icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Teratai Abadi

Bab 4 Takdir Pertemuan

Jumlah Kata:752    |    Dirilis Pada: 26/02/2024

but, "Kabut Kahyangan!" tapi gera

nyiak Mudo yang tahu-tahu tela

e

u totokan di pangkal lehernya. Bersamaan dengan itu ia jatuh,

p dan menggendong sang istri hing

dalam mata sang istri yang justru

bali ke dalam goanya. "Sesuai perjanjian, aku akan bertarung

atu yang juga ada di dalam goa tersebut, Inyiak M

"di lima tahun mendatang. Dan selama i

Sesaat ia berdiri mematung di mulut goa, menghela napas dalam-dalam. Dan

*

n perhitungan akan lebih aman melewati jalur itu di malam hari. Tidak akan ada manusia yang mau berkeliaran malam di lemb

ngai di dasar lembah yang bening lagi seju

ku menyempatkan diri untuk minum terlebih dahulu di goa itu." Seje

titik. Mungkin sedang terjadi kebakaran

. Tidak ada yang harus ia takutkan di sana, kalaupun nanti harus bertemu dengan Inyiak Tuo Ba

ungai itu, Inyiak Mudo kembali melanjutkan langkahnya. Ia

permukaan sungai. Rambut dan jenggotnya riap-riapan seiring laju tubuhnya itu.

h kelapa yang jatuh dari tampuknya, atau bisa pula buah nangka yang

a satu kes

i lembah sangatlah gelap, namun dengan mata tua

amnya di hati dan ia

rat dengan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Tatapannya kini tertuju pada gerakan yang sangat-s

mi melihat sesuatu di depan matanya. 'Apa yang telah te

olon

a yang beberapa saat yang lalu telah diperkosa oleh Darna Dalun

atah, begitu juga dengan satu tangannya sementara

arah di hidung yang patah, dan di mulut dengan bibir yang pecah, Iny

angan wanita muda yang adalah istri dari

pu melihat semua itu di tengah kegelapan mala

seorang yang sedang berdiri di hadapannya itu adalah manusia ataupun jin penunggu lembah i

r terhempas ke tanah seiring nyawa

ati seraya mendekati tubuh yang telah kehilangan nyawanya it

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Rasian2 Bab 2 Makna yang Lebih Dalam3 Bab 3 Suami-istri yang Selalu Berseteru4 Bab 4 Takdir Pertemuan5 Bab 5 Bayi yang Menolak Mati6 Bab 6 Puti Bungo Satangkai7 Bab 7 Alasan yang Tepat8 Bab 8 Rahasia di Balik Liontin9 Bab 9 Setipis Kulit Ari10 Bab 10 Kedatangan yang Mengejutkan11 Bab 11 Tak Lagi Terhindari12 Bab 12 Api dan Air13 Bab 13 Menjadi Wadah14 Bab 14 Satu Kesatuan15 Bab 15 Sehidup Semati16 Bab 16 Perpaduan yang Menguntungkan17 Bab 17 Si Cantik yang Bisu18 Bab 18 Menuju Singkarak19 Bab 19 Bukan Hantu Bukan Manusia20 Bab 20 Penjahat-Penjahat Rendahan21 Bab 21 Gelagat Aneh22 Bab 22 Sedikit Kecurigaan23 Bab 23 Hubungan yang Pelik24 Bab 24 Ayah dan Anak yang Konyol25 Bab 25 Dusun yang Damai26 Bab 26 Kebaikan yang Tulus27 Bab 27 Kawanan Berbaju Hitam28 Bab 28 Penyerang Misterius29 Bab 29 Caping dan Jubah30 Bab 30 Pendekar Wanita31 Bab 31 Aroma Menggiurkan32 Bab 32 Kesempatan Kedua yang Disia-siakan33 Bab 33 Mengolah Raga34 Bab 34 Lawan Sepadan35 Bab 35 Jaring Jerat Naga36 Bab 36 Tangkapan Besar37 Bab 37 Pelampiasan38 Bab 38 Hal yang Berbeda39 Bab 39 Rumah di Dalam Tebing40 Bab 40 Sifat yang Aneh41 Bab 41 Pria Baik yang Menjadi Jahat42 Bab 42 Bukan Musuh43 Bab 43 Topeng44 Bab 44 Di Balik Hal Buruk45 Bab 45 Raksasa Berhati Lembut46 Bab 46 Pria Aneh47 Bab 47 Sibunian Tongga48 Bab 48 Sampai Jumpa Lagi49 Bab 49 Menyeberangi Bukit Barisan50 Bab 50 Perkelahian di Danau Tes51 Bab 51 Berpikir Sebelum Bertindak52 Bab 52 Tekad yang Kuat53 Bab 53 Turun Tangan54 Bab 54 Sedikit Pelajaran55 Bab 55 Hal yang Belum Terungkap56 Bab 56 Menuju Minangatamvan57 Bab 57 Keterbatasan58 Bab 58 Sikap dan Perilaku59 Bab 59 Hari yang Baru60 Bab 60 Satu Kamar61 Bab 61 Olah Tenaga Dalam62 Bab 62 Keributan di Siang Hari63 Bab 63 Fitnah Berdarah64 Bab 64 Dilema65 Bab 65 Melarikan Diri66 Bab 66 Bersikap67 Bab 67 Situasi yang Canggung68 Bab 68 Tentang Teratai Abadi69 Bab 69 Hal yang Sama70 Bab 70 Sedikit Keanehan71 Bab 71 Aura yang Sama72 Bab 72 Tiba di Kotaraja73 Bab 73 Kondisi Mencurigakan74 Bab 74 Situasi Tak Menyenangkan75 Bab 75 Aura yang Menekan76 Bab 76 Sidang Mufakat77 Bab 77 Tuduhan demi Tuduhan78 Bab 78 Praduga Tak Bersalah79 Bab 79 Mencuci Tangan80 Bab 80 Bimbang81 Bab 81 Kenyataan di Balik Liontin82 Bab 82 Benang Kusut83 Bab 83 Kekacauan di Balai Sidang84 Bab 84 Salah Paham85 Bab 85 Kenyataan Sesungguhnya86 Bab 86 Kenangan Masa Lalu87 Bab 87 Bertalian88 Bab 88 Permintaan sang Raja89 Bab 89 Duri dalam Daging90 Bab 90 Sebuah Rahasia91 Bab 91 Wanita Seribu Akal92 Bab 92 Pertimbangan93 Bab 93 Keputusan94 Bab 94 Sebuah Janji95 Bab 95 Meninggalkan Istana96 Bab 96 Tamu Tak Biasa97 Bab 97 Membaca Situasi98 Bab 98 Malam Laknat99 Bab 99 Secepat Angin100 Bab 100 Orang Dekat