SANDARRA
d."Santai saja, nanti urat
ak tahu rasanya ada di sini,ya? D
jangan ma
darra?" Gerald menatap sini
angnya selama ini kau pi
a tangannya di dada
Gerald...aku ini masih atasanmu. Karena kita teman lama, aku masih membi
ikap begini pada temanmu?" Ge
u yang menurutku tidak baik, bahkan bisa menghanc
arra. Wanita itu terny
" Natha berjalan sembari men
mu bawa
paya aku bisa membawa kam
h."Bagaimana kal
kamu!" Sandarra menj
s itu pura-p
wanya ke mobil miliknya."Hari ini...
kan?" Sandarra melaya
engkan kepalanya geli. "
apa
kujel
ng...kita langsung jalan. Aku mau tahu, tempat spesial seperti apa yan
ke Sandarra."Kalau gitu, akan kutunjukkan sek
edua bahunya. "Oke, k
mendapatkan balasan seperti itu. Ia melajukan mobil, menuju tem
tha berbelok ke arah apartemen. Masuk ke dal
...apartemen?"tanya Sandarra ket
hotel, aku bercanda, S
ewah itu. Rasanya pasti nyaman sekali tinggal di sin
baru kemarin selesai dibersihkan." Natha menj
ada penghuninya?"
la geser."Ya, aku sewakan. Penghuni se
ke luar jendela. Ia terperanjat."Loh
harus mutar, seolah-olah jauh. Ya cum
itu berusaha menebak kembali. Di dalam hati, ia berharap
an waktu berbulan-bulan atau bahkan menahun untuk tinggal di sana." Natha tidak ingin
g lama. Tapi, itu masih bulan depan, masih banyak waktu untuk bersama. Ia men
eberapa ketegangan di dalam kantor." Natha b
men ini pasti mahal,ya?" Sand
ngga tampak mewah seperti ini." Natha membuka le
n?" Sandarra men
untuk
antusias, kemudian duduk di kurs
ja, menyimpannya di atas
t. Gerakannya lincah memotong dan menyiapkan bahan makanan. Tampak rapi dan
amanya kita diberi makanan enak. Nah, kalau
Sandarra beruc
ks, H
a merasa menjadi wanita
masakan sederhana itu di hadapan Sandarra. N
nks, Nath!" Keduanya bertatapan beberapa
ita butuh makan
utkan keningnya
erti
. Tidak ada yang ingin melepaskan bibir mereka. Tubuh mereka semakin merapat dan berpelukan erat. Natha bergerak turun dari kursi, menar
sap dada bidang lekaki itu. Dengan sigap, Natha membopong Sandarra, berbaring di s
pelukan, sal
arra di sela-sela na
ea
...ak
ol
a Natha pelan."Aku b
sudah ia luluh lantakkan."Sebelum kamu bicara, izinkan aku
si
engangg
mengang
bagaimana kita
keduanya berkejar-kejaran. Makanan utama mereka di meja pun mulai di
ermasalahkan hal itu. Begitu juga dengan Natha. Hubungan ini dijalani begitu saja. Sepulang kerja, Natha membantu Sandarra memindahkan barang-barangnya. Gadis it
ke walk in closet."Ini, San
Iya. Aku akan menyula
kamar yang berbeda. Jika memang sangat dibutuhkan, keduanya ak