SANDARRA
pas berat. Dia menghempaskan tubuhnya ke sanda
las lirikan
Sandarra melemparkan
ah, tentunya diiringi dengan senyum
erjanya yang berantakan, seolah-olah
au...hatimu mungkin." Natha bangkit dan tertaw
dari ruangan. Abaikan saja. Natha tidak ingin Sandarra
i rasa sedih. Atau, ia justru s
u. Lalu, ia berpapasan deng
nya, usai menyelesaikan urusan dengan Direktur Utama, Nath
Bu J
, liburan
u akan sering
a sesuatu yang menarik di dalam sa
kat bahunya."
"Apa pun itu, semoga kamu segera menemukan pasangan hidupm
, Bu. Semoga
kan menikah. Bahkan, ia tidak kepikiran akan menikah. Memangnya, wanita mana yang bisa ia
g melebar agar tidak dilihat orang seperti orang
ma parfum Natha memang
di pintu."Meng
awasi." Pandangan Sandarra kembal
pan meja Sandarra, membawanya ke sebelah
belum ia sentuh. Kemudian menunjuk bebe
mati, ia mulai mengerti. Ia mulai menjelaskan pada Sandar
kantor usai membantu Sandarra. Pria itu
suatu yang kenyal menempel di lehernya. Natha membalikkan badan sambil terus minum. Air yan
ra melotot, ke
an cepat. Ia mengambil tisu dan mengeringkan kemeja Sandarra. Itu a
!" Sandarra
Aku bantu m
" Sandarra menger
tempelkan ke leherku?"
ir seksi yang kerap membuat N
nap
u terkekeh, kemudian menempelkan sebuah
ngaja ia menggenggam jemari wanita itu
dengan bentuknya." Sandarra tertawa kec
jaan yang dititipkan melalui Sandarra. ini hanya akal-akalan wanita
gannya untuk mempelajari project baru. Rencananya akan dilaksanakan d
unggu Natha melintas, tapi, sampai kantor ini mulai sunyi, Natha tidak melintas juga. Ia bergerak menuju ruangan Natha. Tidak su
iba saja ada di depan
rapa saat. Aromanya sudah membuat gairah pria itu
hy
kelihatan." Natha menjawab tanpa eks
tha bertanya sebab
i atas meja sebelah Natha sembari melipa
, pulangn
bawa ke rumah. Tapi, ng
ng. Besok pagi, loh! Kamu p
ngomong. Kalau
ol
di kantor?" Sandarra
erah, di mana saja. Ak
keberatan tidak?" tan
a langsung
kantor. Mereka menggunakan mobil S
harus ganti baju dulu."
osca, memejamkan matanya yang lelah. Beberapa menit kemudian, S
num apa
narik napas panjang."Apa a
ke
andarra di dapur kecilnya."Sudah berap
n ikut tes lagi dari nol untuk pindah divisi." Sandarra menjawab sembari menuangkan o
walnya ia tidak peduli, tapi, ini adalah Sandarra. Pertemuan pertama saja, wanita itu sudah mampu menar
tersenyum lebar. Ia duduk di sebela
emoga saja setelah itu kehidup
uasana b
s, ya. Terkadang, kita menganggap itu baik untuk kita. N
arra tertawa sembari