DICERAI KARENA MANDUL
UV mewah milik sang ayah. Mendengar hal itu, hati Kala seperti dirajam
arena kata-kata yang mengudara tadi. Dari sudut matanya, Kala bisa melihat anak itu berjalan anggun dengan tangan yang mengganden
a berjengit saking kagetnya. Ketika ia menoleh, wanita paruh baya yang nampak an
a,
ak itu menelanjangi Kala dengan sorot mata penuh luka. Seolah, Kala yang berjanji menyelamatkannya dar
u adalah
lang tahun
on menunggu kelanjut
ara itu. Semua teman dapat undangan tiga hari lalu, tapi aku enggak. Jahat
belakangan tapi tidak menemukan sama sekali 'bicara buruk' yang di
uruk." Sheryl langsun
u lubang besar yang sengaja Sheryl tut
Mbak. Semuanya. Bahkan Eyang dan Papa juga." Suara Sheryl tidak dalam keadaan menaha
aan, kemarahan, dan juga rasa
nggak seperti itu. Justru aku yang enggak ditemani sama kawanan mereka. Aku dipojokin, a
heryl ucap benar-benar memengaruhi kewarasannya. In
e sana, Mbak. Enggak mau
malam itu dengan segelas susu cokelat dan beberapa keping cookies buatannya. Meneruskan dongeng Merida yan
gan senyum menawan itu berjalan di samping ayahnya. Persis tuan putri yang baru saja turun dari kereta kuda. Sekali
jarak aman. Asal netranya masih bisa mengawasi semua gerak Sheryl, itu sudah lebih dari cukup. Di dalam rumah megah ini
at m
ersamaan. Uang memang tak pernah berbohong dalam menciptakan kemewahan. Kala ingat dulu pun pernah merayakan ulang tahun,
sudut, ia menangkap hal ganjil di sana
takut kedatangannya mengagetkan dua anak yang sep
an
engan nada cukup angkuh. Ia hanya menu
yl tanpa ra
ra." Anak itu berjalan mendekati ke arah Sheryl. Tepat di sisi kanan Sh
iput emosi, semakin membara. Tanpa pikir panjang, Kala langs
n marah,
*
g? Padahal kamu bertemu banyak teman sekelas, kan?"
ngan Donita, si pemilik acara. Sheryl meminta untuk segera pulang, alasannya dia lelah. Demi sang putri yang sudah m
tidak mau meminta maaf namun, baginya kesalahan tetap kesalaha
sangat terpaks
tu dengan senyum kecil. Sheryl hanya memalingkan wajahnya, kembali menarik ujung kemeja sang ayah. Ia kesal sekal
itu? Little Pony?" tanya Daru mencoba mengamb
g. "Aku bosan de
berkata mencintai Little Pony hingga semua yang berhubungan dengannya, bergan
ume kecil. Sejak Sheryl masuk mobil, tak ada suara yang dikeluarkan anak itu. K
i langkah Daru menuju kamar nona mudanya. Ia harus memastikan san
ganggu Sheryl tidur," kata Daru sembari me
a mengang
k saya tidurnya menge
natap Daru. Sementara sang pria hanya
yl mimpi