Release the Darkness
langsung merasakan suatu ketertarikan yang tak biasa sejak pertama kali menatap wajah pria itu. Ada per
Dewi terus saja mengamati setiap pergerakan pria itu. Sepasang anak panah dan
lah terbiasa, pria itu menggerakkan tubuhnya, menarikan pedang yang berada di tangan kirinya dengan begitu lincah. Julian memang t
lebih kepadanya. Hanya saja Julian tak pernah memberikan balasan ataupun sekedar harapan terhadap perasaan mereka. Tak jarang juga
si seksual sahabatnya itu, menganggap jika Julian sama sekali tidak tertarik kepada seorang wanita karena pemuda itu justru menyukai laki-laki. Namun Vane terpaksa
n gerakannya ketika melihat Vane
egitu proporsional karena memang tinggi tubuh Julian yang berada di atas rata-rata. Berbeda dengan Julian yang
a, kini kembali mengangkat pedang, melemaskan otot-otot ta
" ujar Vane dengan intonasi
eaksi awal. "Ya, aku pasti tak akan
sentak Vane ketika melihat Julian sama se
an dengan nada ringan sambil mengibaska
ini selalu menjadi favorite baginya. Aneh memang, namun memiliki hobby aneh tampaknya sudah buk
luarganyalah Julian bisa tertawa dengan lepas seperti itu. Sementara jika berha
berbelit-belit!" Julian menancapkan pedangnya di tanah b
ting," melihat Julian yang kembali bersiap mengangkat pedangnya, Vane bu
ma sekali!" Julian akhirnya geram juga karena
tangga." Julian mengangkat alis
hebatnya d
erutu, "di sana aku melihat seorang gadis. Sangat cant
menggebu-gebu hanya mendapat t
engeluarkan ekpresi selain raut wajah datarmu yang menyebalkanmu itu?"
pedangnya di atas tanah, "lalu kau ingin
hanya sedikit, tapi itu bisa membuat lawan bicaramu merasa d
angnya wanita itu secantik apa?!" kali ini Julian yang berseru, berusaha te
ng tak biasa menunjukkan isi hatinya melalui ekspresi wajah. "Percuma saja, seperti
akan' itu hanya untuk mengomentari ekspresi wajahku?" Julian melangkah ke arah pohon besar
i samping pria itu, punggungnya bersandar dengan n
ngan tatapan menerawang, seperti tengah mencari
ini memejamkan matanya, melipat tangan di depan
begaimana otoriternya ayahku. Dia pasti akan mengurungku di kamar satu m
gi kau berhasil t
Ayahku yang sedang mengawasi pembicaraan kita di sini dengan diam-diam." Vane benar, saat ini mereka memang tengah diawasi ole
diketahui oleh kedua pria yang saat ini tengah duduk dengan santai di
njadi seorang anak yatim piatu dan
nya ketika mendenga
u yakin kau tak akan pern
a itu yang berusaha memulai topik pembicaraan lain. Keduanya sibuk dengan pikiran masing
a sebelah." Julian hanya mengerutkan
uk a
an, banyak gadis cantik di desa itu, jika beruntung kau bisa menemukan
id
mu bahkan melebihi rasa percayanya padaku. Jika denganmu, aku bisa pergi tanpa diikuti kepungan pengawal l
k. Entah mengapa Julian selalu merasa tak nyaman jika berada di tempat umum. Ditambah jika benar seperti yang dikatakan Vane tadi, banyak
ya. Tak jarang ia mendapat masalah karena seorang wanita yang sudah memiliki pasangan, menunjukkan ketertarikannya secara terang-terangan kepada Julian, sehingga pasangan wani
ri, karena pandangan kagum puluhan gadis remaja adalah hal ter