icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Teratai Abadi

Bab 6 Puti Bungo Satangkai

Jumlah Kata:771    |    Dirilis Pada: 26/02/2024

ayung sampannya hanya sesekali saja, namun itu sudah lebih darip

k Mudo telah melakukan banyak hal agar anak tersebut mampu melakukan dan memah

Lagi pula, hal ini sejalan dengan rasian yang ia terima ketika

elesat sembari menggendong gadis kecil itu di bahunya. "Inyiak Gadih itu dulunya adalah

ukanlah hal yang baru bagi si gadis kecil. Paling tidak, semenjak usia dini Inyi

undak Inyiak Mudo, lalu ber

nta digendong oleh I

-kekeh. "Tentu saja,

unggu kedatangan Inyiak Mudo semenjak pagi. Ia bertekad bahwa hari

gitu percaya diri dengan semang

ncul di tempat itu, ia hanya bisa tertegun. Tatapannya justru te

Kau

il itu dari bahunya, sementara Inyiak Gadih hanya bisa t

ngan bahasa isyaratnya. 'Apak

udo seraya mengusap-usap kepala si a

gadis kecil itu melangkah mendekati Iny

da Inyiak Gadih demi menyaksian sang

an Inyiak Gadih yang jangkung. Ia menoleh ke arah

pakaian Inyiak Gadih tepat di bagian l

Gadih setengah tergagap. "

ma sekali tidak khawatir membiarkan gadis kecil itu mendekati Inyi

ri seperti itu. Selanjutnya, demi melihat tatapan bening tak

tanya Inyiak Gadih denga

ng sebab ia tidak tahu mengapa wanita sep

Mudo. "Bahkan hanya telinga sebelah

da suaminya tersebut, lalu kembali ber

mbah Ngarai Sianok, aku menemukan seorang wanita muda dalam kondisi yang men

Dewat

kelahi mengadu kesaktian dengan suaminya. Kini beralih menjadi satu peras

yum ia mengusap lembut pipi si gadis kecil meski air m

gis?' tanya si gadis kecil

ahan tawa yang tiba-tiba muncul akibat pertanyaan dari si gadil kecil. S

Tidak kenapa-kenapa, Sayang. Inyiak

ma Puti Angin-Angin

yang kau berikan pada

ang pada suaminya. Dan Inyiak Mudo h

a itu," Inyiak Gadih tersenyum sembari menelisik setiap inci wajah si gad

ang menemukannya. Lagi pula, kenapa kau membe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Rasian2 Bab 2 Makna yang Lebih Dalam3 Bab 3 Suami-istri yang Selalu Berseteru4 Bab 4 Takdir Pertemuan5 Bab 5 Bayi yang Menolak Mati6 Bab 6 Puti Bungo Satangkai7 Bab 7 Alasan yang Tepat8 Bab 8 Rahasia di Balik Liontin9 Bab 9 Setipis Kulit Ari10 Bab 10 Kedatangan yang Mengejutkan11 Bab 11 Tak Lagi Terhindari12 Bab 12 Api dan Air13 Bab 13 Menjadi Wadah14 Bab 14 Satu Kesatuan15 Bab 15 Sehidup Semati16 Bab 16 Perpaduan yang Menguntungkan17 Bab 17 Si Cantik yang Bisu18 Bab 18 Menuju Singkarak19 Bab 19 Bukan Hantu Bukan Manusia20 Bab 20 Penjahat-Penjahat Rendahan21 Bab 21 Gelagat Aneh22 Bab 22 Sedikit Kecurigaan23 Bab 23 Hubungan yang Pelik24 Bab 24 Ayah dan Anak yang Konyol25 Bab 25 Dusun yang Damai26 Bab 26 Kebaikan yang Tulus27 Bab 27 Kawanan Berbaju Hitam28 Bab 28 Penyerang Misterius29 Bab 29 Caping dan Jubah30 Bab 30 Pendekar Wanita31 Bab 31 Aroma Menggiurkan32 Bab 32 Kesempatan Kedua yang Disia-siakan33 Bab 33 Mengolah Raga34 Bab 34 Lawan Sepadan35 Bab 35 Jaring Jerat Naga36 Bab 36 Tangkapan Besar37 Bab 37 Pelampiasan38 Bab 38 Hal yang Berbeda39 Bab 39 Rumah di Dalam Tebing40 Bab 40 Sifat yang Aneh41 Bab 41 Pria Baik yang Menjadi Jahat42 Bab 42 Bukan Musuh43 Bab 43 Topeng44 Bab 44 Di Balik Hal Buruk45 Bab 45 Raksasa Berhati Lembut46 Bab 46 Pria Aneh47 Bab 47 Sibunian Tongga48 Bab 48 Sampai Jumpa Lagi49 Bab 49 Menyeberangi Bukit Barisan50 Bab 50 Perkelahian di Danau Tes51 Bab 51 Berpikir Sebelum Bertindak52 Bab 52 Tekad yang Kuat53 Bab 53 Turun Tangan54 Bab 54 Sedikit Pelajaran55 Bab 55 Hal yang Belum Terungkap56 Bab 56 Menuju Minangatamvan57 Bab 57 Keterbatasan58 Bab 58 Sikap dan Perilaku59 Bab 59 Hari yang Baru60 Bab 60 Satu Kamar61 Bab 61 Olah Tenaga Dalam62 Bab 62 Keributan di Siang Hari63 Bab 63 Fitnah Berdarah64 Bab 64 Dilema65 Bab 65 Melarikan Diri66 Bab 66 Bersikap67 Bab 67 Situasi yang Canggung68 Bab 68 Tentang Teratai Abadi69 Bab 69 Hal yang Sama70 Bab 70 Sedikit Keanehan71 Bab 71 Aura yang Sama72 Bab 72 Tiba di Kotaraja73 Bab 73 Kondisi Mencurigakan74 Bab 74 Situasi Tak Menyenangkan75 Bab 75 Aura yang Menekan76 Bab 76 Sidang Mufakat77 Bab 77 Tuduhan demi Tuduhan78 Bab 78 Praduga Tak Bersalah79 Bab 79 Mencuci Tangan80 Bab 80 Bimbang81 Bab 81 Kenyataan di Balik Liontin82 Bab 82 Benang Kusut83 Bab 83 Kekacauan di Balai Sidang84 Bab 84 Salah Paham85 Bab 85 Kenyataan Sesungguhnya86 Bab 86 Kenangan Masa Lalu87 Bab 87 Bertalian88 Bab 88 Permintaan sang Raja89 Bab 89 Duri dalam Daging90 Bab 90 Sebuah Rahasia91 Bab 91 Wanita Seribu Akal92 Bab 92 Pertimbangan93 Bab 93 Keputusan94 Bab 94 Sebuah Janji95 Bab 95 Meninggalkan Istana96 Bab 96 Tamu Tak Biasa97 Bab 97 Membaca Situasi98 Bab 98 Malam Laknat99 Bab 99 Secepat Angin100 Bab 100 Orang Dekat