icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Calon Istri Tuan Muda Dingin

Bab 2 Insiden

Jumlah Kata:1251    |    Dirilis Pada: 20/05/2024

rang! D

ng. Rumah yang tadinya rapi kini telah berserakan barang

dari pelupuk, menatap tajam pria yang memporak-porandakan seisi rumah makannya. Dia tak punya tenaga lagi u

tepat waktu maka aku tidak akan melakukan hal in

urusanku, tapi urusannya!" balas wanita ya

salahnya, tapi kenapa d

. Dia kembali berbalik, berjongkok di hadapan sang wanita dan menjambak ramb

u telah menjadikan rumah ini sebagai jaminannya bodoh!" Pria itu mendorong kepala si wanita membua

n pandangan untuk mencari sesuatu ya

yang membuat kekacauan. Para pria dengan tubuh kekar

bencinya. Sejak sang ayah meninggal dan mewariskan rumah itu yang merangkap dengan rumah makan, sebisa mungkin dia bertahan ber

a bisa menjadi jaminan untuk uang muka," kata si ketua sinis

tu adalah dia bersama dua putrinya, Vivana Rosiana, sang sulung. M

ua yang menarik sudut bibirnya membentuk senyuman yang hina. "Hentikan!

l yang merupakan rumah makan itu. Seolah apa

serunya

yang mendekat karena mengenal para rentenir itu yang konon katanya amat bengis. Tidak ada para pria

pasti akan berdarah lagi," ujar seorang ib

menyarankan agar mencoba telepon putrinya, dia pasti akan segera datang. Gadis itu

adalah ibu-ibu yang tidak berdaya bila berhadapan dengan si ketua rentenir, terlebih lagi dengan

u sang ibu panik tanpa ba-bi-bu langsung memberitahu begi

matkan wanita malang itu dari kekejaman para rentenir, ucap si ibu berdoa

*

mobil Bentley Fluing Spur hitam berhenti di

nek pada sang pengawal ya

ni membawa mobil," jawab pria dengan setelan

guk, mengedarkan panda

ristirahat saja biar aku yang melaku

an pemilik kalung pasangannya itu, ibu Fandra sudah menentangny

ertinya tengah terjadi sesuatu," kata nenek melihat

terbuka kemudian dan sang nenek keluar diiku

engar suara dari arah depannya. Nenek mencoba menyipitkan

apa yang terjadi di

wanita menyahut, mengan

lebih dulu berlari melewatinya, sempat meng

adis itu berlari secepat mungkin tidak peduli dengan kanan dan kirin

itu menyambut dengan panik, dan mem

bang pintu. Napasnya memburu karena berl

nyebut nama sang putr

atangan putrinya. Tentu saja dia senang karena dengan begitu bisa membawa Vana

butnya sambil tertawa renyah tapi te

egak. Air matanya menggenang di pelupuk ketika menatap wajah

aku terlambat," ucap

kan adalah Vana sekarang, maka dari itu dia memeluk sang pu

is manis sebagai jaminan baayarannya,

ernah ambil Vana dariku!"

