icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dimadu Saat Koma

Bab 5 Bertemu Dara dan Pengasuhnya

Jumlah Kata:1005    |    Dirilis Pada: 07/04/2024

ma

ama saat aku hendak menyentuhnya. Ia memeluk

adaku?" tanyaku dengan da

. Kamu kan ibunya," jelas Mas Adnan mencoba untuk menenangkan ku. Namun tangisan Dara sema

Apa kamu tak pernah mengatakan padanya kalau aku ini ibuny

dong Dara. Ia terus menenangkan Dara dan terus mengatakan kalau akulah mamanya. Namun, nyatan

eraya mengusap-usap kepalanya. Namun sayangnya tangisan Dar

irnya menjauhinya dan kembali ke tempat tid

i," teriak Mas Adnan setelah sekian l

Dara. Seketika, tangis Darapun reda. Melihat kedekatan mereka berdua, hatiku kembali s

ajam, ku rasa hal itu sudah membuatnya men

ra berpikir kalau dia adalah mamanya," jelas Mas Adnan. Ia

, lama kelamaan Dara juga

ingin mengurus Dara seorang diri. Biar Dara ngerti

uhku ke dalam pelukannya. Namun, tak lama ponselnya malah berdering

gak papa 'kan aku tinggal? Karin dan Dara akan di sini

san pekerjaannya. Bukan semata-mata mengejar materi, namun karena ia memang sangat suka berdagang. Karena pada nyatanya meskipun ia suda

ti-hati di ja

ercanda. Dara yang nampaknya sedang belajar berbicara itu terus meniru ucapan Karin dengan sangat me

lugu itu menoleh padaku. Ia mengangguk

uk Dara. Kamu bisa membujuknya

bujuknya gimana. Nanti aja kalau dia lagi tidur, mbak bisa peluk d

lelap. Setelah ku perhatikan, Karin begitu telaten dalam mengurus Dara, ia juga nampaknya sa

Karin saat ia tak sengaja men

alih menjawab, aku malah

a, kenapa?" sahutnya. Ia nampak sediki

nyaku lagi. Entah mengapa tiba-tiba aku malah menanyakan hal tersebut p

kenapa pertanyaan itu sepertinya sulit dia jawab

rbata. Namun meski begitu ada kelegaan tersendir

eratan dengan pekerjaa

angat senang kalau aku mengurus anak. Semoga, kami juga cepa

ga kalian juga cepat dibe

n jika mbak ingin menggendongnya," ucapn

buh mungil itu. Kupeluk dan kucium Dara u

i. Tapi, bunda janji, bunda tak akan pernah tidur lagi, bu

an menimangnya hingga ia kembali terlelap. Aku hanya bisa tersenyum seraya terus memandang wajahnya, ternyata

nangis seperti tadi. Akupun langsung kembali berdiri dan menimangnya, namun Dara malah semakin meronta-ronta hingga akhirnya kurasakan sakit yang amat sangat di bagian perutku. Aku

a dan menggendongnya, sedangkan aku

n! Ada a

terdengar begitu nyaring. Derap langkah k

menunjuk wajahku. Kilatan kebencian terpancar jelas dari sorot matanya, sepertin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka