Calon Istri Tuan Muda Dingin
ak ada yang bisa mengubah keputusan wanita yang telah menjadi ratu di rumah itu bahka
," bisik Fiona, adik Fandra itu yang sejak tadi duduk
pa yang Fiona katakan. Dia kemudian mengedark
tana," guma
endahkannya atau maksud buruk lainnya. Entah mengapa, begitu dia melihat
?" tawar Fiona. D
lan
ak Vana," ujar Fiona semangat. Dia ba
kekeh. Mansion itu cukup luas, mustahil tidak ada yang menarik bagi ora
loteh banyak hal, mengenalkan ruang demi ruang yang mereka temui, salah
ika otaknya membayangkan bagaimana dia bertemu pria pem
ertanya. Tapi Vana me
auh dari sana. Fiona mengatakan kalau kamar miliknya sendiri ada di bawah, tepat di belakang yang menghada
e yang berkelas senada dengan dinding mansion yang putih bersih dengan paduan warna lain yang sepadan. Usai ruang santai itu, ternyata terd
atanya terkekeh, merasa lucu sendiri yang a
atasnya terdapat ruang untuk membaca, di bawahnya terdapat sofa ukuran kecil yang nyaman. Kaca jendela yang besar membu
an Kakek. Ketika banyak masalah, Beliau suka menyendiri di sana. Tapi sejak Kakek meningg
?" Vana menatap Fiona. Ta
k di sana. Dia pergi denga
tertarik dengan pria arogan seperti Fandra. Bibirnya bahkan berkedut,
rangi taman yang luasnya menyerupai lapangan golf, dengan berbagai tanaman, pohon, dan danau kecil. Tama
kan ruang lain," ujar F
hkan. Ada perasaan yang entah soal tempat kecil
ya berjalannya sungguh lucu. Vana menduga Fiona adalah tipe gadis feminim yang susah diatur. Dia juga memil
osong, terdapat sebuah tangga spiral yang menuju ruang bawah tanah
gsung ke taman lewat jalan sini," terangnya sam
pian juga di sana, furniture sederhana yang memikat. Tema tempat itu klasik dan cerah mengedepankan kaca besar yang mengh
gan gudang wine, serta minuman perment
a Vana karena melihat cangkir
tertuju pada c
k Fandra. Katakanlah, lantai dua adala
a tinggal di kamar yang berhadapan dengannya? Uh, Vana mendesah berat membayan
as berkeliling ruang baru itu. Taman yang luas dengan rumput hijau yang terawat. Vana berinisiatif untuk melep
menggerakan tangannya mengajak Fiona untuk turut serta bermain dengannya. Tentu sa
begitu bebas. Fiona juga membantu Vana beradaptasi dengan cepat di rumah itu. Padahal di dalam hati
uju kembali ke tempat semula tanpa memperha
u
an dan akhirnya jatuh terbaring di rumput hijau dengan posisi Vana di bawah, sosok itu di atasnya. Untunglah dua tangannya bertopang di sisi tubuh sehigga tubuhnya tak sepenuhn