mendekat, tidak peduli de

tika Vana melepas

gu di sini sebentar," lanjutnya mengamankan sang ibu terlebih dulu d

tatapan tajamnya sungguh menggemaskan, hahah!" Si k

tidak peduli d

u

etua membuat pria itu terhuyung ke belakan

a marah lalu maju

n gesit me

la diri, tetap saja lawannya tidak seimbang sehingga bebe

Bruk

t mereka yang menyerang Vana terkejut dan serempak saja melihat ke ar

i membuat pria itu mengaduh tertahan. Satu orang lagi berhasil Vana taklu

itu, bertanya-tany

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Calon Pilihan Kakek2 Bab 2 Insiden 3 Bab 3 Cucuku 4 Bab 4 Saling Melengkapi 5 Bab 5 Kecelakaan 6 Bab 6 First and Second 7 Bab 7 Putri 8 Bab 8 Apa Artinya itu 9 Bab 9 Tuan Muda Arogan 10 Bab 10 Aturan 11 Bab 11 Oh, Manis Sekali12 Bab 12 Rencana Vana13 Bab 13 Mencari Kelemahan14 Bab 14 Pindah Kamar15 Bab 15 Kenangan16 Bab 16 Menjual Dirinya17 Bab 17 Reaksi Tak Terduga18 Bab 18 Kamar Baru19 Bab 19 Siksaan20 Bab 20 Pelukan dari Belakang21 Bab 21 Tak Biasa22 Bab 22 Julukan23 Bab 23 Menjadi Dirimu24 Bab 24 Pondok Kenangan25 Bab 25 Kenyamanan Dari Ruangan26 Bab 26 Nona Ahli Dapur27 Bab 27 Jadwal Dan Cerita28 Bab 28 Bermain Dansa29 Bab 29 Mendekap Rindu30 Bab 30 Cedera31 Bab 31 Apakah Artinya 32 Bab 32 Fandra Punya Kekasih 33 Bab 33 Tarikan Tak Kasat Mata34 Bab 34 Bernapaslah35 Bab 35 Sentuhan Sekilas36 Bab 36 Dari Fiona37 Bab 37 Tak Bisa Tidur38 Bab 38 Di Atasnya39 Bab 39 Lebih Dalam40 Bab 40 Kau Janji 41 Bab 41 Mencari Celah42 Bab 42 Bertemu Lagi43 Bab 43 Tatapan Rindu44 Bab 44 Tanggapan45 Bab 45 Mengamati Perubahan Ekspresi Vana46 Bab 46 Mencari Alamat47 Bab 47 Mengingatkan48 Bab 48 Siapa Aku 49 Bab 49 Kesan Dirinya50 Bab 50 Perjalanan51 Bab 51 Dia Adalah 52 Bab 52 Tarikan Alam53 Bab 53 Kejutan54 Bab 54 Terjebak Hujan55 Bab 55 Menyusup Ke Balik Kemeja56 Bab 56 Suasana, Tarikan Tak Kasat Mata, atau Hatinya 57 Bab 57 Akan Rindu58 Bab 58 Bisakah Kesempatan Itu Lebih Lama 59 Bab 59 Kebersamaan Singkat60 Bab 60 Keputusan Nenek61 Bab 61 Kehadiran Dalam Sunyi62 Bab 62 Percayalah Padanya63 Bab 63 Tengkuk Jenjang Yang Menggoda64 Bab 64 Jejakku65 Bab 65 Reuni66 Bab 66 Ketahuan67 Bab 67 Pengakuan Yang Disukai68 Bab 68 Pagi Yang Aneh69 Bab 69 Janji Apa 70 Bab 70 Kau Sudah Melihat ....71 Bab 71 Tergantung pada Keputusanmu72 Bab 72 Dansa 73 Bab 73 Pengakuan74 Bab 74 Kamu Bisa75 Bab 75 Semakin Dekat76 Bab 76 Publikasih Pengumuman77 Bab 77 Tertekan78 Bab 78 Jatuh Sakit79 Bab 79 Sesak Menahan Rindu tak Temu80 Bab 80 Jangan Dipendam81 Bab 81 Masih Mencintainya 82 Bab 82 Dengannya 83 Bab 83 Kenapa Dia ada di Sini 84 Bab 84 Dia, Berbeda85 Bab 85 Dari Masa Lalu atau Untuk Masa Depan86 Bab 86 Hanya Berusaha Untuk Memahami87 Bab 87 Sekasta 88 Bab 88 Apa yang Ingin Kau Tahu 89 Bab 89 Hanya Untuk Satu Hari90 Bab 90 Kartu Udangan91 Bab 91 Arah Impian92 Bab 92 Telepon Asing93 Bab 93 Kau Cemas 94 Bab 94 Jangan Sampai Terluka95 Bab 95 Nyonya, Nona Besar96 Bab 96 Dalam Damai97 Bab 97 Namun, Ada Apa