Release the Darkness
un ranting-ranting pohon yang berserakan di sepanjang permukaan tanah. Pakaian yang ia kenakan bahkan tampak compang-camping karena ber
an berhenti mengejarnya. Namun Heaven rasanya ingin menjerit frustasi saat itu juga ketika melihat orang itu -entah
ga membuat langkahnya goyah dan tubuhnya terjerembab k
buhnya sedemikian rupa. Mencengkeram tangannya dengan kasar dan mengunci semua pergerakannya. Heaven merasa seku
na biru penuh karisma, terlihat berubah merah penuh aura pembunuh. Tanp
dadanya. Darah segar mengalir dengan cepat memenuhi permukaan dada dan perutnya, bahkan ada
arinya yang berlumuran darah dengan ekpresi kenikmatan. Memb
menambah kesan menakutkan dalam dirinya. Taring yang Heaven
rteriak. Menggelengkan kepalanya dengan keras, berusaha sebisa m
sunyi ini, ketika taring Kaylein akhirnya menembus kulit
a ngilu. Kaylein yang memang kehilangan kendali sepenuhnya justru terus menghisap darah gadis itu den
yang putih terlihat mulai memucat, nafasnya ter
ebelum akhirnya menyerah pada
rwarna merah berangsur-angsur berubah menjadi biru, warna aslinya. Dia menatap Heaven, keadaan sekitar dan keadaan tub
ya pipi wanita itu. Saat itulah Kaylein terpana melihat tangannya yang berlumur
mungkin baru saja terjadi. Berulang kali menggelengkan kepala dengan frustasi, Kaylein langsung merengkuh tub
. maafkan aku. Jangan pergi...
Bagaimana bisa ia melakukan hal sekeji ini terhada
alar, Kaylein bahkan perlu waktu untuk
at meter dari tubuh Heaven dan terb
is yang telah menghancurkan hidupnya. Pria yang juga dengan begitu kejam telah menodai Heaven tepat di depan matanya. Pria itu kin
Kaylein sambil menyentuh dada
engan tatapan merendahkan sebelum akhirnya mengecup bibir H
. Kau sama sekali tak bisa melakukan apa-apa. Jadi, apa kau pi
i melihat sorot kebencian y
tu sambil memutar tubuhnya membelakangi Kaylein, "ah, satu lagi. Perubahanmu belum sempurna, aku masih bisa mencium bau ma
akan pernah datang ke tempat terkutuk ini. Heavennya tak akan menderita seperti ini dan yan