icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Calon Istri Tuan Muda Dingin

Bab 3 Cucuku

Jumlah Kata:1150    |    Dirilis Pada: 20/05/2024

a wanita itu sambil menole

ang telinganya, dan hal itu membuatnya

duk di kursi. Dia membiarkan wanita itu membuat laporan karena

ng menyesal. Suaranya terdengar parau, kedua tanganny

ndainya bisa, kamu tidak

a suara Vana naik, tidak

gasihi wanita cantik yang kini wajahnya di penuhi

intu masuk. Sekitar tiga orang pria dengan setelan jas hitam serupa dengan wanita tadi

ergopoh, ekspresi wajahnya menggambarkan kekhawatiran. Vana bangu

iapa?" ta

eran. Wajah asing baginya, tidak mungkin dia mengenali wanita ini sekalipun wajahnya ter

kan mengambil alih rumah itu segera? Dibanding dengan para rentenir, dia lebih takut dengan orang k

menantu saya, Diana," ujar wanita tua it

sedikit jauh karena ulah para rentenir tadi. Hal itu membuat mertua dan menantu salin

ilakan duduk," katanya menaru

u tersenyum,

erdiri. Perhatiannya tertuju pada si ketua rentenir yang menatapnya dingin. Dia tahu, tanpa kata, tatapan itu adalah sebua

berdiri tepat di belakang nenek membalik setengah badan. Nenek memerintah

pengawal mengangguk mengiyakan a

ng masih diri di tempatnya. "Lihat saja. Aku tidak akan tinggal dia

atas apa yang terjadi sampai dia ragu untuk menatap sang ibu lagi, membuat rasa bersalah mendomi

u. Dahinya mengerut ketika mendapati sebuah benda yang tak asing menyembul keluar kemeja putih yan

p wanita pemilik rumah makan itu sambil

an mendengar kegaduhan, jadi kami memutuskan untuk membantu bila t

nuhi lebam itu berusaha tersenyum m

ujar sang ibu menari

, y

ana hanya tersenyum dan tetap pergi

tinya bergejolak, penuh oleh tanya soal bagaimana dia akan menerima. Gadis itu biasa, dan terlibat dengan kerusuhan s

adis itu, jika memang dia memiliki kalungnya, Ibu akan tetap membawanya sesuai permintaan mend

ra, sang ibu ingin memastikannya lebih dulu ba

tas meja, dan dengan ramah mempersilakan para tamu untuk minum. Dia juga mel

Vana. Meskipun tanpa senyuman, dia tahu gadis itu tulus. Meskipun terlihat cuek, ibu Fandra tahu Vana p

put memandangi leher Vana yang tampak rantai kalu

nya memperkenalkan Vana begitu

ntik," puji

ibu selalu membanggakannya, dan hal itu bisa dilihat dengan jel

nak itu saling tatapan, pun nenek menatapnya. Tapi menantunya itu diam, tetap

u .

