Wedding Chaos
ri kamarnya. Make-up sudah rapi, walaupun ketika dia sudah sampai di kantor ia akan kembali memeriksanya. Blus
amarnya yang juga baru saja terbuka, menampakkan sesosok pria yang melangkah keluar dari sana, sudah rapi dengan
l kegiatan pagi yang lebih teratu
dangan lalu menuruni anak tangga, berlalu begitu saja, meninggalkan Salsabila
k. Bapak mau sara
a keibuan yang berasal dari Bude Yun, pem
an ramah. "Yang ada saja, Bud
embuat nasi gore
ang melakukan sarapan bisa didengar dari Bude Yun yang se
alsabila menyusul kemudian mendatangi ruang makan. Di sana A
a Salsabila berusah
de Yun. "Mau sekalian
idak memedulikan keberadaannya, bahkan membalas sapaan selamat paginya pun tida
ngan sarapannya dan telah beralih menatap serius layar i-Pad di tangan, dengan rambut belah samping yang rapi. Rahang tegasnya sesekali berge
lalu bangkit dari kursi, meminum segelas air putih yang disediakan
per
alsabila? Tentu sa
h pisah kamar? Mencium kening di pagi hari sebelum pamit berangkat ke kantor? Menggelikan seka
n Alan. Pernikahan hanyalah label, karena yang sebenarnya terjadi, dia sama-sama memiliki kesibukan, pagi bekerja dan malamnya mereka pulang untuk
*
intu masuk. Di lobby kantor pun masih banyak yang berjejer, bunga-bunga dengan pot atau handbouquet ju
G KETIGA BAPAK ALAN PUTRA DIRGANTA
Y 3th BAPAK ALAN
papan rangkaian bunga maupun kartu ucapan itu isinya nyaris sama, se
apa sangka Salsabila mampu bertahan dalam gelanggang pernikahan ini. Bahkan, Sa
nnya. Alih-alih merasa terganggu, Salsabila sudah membiasakan diri menerima perhatian itu. Berat? Tentu saja. Rasa tidak pantas ia mendapat perhatian seperti itu dan sedikit ada perasaan bersalah. Alan bahkan tidak mengingatnya sama sekali, tet
seseorang yang baru saja
di atas nakas samping ruangan berbalik dan
ari ini kita mee
lai menyalakan laptop. Nina, sekretaris pribadinya itu mulai menyebutkan beberapa meeting yang perlu Salsabila hadiri selaku direktur di perus
dalah pantangan. Bunda Rena sejak saat itu meminta Salsabila untuk menduduki posisi sebagai manajer divisi busdev. Lalu lambat laung, naik pangkat menjadi seorang direktu
galami dua kali kegagalan rencana. Untung saja kerugiannya masih bisa ditutupi dengan pendapatan lainnya. Kali ini linebrand baru yang sedang ia rencanakan tidak boleh gagal. Meskipu
tis sama bapak?" tanya Nina saat k
rumah saja. Lagi pula mas Ala
an tenggelam dalam dunia masing-masing. Apa yang mereka pikirkan soal Alan dan Salsabila? Lovey-dovey? Ck. Jauh! Kalau ditanya sejak kapan hal itu berlangsung. Jawabannya adalah semenjak hari per