Alisha: Wanita yang Kau Sia-siakan
k pernah hilang dari ingatannya. Di malam saat Alisha terdiam di tepi ranjang dengan kedua lutut tertekuk, dia mencoba menghubungi Ram
pesan bahwa dia akan pulang karena jadwal suting diundur selama s
tara dinding-dinding yang mulai dingin. Kedua kakinya kembali bergetar.
anam paku tajam dan mampu mengoyaknya hingga ke dalam hati. Memunculkan rasa perih ya
ish
lan lalu. Alisha tak menyahut. Suaranya tertahan di tenggorokan. Saat telinganya bisa menangkap langkah ka
ish
isha sekarang membenci suara itu. Ingatan saat Rama membi
lang setelah lembur ker
hadapan Alisha. Dia mengenakan kaus polos dan celana hitam. Wajahnya t
inum," per
r. Ia menuangkan air dingin ke dalam gelas dan kembali ke hadapan suaminya itu. Sebelum meletak
a menghabiskan seisi gelas dalam beberapa tegukan. Saat hendak meletakkan kembali g
ngan tangan yang bergerak m
pati potretnya dan Rindi yang tercetak di lembaran itu. Foto itu jatuh dari jepi
foto yang tersisa dan membukanya, lalu merobek semuanya pun dia hanya diam. D
an ini,
rak gelisah. Tangannya menyisir rambut, lalu mengusaknya kasar di
wab
dalam. Dia mendongak, m
ya aku ya
i mana kamu dapat foto ini?" Telunjuk Ra
ana, Mas. Di
jambak rambutnya. Kepalanya penuh oleh kemungkinan buruk. Maka, dia memu
kuin ini, hah?" Rama kembali bert
at alkohol keluar dari mulut lelaki di depannya ini. Melihat
sha mengepal. "K
erah aku, nggak us
aminya itu tak menyentuh minuman keras lagi. Namun, kali ini berbeda. Ia merasa tak
ku, iya? Kamu mau a
san kamu, Mas. Ken
hannya begitu saja. Mungkin Rama akan meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Kalau pun tidak, setidaknya dia bisa me
a menunjuk foto yang sudah ter
Rasa panas merambat ke matanya. Hanya butuh satu kedipan dan cairan bening di
Mas? Aku ini kamu a
as meja. Dia menatap Alisha lurus
g cepat, kembali menatap Rama. Mulut Alisha terbuka, tapi tak satu pun kata bisa ia ungkapkan.
mu anggap aku sebagai istri yang perlu dihargai?" Air mata Alisha meng
kamu?" Rama berdiri. Terli
, Alisha berani mengangkat wajah. Dia membalas tatapan penuh
pernah pulang, nggak pernah kasih kabar. Kamu pun sering bentak-bentak aku. Ak
i sana. Mungkin Rama sedang merasa harga dirinya diren
bertahan dan setia sama perempuan kayak kamu?
tik, pintar, seksi. Sedangkan kamu? K
a lemas. Dia mundur perlahan dan jatuh terduduk di atas sofa
kan ucapannya. Dia menunduk, menan
. Dia menjambak rambut untuk menghilangkan pening akibat alkoho
a. Sebelum pergi ia menatap pundak Alisha yang bergetar lalu
ia menghapus air mata di wajahnya dan hanya
nopang tubuh. Pening di kepalanya semakin menjadi-jadi. Sudah lama dia tidak menegak minuman berba
as? Pernikahan kita ...
lam telinga Rama. Pria itu menggertak
ingin beg
gga bisa menatap punggung R
kayak gini, pernikahan kita
bangkit berdiri. Dia tertawa miris d
amu tunjukkin ke aku itu cuma topeng?" Alisha mendongak, menata
gomong apa." Ram
sha menarik nafas dalam. "Deti