SANDARRA
ah dekat." Tadi, Natha memesan
pakai kendaraanku aja
taksi aja. Hitung-hitung kasih rejeki,kan, ke
ang dikatakan Natha, tidak perna
ban, San." Tiba-tiba saj
udnya
a menatap Sandarra."Ya. Di wajah kamu, jelas terlihat t
"Itu benar,Nath, tapi,
Kamu tahu, kunci dari bertahan di sini? Perasaan bahagia dan mencintai dirimu dan
kering, sampai ia sulit menelan kepahitan ini."Ya
" Natha membukakan pin
ah kenal bertahun-tahun. Panggilan nama, tidak lagi menjadi
Natha tidak memiliki urusan apa pun lagi di kantor. Namun, ia h
entuh lengan Natha dengan ujung penanya. Saat ini
mat bekerj
ak masuk
u besok. Kerja yang baik, ya. Sema
ehadiran pria itu mampu mengembalikan suasana hatinya. Sandarra menarik napas panjang
elumnya. Sandarra memasuki apartemen dengan langkah go
andarra bertanya
ankan tugas, Mbak!" Rya
pintu dan mempersilakan keduanya mas
a." Kali ini Dion yang menjawab. Dion dan
n pada Ryan dan Dion. Ketiganya minum bersama. Sandarra tidak bisa memperlakukan keduanya dengan kasar at
Apa...Mbak Sandarra tidak berke
ingin, agar pekerjaan kalian berkurang. Sayangnya
n mengangguk
an cari jalan keluarnya. Kalian...mohon
tugas kami. Lagi pula, kami ti
ma ka
calon suami yang disiapkan Bapak
alahkan perjodohannya, Ryan. Aku cuma tidak suka disuruh meni
mpaikan. Semoga pekerjaan Mbak
ku mau mandi, kalian istirahat aja di si
entu mereka akan dimarahi karena dianggap tidak melakukan banyak hal. Keduanya beristiraha
ni. Setidaknya, Natha adalah orang pertama yang begitu ramah di divisi ini. Apakah ia rindu kembali ke divisinya terdahulu sebagai tim marketing? Tidak. Sandarra sama
a, ia sedang bersama Manager dan tim mereka yang lainnya. Kabar yang beredar, mereka seda
elalui dinding kaca. Wanita itu sendiri sudah mulai terbiasa d
Ia mematung beberapa detik ketika Natha, Gerald, dan Amir masuk bersamaan. Mat
ai,ya." Ketiga pria itu ber
Sandarra men
Sudah aku kirimkan ke komputer kamu file mentahnya." Amir
." Sandarra tersenyum riang, w
ah aku cek!" kata Gerald dengan nada judes
tha menggeser dudukn
ndarra tertawa kecil
sama Gerald dan Amir, merek
ra mendecak, lantas ia merapikan meja k
ngan, atau Personalia, San. Kenapa malah
uter."Nath, stop! Aku sedang berusaha keras. Lagi pula, s
pannya. "Mampu,ya? Oke...itu artinya kamu bis
n, sih. Masih anak baru sudah
alau sudah lulus masuk ke sini, ka
...i
ti bisa,
anita berbulu mata lenti
mberikan cobaan di luar dari batas kemampuan manusiaNya." Natha mendadak m