anya menghabiskan harinya membantuku

a mengedar mengabsen setiap jengkal ruangan itu. Tampak sudah lama

natapnya lagi, heran dengan menantunya yang bertanya tidak seperti bi

b singkat walaupun

ng itu?" tanya wanita itu yang tidak lagi b

na juga kebingungan menatap sang ibu sekilas lalu beralih pada wani

g dia pakai. Dan betapa terkejutnya Ibu Fandra serta neneknya melihat bend

memastikan kalung itu adalah yang mereka cari. Mer

uku

idak paham dengan apa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Calon Pilihan Kakek2 Bab 2 Insiden 3 Bab 3 Cucuku 4 Bab 4 Saling Melengkapi 5 Bab 5 Kecelakaan 6 Bab 6 First and Second 7 Bab 7 Putri 8 Bab 8 Apa Artinya itu 9 Bab 9 Tuan Muda Arogan 10 Bab 10 Aturan 11 Bab 11 Oh, Manis Sekali12 Bab 12 Rencana Vana13 Bab 13 Mencari Kelemahan14 Bab 14 Pindah Kamar15 Bab 15 Kenangan16 Bab 16 Menjual Dirinya17 Bab 17 Reaksi Tak Terduga18 Bab 18 Kamar Baru19 Bab 19 Siksaan20 Bab 20 Pelukan dari Belakang21 Bab 21 Tak Biasa22 Bab 22 Julukan23 Bab 23 Menjadi Dirimu24 Bab 24 Pondok Kenangan25 Bab 25 Kenyamanan Dari Ruangan26 Bab 26 Nona Ahli Dapur27 Bab 27 Jadwal Dan Cerita28 Bab 28 Bermain Dansa29 Bab 29 Mendekap Rindu30 Bab 30 Cedera31 Bab 31 Apakah Artinya 32 Bab 32 Fandra Punya Kekasih 33 Bab 33 Tarikan Tak Kasat Mata34 Bab 34 Bernapaslah35 Bab 35 Sentuhan Sekilas36 Bab 36 Dari Fiona37 Bab 37 Tak Bisa Tidur38 Bab 38 Di Atasnya39 Bab 39 Lebih Dalam40 Bab 40 Kau Janji 41 Bab 41 Mencari Celah42 Bab 42 Bertemu Lagi43 Bab 43 Tatapan Rindu44 Bab 44 Tanggapan45 Bab 45 Mengamati Perubahan Ekspresi Vana46 Bab 46 Mencari Alamat47 Bab 47 Mengingatkan48 Bab 48 Siapa Aku 49 Bab 49 Kesan Dirinya50 Bab 50 Perjalanan51 Bab 51 Dia Adalah 52 Bab 52 Tarikan Alam53 Bab 53 Kejutan54 Bab 54 Terjebak Hujan55 Bab 55 Menyusup Ke Balik Kemeja56 Bab 56 Suasana, Tarikan Tak Kasat Mata, atau Hatinya 57 Bab 57 Akan Rindu58 Bab 58 Bisakah Kesempatan Itu Lebih Lama 59 Bab 59 Kebersamaan Singkat60 Bab 60 Keputusan Nenek61 Bab 61 Kehadiran Dalam Sunyi62 Bab 62 Percayalah Padanya63 Bab 63 Tengkuk Jenjang Yang Menggoda64 Bab 64 Jejakku65 Bab 65 Reuni66 Bab 66 Ketahuan67 Bab 67 Pengakuan Yang Disukai68 Bab 68 Pagi Yang Aneh69 Bab 69 Janji Apa 70 Bab 70 Kau Sudah Melihat ....71 Bab 71 Tergantung pada Keputusanmu72 Bab 72 Dansa 73 Bab 73 Pengakuan74 Bab 74 Kamu Bisa75 Bab 75 Semakin Dekat76 Bab 76 Publikasih Pengumuman77 Bab 77 Tertekan78 Bab 78 Jatuh Sakit79 Bab 79 Sesak Menahan Rindu tak Temu80 Bab 80 Jangan Dipendam81 Bab 81 Masih Mencintainya 82 Bab 82 Dengannya 83 Bab 83 Kenapa Dia ada di Sini 84 Bab 84 Dia, Berbeda85 Bab 85 Dari Masa Lalu atau Untuk Masa Depan86 Bab 86 Hanya Berusaha Untuk Memahami87 Bab 87 Sekasta 88 Bab 88 Apa yang Ingin Kau Tahu 89 Bab 89 Hanya Untuk Satu Hari90 Bab 90 Kartu Udangan91 Bab 91 Arah Impian92 Bab 92 Telepon Asing93 Bab 93 Kau Cemas 94 Bab 94 Jangan Sampai Terluka95 Bab 95 Nyonya, Nona Besar96 Bab 96 Dalam Damai97 Bab 97 Namun, Ada Apa