SANDARRA
dian pergi ke toilet. Setelah itu ia
aku yang akan
irunya. Suatu saat ia akan menjadi seorang ibu yang bisa memasak untuk anak-anaknya. Lalu, Natha yang menjadi Ayahnya. Sandarra
masa
us...aku juga mau bikin pisang goreng crispy." N
itu kamu m
. Sangat mudah, keponakanku yang berusia
nggak bisa apa-apa?" San
pilihan, Sandarra. Tidak semu
an nggak mampu sewa pembantu,
k pisang goreng. Sementara satu kompor lainnya sedang merebus spaghetti. Natha mengambil tepung cepat saji, menuangkannya ke dalam
termasuk salah satu kr
is."Aku nggak punya kriteria wanita idaman, Sandarra. Salam memilih wanita, tentu aja aku
hagia tidak terkira mend
a, kemudian mengecup keningnya."A
rsenyum."Th
a,"kita akan bahas nanti. Bis
atha mengajikan makanan di atas meja. Keduanya menikm
a yang memperhatikannya. Pria iru tidak bisa tinggal diam. Ia menghampiri Sandarra yang
ya dari belakang. Pria itu terus menciumi lehe
yang dipakai Sandarra begitu tipis dan membentuk setiap lekukan tubuh
kar, sini, k
.kamu ikut me
ta dengan lembut agar Natha berhenti. Ia juga ingin langsung
andarra. Sandarra merasakan desiran di dalam darahny
ke
Ia masuk ke kamar. Natha sedang duduk di meja
eadlinenya besok!" Natha menirukan g
. Bisa ngejek aku." Sandarra menuju n
n-kemarin, Sandarra. Tidak meras
, naik jaba
di asistenku aja?" Natha
en kamu?" Sandarra mengerutkan ken
da di sampingku. Selain itu...kita
rra melempark
membiarkan lipstik it
ggeram, melangkah mengambil lipstiknya
ke dalam pelukannya."Setiap aku melihat lipstik
n Natha. Ia membuka lipstik, kemudian mengole
gak aka
au ngerjai
a Sandarra. Natha menggendong Sandarr
gapain
nuangkan sabun, lalu mengaduk air pelan hingga berbusa. Kemudian, ia membiarkan airnya sampai pe
eka bergesekan, dan kembali menimbulkan gairah di antara keduanya. Percintaan kedua mereka setelah tinggal be
yang sama tanpa memakai sehelai benang pun. Sandarra membuka
arra menepuk
bahwa ia dan Sandarra tidur dalam sa
ndarra bersandar
nggak
th!" Gadis itu
langit-langit sambil mere
Seorang pria memiliki janji di hari
acara keluarga." Natha menatap Sandarra,
i? Aku pikir...kita bisa ha
n. Aku janji." Pria itu men
mau pergi
jam dua
guk-angguk."Kapa
ajah kecewa dari Sandarra. Sepertinya, wanita
ndiri, Nath, setahun belakangan aku
tinggal sendi
u capek, Nath, sejak kecil harus menuruti keinginan Papa. Se
ng gadis itu dengan lembut."Oke, kamu tenang,ya. Ada aku di sini. Tapi, menur
pernah kasihan
tu orang
has. Aku hanya ing
pun. Orangtua, sudah pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi, ia tidak bisa menyalahkan Sand
at
Y
kan terus tin
bikin sarapan. Kamu pergi mandi aja, sana..." Nath
ikin sarapa
tha mencuci wajahnya,
empat tidur dan kamar yang berantakan. Setelah
nya, Sandarra menbuat janji
ku keluar, ya. Ada
a menatap San
lamaku, nam
i-hati,ya." Keduanya melanjutkan s