DEVIAN
n angin sore dengan banyaknya orang lalu lalang di jalan. Maud
menurut Devian akan masuk ke dalam rumahnya meminta izin langsung pada
dengan pagar yang menjulang tinggi,
ini?" tanya Maudy yang t
ak berapa lama seorang sekuriti berjalan tergopo
di hadapannya, dia sedikit takut. K
as helm Maudy lantas meng
Dev?" ucap
mana punya rumah! seperti yang
eming dari posisinya menatap was-was kepada D
menurut ikut masuk dengan Devian yang menggenggam tangan
ut menganga saat melihat ruma
ihat keindahan rumah Devi
!" deca
SIAPA!" Devian berteriak men
akaian modis turun dari arah tangga, Devian yang
mantu bunda!" bisiknya
riak Devian keras, Maudy tersenyum canggu
ai bawah membuat gadis itu gugup. Tatapan mengi
uara Dara terdengar
berucap dengan seula
ya." Wanita cantik itu terkekeh p
tante nggak akan mak
ternyata bunda Devian tidak
nya Dara, wajahnya terlihat sangat
n sangat beruntung memiliki ibu seperti Dara,
rnya ke rumah biasanya nggak pernah.
nte?" Maudy menatap ke sekeliling menemukan sa
!" Dara tersenyum tipis, dia mengambil
pai sekarang juga begitu, Devian tipe cowok yang hangat, d
ya ta
an sama tante bahkan sampai sebesar ini. Kalau tante pergi ke luar negri sa
ante?" ke
turun dari tangga, dengan kaos hita
banget!" Devian ikut mendudu
perlu tau!" kekeh Dara, dia bangkit ingin m
kedua remaja itu. Melihat bundanya sudah pergi, Devian l
nya sampai Devian terjungkal ke baw
an di paha lo aja. Gak macem-macem,
vian tuk
ebahkan kepalanya pada paha Maudy. Memeluk era
ntung banget lo!" ucap Maudy lirih,
ang, gue ngantuk." Devian mengambil ta
k geli mendengarnya. Segala panggil say
gini deh. Geli gue
rhatian gadis ini. Mata Maudy mengedar menatap foto anak kecil y
mendongak menatapnya. Dia ikut tersenyum
gi, gue kan anak tunggal!" Devi
jadi pacar gue, Dy." Maudy mencibir mendengar u
dia melihat sedikit luka di bibir kekasihnya
t, ganti duduk di sebelah Maudy
ingis. Devian menatapnya lembut, dia tahu ada sesu
a?" tanyan
ihkan pembicaraan agar Devian ta
bangkit meninggalkan gadis
ak p3k. Maudy menatapnya lekat, saat lel
menyentuh permukaan lukanya. Devian meniupnya ber
dy. "Siapa yang udah berani lakuin ini sama singa betina gue, hm?
membuat Devian meledakkan tawanya, Maudy sa
*
udy pada tubuh Devian semakin erat, motor sport Devia
" teriak
!" bala
t di tubuhnya tetap saja Ma
u jaket gue, masih dingin
Maudy terbit, hari ini dia sangat bahagia meski dia tahu s
pekarangan rumah Maudy, rumah
lupa istiraha
gangguk menepuk singkat pucuk ke
ja namun dia berhenti beberapa s
t-ngebut!" ucapnya. Devian menjentikka
pa
y sudah ada di dekatnya
u
hi Maudy lalu melajukan motornya begitu saja
elan dahi bekas ciuman Devian. Mata gadis itu terpe
al Maudy namun berbanding terbalik
hnya, dia sudah menebak apalag
l
g dia dapat setelah dia masuk, kita lihat
au jadi cewek gak bener di luaran sana? saya sekolahkan kamu bia
ali mamanya mengatakan hal itu kepadanya, pantaskah seor
anya lagi-lagi berkaca dia sangat
ang uang yang saya kasih buat kamu? sampai
menatap tajam ke arahnya wanita itu
tapi Maudy salah ketika melihat mamanya
u
u
u
sampai Maudy mengaduh sakit wanita itu tetap tak perduli
it!" Isa
u!" Dan penyiksaan itu di akhiri oleh tendangan mam
mengusap kasar air matanya, Maudy langsung merebahkan dirinya pad
t, Tu
merasakan semua rasa sakit ini? di tuduh sebagai pembunuh, dan mendapat pukulan fi
t di hatiku, luka tak kasat mata yang mama berikan ke
buhku membuatku terjaga semalaman. Mal
lkon kamarku. Salahku mencari penyakit, sampai aku terbatuk h
u berharap, aku