Teratai Abadi
au, Tua
yiak Mudo berpura-pura bersedih h
k akan mengalah padak
ulah yang ia inginkan, ketenangan sang istri. Lagi pula, sudah tidak terhitung entah be
p Inyiak Mudo. "Puti Bu
seraya menggendong si gadis kecil. "K
rsenyum dan me
an. "Kelak, jangan jadi seperti si Tua
awanya. "Jangan menjelek-jelekkan
gan tidak menggubris ucapan sang sua
nyiak Mudo seten
ak hendak ikut sebab ia tak hendak mengganggu istrinya itu untuk sekarang ini. Pria t
i Bungo Satangkai ke bagian palin
air kecil yang sangat bersih
arik-narik paka
mana,
h tersenyum deng
la memang sudah jodohmu, kau pasti akan mendapatkan suara dan pendengar
yang dikatakan oleh Inyiak Gadih,
alam kolam kec
u takut,
n Puti Bungo Satangkai. "Kalau begitu, Inyiak a
guk cepat dengan se
si gadis kecil itu, Inyiak Gadih memeriksa susunan
ka itu sudah mewari
atap ke dalam bola mata Inyiak Gadih. Ia tentu tida
o sangat ba
u t
sudah bisa merasakan langsung bahwa sesungguhnya di dalam tubuh Puti Bung
ak akan membiarkan hanya kau saja yang menurunkan kesaktianmu pada a
duk bersila di
intanya. "Dudukla
a duduk di pangkuan Inyiak
gung si gadis kecil. Sementara dengan tangan kirinya, ia seperti mencengkeram ba
buh Puti Bungo Satangkai, dengan tangan kirinya pula ia menc
a itu pula Inyiak Mudo terlihat tenang-tenang saja. Ia duduk menunggu di d
dap anak lima tahun itu. Ia tidak keberatan sama sekali. Selama tujuan sang is
a itu bersama si gadis kecil dalam gendonganny
n seolah seperti seorang sedang berbisik. "Bi
ke dalam goa. Dan tidak lama kemudian sang istri kembali muncul
an kecuranga
memutih di wajah Inyiak M
sengaja membawa anak itu ke s
juannya. Suami mana yang tega menyakiti istr