Teratai Abadi
ayung sampannya hanya sesekali saja, namun itu sudah lebih darip
k Mudo telah melakukan banyak hal agar anak tersebut mampu melakukan dan memah
Lagi pula, hal ini sejalan dengan rasian yang ia terima ketika
elesat sembari menggendong gadis kecil itu di bahunya. "Inyiak Gadih itu dulunya adalah
ukanlah hal yang baru bagi si gadis kecil. Paling tidak, semenjak usia dini Inyi
undak Inyiak Mudo, lalu ber
nta digendong oleh I
-kekeh. "Tentu saja,
unggu kedatangan Inyiak Mudo semenjak pagi. Ia bertekad bahwa hari
gitu percaya diri dengan semang
ncul di tempat itu, ia hanya bisa tertegun. Tatapannya justru te
Kau
il itu dari bahunya, sementara Inyiak Gadih hanya bisa t
ngan bahasa isyaratnya. 'Apak
udo seraya mengusap-usap kepala si a
gadis kecil itu melangkah mendekati Iny
da Inyiak Gadih demi menyaksian sang
an Inyiak Gadih yang jangkung. Ia menoleh ke arah
pakaian Inyiak Gadih tepat di bagian l
Gadih setengah tergagap. "
ma sekali tidak khawatir membiarkan gadis kecil itu mendekati Inyi
ri seperti itu. Selanjutnya, demi melihat tatapan bening tak
tanya Inyiak Gadih denga
ng sebab ia tidak tahu mengapa wanita sep
Mudo. "Bahkan hanya telinga sebelah
da suaminya tersebut, lalu kembali ber
mbah Ngarai Sianok, aku menemukan seorang wanita muda dalam kondisi yang men
Dewat
kelahi mengadu kesaktian dengan suaminya. Kini beralih menjadi satu peras
yum ia mengusap lembut pipi si gadis kecil meski air m
gis?' tanya si gadis kecil
ahan tawa yang tiba-tiba muncul akibat pertanyaan dari si gadil kecil. S
Tidak kenapa-kenapa, Sayang. Inyiak
ma Puti Angin-Angin
yang kau berikan pada
ang pada suaminya. Dan Inyiak Mudo h
a itu," Inyiak Gadih tersenyum sembari menelisik setiap inci wajah si gad
ang menemukannya. Lagi pula, kenapa kau membe