Dimadu Saat Koma
andangannya beralih dari wajahku, tatapannya lurus ke jendela kamar namun terlihat kosong. Akupun
yakin, kamu adalah pria yang paling setia
ibu mertua yang sengaja memanas-manasiku ke dalam hati, ujungnya, aku selalu curiga pada Mas Adnan bahkan hingga terbawa mimpi. Sedangkan, Mas Adnan sendiri tipe orang yang tak mau terus-teru
asanya, jika seperti itu, ia sedang ada masalah atau sesuatu yang sedang ia pikirkan. Dengan perla
duk seperti ini?" tanyanya setelah aku b
katanya aku sudah tertidur selama satu tahun, itu artinya mungkin lukaku memang sudah sembuh. Dengan
an sesuatu, mas?" tanyaku membuka
ut wajahnya. Aku hanya mengangkat sebelah alisku dan menunggu jawaban dar
membuat Mas Adnan kembali menoleh. Ia menggenggam k
ndukkan wajahnya hingga membuatku memicingkan mata seraya menungg
apa, mas?" ta
entah mengapa melihat tingkahnya yang
ingkari janjiku," sahutnya
yang Mas A
hati dan mencoba untuk menepis sem
aku berpikir yang tidak-tidak!" uca
niversary kita," sahutnya setelah sekian lama aku menunggu
raya balas mengg
rapa ini, m
ayang," sahutnya. "Tapi aku malah tak membuatkan ap
merasa masalah. Lagi pula, jika aku koma, siapa juga yang tau dan bisa menjamin kapan aku terbangun, maka
alah orang pertama yang aku lihat. Itu artinya, kamu selalu setia menemaniku di sini 'kan?"
seraya melepas pelukan. Aku menengok ke arah jendela, di luar sem
ia akan tetap di sini dan menemaniku, tapi aku juga ter
i sini," sahut Mas Adnan
u Da
uruhnya menginap untuk menemani Dara," j
ika aku terkejut saat Mas Adnan juga ikut membaringkan tubuhnya seraya me
an momen seperti ini
mengingatkannya, namun Mas Adnan ma
membuatku mau tak mau hanya mengangguk, meski sebenarnya aku me
dalam dekapan Mas Adnan membuatk
idak, tet
erkejut dan terjaga. Namun, kurasa ada yang aneh dengan tubu
uk apa kamu membuang waktumu u
ak asing ditelinga ku itu ke
saja kami mengobrol, Inara hanya
n. Ia pasti sedang berbicara dengan ibu. Tapi, aku sangat
Karin pasti se
h penekanan. Namun, seketika aku
pa
anakku be
ga terus berusaha untuk membuka mata dan menggerakan tubuh. At
ni, tolong biarkan aku b
tak lama terdengar langkah kaki yang dihentakan dan mulai
n sayangnya usahaku sia-sia. Semuanya terasa berat dan lidah teras
esahku dalam hati. Hingga beberapa kali aku t