DEVIAN
y, sa
y, hi
amu janga
ngan ting
aku saya
ang baru saja berlari kencang. Keringat dingin me
gera mengambil minum di sebelalalu merasakan takut, tubuhnya gemetar,
rambutnya kepalanya terasa ingin pecah ka
mbu
pembaw
k kamu aja
t rambutnya. Terasa sakit, bukan kepal
a bergumam lirih, matanya terpe
PAPA!" ter
g ke kamarnya. Gadis itu akan kembali merasakan sakit itu sen
uami istri. Bagas yang mendengar teriakan Maudy akan per
a kamu, ma
agas nampak tergesa namun Ma
u cuma drama kamu nggak usah k
hatinya terasa kalut, di satu sisi dia takut putrinya
!! KAMU NGGAK LUPA KAN, MAS!" Mareta
h anak kita!! dia pembunuh." Mareta
usap punggung Mareta naik turun,
ma!" uc
diam saat Bagas lihat matanya terpejam, Bagas
ke ranjang, Bagas segera bergegas
nggendong tubuh putrinya
audy kembali mimisan, ini sudah terjadi sangat lama setiap
tu, tangannya mengusap lembut kepala
Tapi papa tidak ingin jika mama tahu, papa
sebelum dia pergi karena Bagas sangat
irian. Maudy mampu merawat dirinya se
tu saja, rasanya sangat saki
akan terus menganggap ku mampu melewati ini semua? p
ir obat itu langsung dia telan. Tubuhnya bersa
gal suatu saat? apa kalian
u yang mereka tunggu?" Gadis itu tersen
mengirim pesan ke nomer ya
sekali aja. Maudy mimpi itu
tak pernah mendapat balasan dan tak
*
Maudy tetap memaksa untuk masuk sekolah
amitan kepada mereka. Wajahnya terlihat sangat
tanpa berpamitan kepada kita. Tid
etiap Maudy pamit dia tidak pernah menanggapinya lantas sekarang
angkutan umum datang, cukup lama nam
m b
ersenyum lega saat meliha
Masalahnya rumah Kendra sa
ti, makanya gue k
lalu duduk anteng di jok belaka
dengan canda tawa, Kendra yang
nta sama temen gue sendir
ngerti. "Semua itu berawal dari temen, Ken. Kala
ia nolak gue gimana?" Maudy
ing lo udah ungkapin perasaan lo ke dia, lagian ga
uda
dah
ama lo, lo mau ngg
e
rang yang Kendra suka adalah dirinya
ulu sebelum ke orang y
or Kendra berhenti tepat
lo dari lama, gue cuma ngungkapin perasaan gue aja seperti
guh dia tidak tahu jika akan te
! karena selama ini gue cuma anggap lo seba
hkan suasana yang canggung, Kendra
ue gak pernah ngomong kayak gitu dan gue mohon lo nggak ngehindar, gue
e minta maaf!" ucap
e udah bahagia. Maudy!" Kendra tersenyum tu
dy segera pergi, perasaann
ukainya. Selama ini, Maudy hanya men
r
asyikan melamun dia sampai
calon