Obsesi dan Cinta
ur. Ia masih terngiang-ngiang dengan uca
dah menikah? Bahkan, dari lulus sekolah menengah keatas tak pernah lagi aku bertemu dengannya, dan berdekatan dengan perempuan mana pun.
perempuan manapun yang bisa menggoyahkan hatinya yang begitu tulus pada Lifah. Ia sudah menunggu bertahun-tahu
t rasa untuk dirinya, ia bisa
yang pasti, dia pasti sudah memikirkan semua secara matang, apa lagi tentang hidup dan masa depannya. Lalu apa yang mendasari semua ini? Apakah dia mencint
muanya sudah tidak berbentuk. Ia lupakan seg
Aaaargh! Andai saja aku bisa bertemu kamu lebih dulu!
aikan situasinya kala itu, ia bis
aku kira kau memberikan takdir yang indah dengan segala apa yang telah aku lewati selama
aa
ur, karena lemparan asbak ya
alam ruang kerja yang sudah tak berbentuk. Ia
rduduk dilantai dengan ta
u untuk duduk di sofa!
ennya memapah tubuh Anggara
gara. Dan sang Asisten hanya bisa menganggukinya, dan seger
*
rtemen
a dari tadi gue enggak lihat dia datang untuk jenguk elo, atau khawatir telf
anya gara-gara Anggar!' Batin Lifah, yang malah menyala
i juga sudah malam. Dia pasti sudah istirahat, d
elo bisa sampai alergi gini? Lo
a yang sangat menyukai ikan itu. Walau dia tahu, apa yang akan dirasakannya, tetap saja dia
ja yang buat kamu elergi, makan apa yang kamu suka dan enggak suka! Jangan jangan dia jug
melebihi tunangan elo sikap dan perhatiannya sama elo Fah. Andai saja
n sih
nganya. "Habisnya, gemes banget tahu, Ama tunangan Lo. Enggak peka
yakin, dia pasti akan lebih berhati-hati lagi. Dan ini bukan jaman S
ni hidup elo. Lo yang jalanin ya sudah. Gue mah cuma bisa kasih saran
i enak!" alihkan
a ya gitu-gitu saja Fa
amat makan, jangan lu
ia juga masih malu jika harus bertemu dengan Anggara atas kesalah fahaman yang terjadi. Lifah butuh menyiapakan diri
i, gue pagi sekali harus pulang. Mau
anyak ya. Sudah
pamit dul
-hati di jalan ya!" Tiya hanya merespons d
ali untuk bangun pagi ini, lagi pula dia juga sedang kedatangan tamu bulanan,
rr
rr
rr
asan, Lifah mengangkat smartphone
al
partemen kamu. Kamu baik-baik saja 'kan nak. Sudah di obati? Obatnya sudah diminum?"
i siapa ma? 'Kan Lifah
itu, di Wira, --- Asisten dsn orang kepercayaan almarhum yang kasih tahu mama. Kenapa, kamu tidak kabar
ifah hanya bisa mendengus kesal. Sambil Kemb