangan di hari pertama32 Bab 32 Kejutan di Ruang Sidang33 Bab 33 Kesaksian Clara34 Bab 34 Konflik Pribadi yang Terungkap35 Bab 35 Titik balik di ruang sidang36 Bab 36 Sidang Putusan37 Bab 37 Mengahadapi badai dengan tenang38 Bab 38 Misteri Pengkhianatan Terungkap39 Bab 39 Ketika kebenaran terungkap40 Bab 40 Bayang-Bayang Pengkhianatan41 Bab 41 Perjuangan Melawan Penghinaan42 Bab 42 Ketika Anita Melawan43 Bab 43 Di Balik Pujian dan Air Mata44 Bab 44 Di balik kesetian yang dikhianati45 Bab 45 Kasus baru46 Bab 46 di batas kesabaran47 Bab 47 Dendam dan Kecemburuan48 Bab 48 Konspirasi di balik meja kerja49 Bab 49 Jejak transaksi50 Bab 50 Dua sisi kepercayaan51 Bab 51 Antara Sahabat dan Kewajiban52 Bab 52 Konspirasi di TECHVision53 Bab 53 Ancaman Tak Terlihat54 Bab 54 Pertaruhan Terakhir55 Bab 55 Persidangan pak Sumarno56 Bab 56 Taktik di balik panggung57 Bab 57 Pertikaian di Tengah Kemenangan58 Bab 58 Ketegangan yang terus memanas59 Bab 59 Di balik pintu yang terbuka60 Bab 60 Bukan Sekadar Hukuman61 Bab 61 Di pecat62 Bab 62 Konflik tak berujung63 Bab 63 Masa Lalu yang Terkubu64 Bab 64 Flashback On65 Bab 65 Bayang bayang di hari bahagia66 Bab 66 Ketakutan di Ambang Janji Suci