Obsesi dan Cinta
Apartemen Lifah. Tak disangka, di basmen
ra!" sap
menjabat tanga
g sepagi ini ke apartemen
ngguh kelewatan si Lifah kalau sampai tunangannya saja
menaikkan satu oktaf suaranya karena sedari tadi Lin
rsentak. Sedikit gugup,
adi, elergi Lifah k
ok, 'mengapa ia tidak mengabariku?' ba
lalu mandiri orangnya. Seakan tak butuh bantuan yang lainnya. Kalau boleh jujur ya Bar, Tante
ng terlalu wonder women. Ia menganggap semuanya bisa ia selesa
an ringan seputar kerjaan. Oleh
, mereka berdua sempat berpapasan dengan Anggara yang posisin
seorang perempuan paruh baya yang sedang berbincang begitu akrabnya. Perempuan dengan tampilan yang begi
adap ke depan, dan melanjutkan
untuk segera berangkat kerja dan tidak ingin tahu lagi Masalah Lifah
*
dan Bara telah Samali d
g t
nyi bel apar
ri saja sih untuk masuk! Atau mungkin, bukan mama
di depa
ee
talnya, Lifah me
membeku, terkejut melihat kedatangan tamunya pagi ini. Buka lagi mamanya, tap
senyum manisnya. Seperti hari-ha
ama ajak saja sekalian bareng ke mari,"
? Yuk nak Bara masuk!" ajak Linda untuk mencairkan kecang
tubuh anaknya yang masih penuh dengan bintik-bintik merah yang sudah
lu mama panggilkan dokter keluarga untuk menge
ja. Obat dari klinik kemarin saja masih a
u aku sih Fah?" cemas Bara d
mengalihkan netranya, pada sosok p
ngatur nafasnya, kemudian melanjutkan perkataannya
aan kamu. Tolong, libatkan aku ya
da yang ada diantara mereka memilih untuk pamit ke d
mereka berdua
u sukai, andai aku lebih peka terhadap apa saja yang kamu suka dan apa yang kamu tidak suka. Apa kah kamu ada alergi dengan makan
ar. Karena kamu kan ti
n berkata yang sejujurnya sama aku Fah
aku Bar
apa yang aku beri dan memilih membaha
n memainkan ujung switer l
rena memakan apa yang aku sukai Fah. Kamu lebih berharga dari apapun. Karena ak
akan keadaan kamu yang sempat di
h dengan mata yang