SANDARRA
a,sekal
at
aulah detak
g kaula
kaute
tidak menge
sedang b
tidak!
ima belas t
belum me
pannya ada tumpukan file yang sudah diperiksa oleh atasannya. Sandarra, gadis itu mulai me
ni tambahannya." Gerald
ergagap. Gambar itu sudah ia serahkan
ah dicorat-coret oleh tinta merah."Ini...di sini sudah saya tulis semuan
muka memelas. Tumpukan pekerja
atas nama kamu. Kerjakan sesuai perintah! Lebih capek tuh Pak Yuga sama Pak Amir yang nge
ana dulu harus saya selesaikan?"
Jadi kamu tahu mana yang harus dikerjakan duluan.
" Wanita itu m
besar. Sepadan,lah." Gerald melayangkan tatapan tajam dan membunuh pada Sandarra. Ia memang orang yang paling tidak setuju,ke
tian supaya bisa pindah ke divisi dengan gaji delapan digit rupiah. Ia sadar betul, ia masih b
ka, dan mulai mengerjakannya. Bekerja di sini, memang begitu banyak tekanan. Jika tidak kuat, maka, bisa saja kita menangis, bosa
a pelan. Ia menoleh ke sana ke
mejanya
Personalia."Tidak ada apa-apa, Pak. Ada nyamuk. Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Wanita itu tidak meng
bertemu dengan Pak Direktur s
pannya menghunjam, seolah-olah mencurigai bahwa pria
kekeh."Sa
atnya, tidak ada yang bernama Nath
."Iya. Anak baru
atha curiga."Baru
ra perlahan ia membalikkan bada
Natha, termasuk di struktur organisasi divisi ini, Pak.
ayaknya...kamu perlu pakai kaca mata, atau...kamu harus melihatnya pak
mengetahui nama tengahnya."Maaf, Pak. Saya hanya tahu...nama
an proyek menahun itu." Natha adalah seorang Project Manager. Karena timnya
ndarra membungkukkan badannya s
a tersenyum penuh ar
arra
a."Selamat datang di Divisi penuh kerja keras, Sandar
i mimpi buruknya. Ia kembali berkutat dengan tumpukan pekerjaan, sendirian. Sesekali staf lain berk
ereka masing-masing. Sandarra tidak bisa melakukan itu, bisa-bisa ia tidak menyeles
lai sunyi. Pandangannya tertuju pada Sandarra yang masih be
nda
jut. Ia menoleh
apa nggak kelua
uknya."Ah, itu, Pak...m
gangguk."
jaan." Sandarra menun
melihat-lihat coretan di sana."
" Sandarr
nti aja kok." Natha bi
sudah terbiasa, sedikit. Saya
ini menerima perempuan. Karena, pekerjaannya memang berat."
ngan kenyataan ini. Ia merasa bahwa dirin
a melihat jam tangannya."Harusny
meriksa ponselnya lagi sejak memesan. Ternyata driver sudah membatalkan pes
ah, ayo maka
a mau kerja dulu.
nggak akan bisa kerja, kalau perut
ar,
Natha saj
, usia Bap
tu berarti, Sandarra, ayo." Natha memb
panjang dan menghembu
. Gaya berpakaiannya tampak santai, namun, terlihat begitu elegan. Jelas terlihat bah