Alisha: Wanita yang Kau Sia-siakan
cap buatannya. Dia membawa piring yang telah ia isi nasi, juga piring berisi lauk yang masih mengepulkan asap
aupun makan malam hangat penuh tawa. Rama terlalu sering pulang tengah malam dengan alasan jadwal shooting yang
pikirkan. Namun, kenyataan berhasil menamparnya. Rama bukannya tak bisa memberinya kabar, dia hanya tidak i
a sisa setengah. Mengenang luka hanya akan membuatnya menderita. Aka
Al
mbersihkan sisa makanannya, dan menyimpan lauk yang tersisa. Setelah mencuci dan menger
Dia lupa mengaktifkan nada dering, sehi
langsung menjawab panggilan Alisha. Setelah saling mengucap sala
, beb. Lo bisa langsun
linga Alisha. Sontak dia menjauhkan ponsel dari telinga
a,
dah bisa kerja? Langsung sor
y sitter, Beb. Kasihan anakn
dah, bahkan langsung bisa bekerja dua hari setelah pembicaraannya dengan Yaya. Namun, mengingat y
Ya. Sore
im alamatnya, ya?
i berdoa agar jalan yang ia tempu
.
a. Dia hanya perlu mencari rumah dengan nomor yang sama. Hingga, matanya menangkap sebuah rumah yang modelnya
seragam satpam rumah pada umumnya. Setelah Bapak itu membuka gerbang, Alisha langsung mele
Pak. Benar ini r
yang mau jadi b
apak itu maksud. Tak ingin bertindak kurang ajar, Alisha mengulum bibir untuk men
" Alisha sengaja mengubah penyebutan baby sitter. Ia tak ing
eng. Saya satpam di sini. Nama s
ka lewati sangat luas. Ada banyak pot yang berisi tumbuhan, entah bunga atau daun d
tuan bilang udah nemuin
g lain. Ia tak ingin kualat dengan orang yang lebih tua, tapi Alisha memang mudah tertawa.
unya ibu, eh sekarang di tinggal pulang kampung
mnya menahan tawa. Ia berharap, nanti Pak Parno akan berhenti menyeb
suk. Saya panggi
menggaruk kepala yang tertutup kerudung. Dia tak bisa masuk begitu saja walau sudah dipersil
ni. Ditunggu S
Rama juga mewah, tapi rumah satu ini jelas tak bisa dibandingkan. Alisha harus mendongak kalau ingin melihat atap karena sangat tinggi. Lampu gan
en
. Dia segera memasang senyum pada wanita y
ni. Neng, yang mau ja
u. Saya
saya kalo dipanggil bu," gurau B
aja. Tuan Damar sama non
njawab seadanya Samb
Neng,
fa yang empuk setelah Bi Suti duduk terlebih dahul
Suti menyipitkan mata, berusaha mengingat temp
membenarkan pengucapan asing yang keliru. Lagi pula, itu bukan hal yang w
a pulang kampung. Makanya tuan Damar sekarang sering pulang
ikut tertawa saa
berapa detik, seorang Pria tinggi muncul di ruang
iak anak kecil den
berdiri, dis
Non Nana, gimana tadi main
an. Anak perempuan itu mengerucutkan bibir lucu. "Playzone, Bi
agi, kan. Hehe, m
u pada Alisha yang berdiri dalam diam. "Itu siapa, B
stiker Non
sitter, Bi," ralatnya dengan pen
Merasa ini saat yang tepat, Alisha melangkah mend
amar kerja sebagai ba-pengasuh di sini."
e yang mau j
gkok, menyejajarkan tinggi dengan gadis cilik itu.
." Senyum mengembang
. Kayak
n, sedangkan tubuhnya ia ayun-ayunkan ke kanan dan ke kiri. Damar hanya