Wedding Chaos
g telah dirancang oleh kedua orang tua Alan mungkin saja akan menjad
i ada secercah harapan untuk masa depan pernikahannya, mungkin sa
n melenggang lebih dulu menarik kopernya hampiri ruang tamu, ia sandarkan benda itu pada meja, kemudian menyusul duduk di sofa dan mengeluarkan ponselnya, tampak terlihat acuh tak acuh dengan
jika mereka sudah tiba di Barcelona. Wanita itu lalu duduk di balik meja makan seraya meminum segelas air yang baru diambilnya dari dalam kulkas. Lagi dan lagi perempuan itu melamun, r
a itu memecah lamunan Salsabila, suara yang d
a berdiri di dekatnya, Alan masih saja menatapnya penuh arti, seolah menginginkan sesuatu, tetapi ketika Alan menggenggam tangannya-barulah Salsabila mengerti apa yang diinginkan
a bisa langsung berangkat sekarang, y
uar dari apartemen, mengekor di belakang Dirgantara dan Rena yang terlihat begitu bersemangat saat
jaknya melakoni teater sandiwara. Untung saja saat SMA dulu, Salsabila pernah mengikuti seni teater, ia tahu cara berakting dengan baik dan ben
pribadi. Salsabila dan Alan tak lagi melanjutkan genggaman tangan mereka, keduanya sama-sama membisu saat mobil melaju tinggalkan area parkir apartemen. Seseorang di bagian depan terus saja tersenyum seraya
ujuan kalian disuruh ke sana biar bisa menikmati waktu berdua, qulity time, mesra-mesraan. Kalau di Jakarta kalian hanya sibuk bekerja tanpa kenal waktu." Perkataan Rena memang benar, hanya saja ia memberi nasihat pada orang yan
tu, jadi kamu pasti sudah banyak tahu di sana. Ajak istrimu ke tempat-tempat yang Papa bilang kemarin, ya, Lan." Kali
a,
suatu yang ditemukannya beberapa waktu yang lalu. Sebuah pigura foto Alan dan seorang wanita ketika berada di Barcelona. Kenapa juga takdir malah membawanya ke tempat di mana k
g. Tetapi tak ada yang menyadari keluh kesah dalam relungnya. Batin Salsabila
*
harus selalu kabarin kamu." Rena memeluk tubuh Salsabila lebih dulu sebelum beralih pada Alan. S
stri kamu dengan baik-baik di sana!" imbuh Dirgantara, ia menepuk bahu sang putra
Dia seperti dilempar paksa untuk tinggal di tempat asing. Menatap Alan sama seperti menatap orang tak dikenal y
langsungkan check ini, tidak ada genggam tangan hangat yang membuat Salsabila merasa aman di tempat keramaian,
ndara di sana. Setelah melangsungkan proses penimbangan barang tanpa lupa memberi label nomor-keduanya melenggang hampiri boarding room dan me
n Alan lantas beranjak tanpa lupa membawa boarding pass mereka. Tiba-tiba
sana. Karena aku pastikan tidak akan membuat semua itu terjadi. Ing
s menusuk Salsabila sedalam-dalamnya.