icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Teratai Abadi

Teratai Abadi

Penulis: Minang KW
icon

Bab 1 Rasian

Jumlah Kata:715    |    Dirilis Pada: 26/02/2024

ukup mengganggu meditasi yang telah ia mulai semenjak beberapa purnama yang lalu. Meditasi yang sesunggu

arat Pulau Swarnadwipa yang bermakna Pulau Emas. Atau setidaknya

bih mengenal daratan tersebut dengan nama Andala

ah ia membuka matanya.“Mengapa suara-suara tak

erperawakan seperti seorang yang sudah berusia 70 tahun itu cukup pendek,

merah-merahan meski kumis dan jenggot menyatu menjadi cambang yang le

sebenarnya, itu juga alasannya orang-orang l

Wajah yang menengadah itu terlihat tidak terlalu tenang, dengan mata terpejam

,’ bisik hati kecilnya, ‘gerangan ap

hitam. Sesaat, Inyiak Mudo menghela napas lebih dalam sebelum tatapannya tertuju ke seberang lautan. Bayangan tipis dari

butuhkan sesuatu prosesi untuk memulainya lagi. Jadi, Inyiak Mudo memut

dengan posisi miring ke kanan. Dan kembali suara-suar

da kata-kata yang jelas yang bisa ia ingat. Hanya suara-suara berbisik halus yang lebih ser

i?” gumam Inyiak Mudo set

uk meninggalkan Pulau Sinaka. Dengan menaiki sebuah s

anpa terlihat terburu-buru, namun sampan itu justru meluncur s

as meski hanya dengan sebuah sampan kecil. Ia sudah melihat keramaian dari sebuah bandar d

elak akan menjadi sebuah ibukota

titik di antara kelebatan tanaman di tepi laut, Iny

ekor burung yang terbang dengan sangat ringannya, melesat ke arah utara. Ia sengaja meng

ara harfiah berarti Bukit Sirih. Kawasan itu berada di ujung utara sisi bara

ami goa itu, dan orang itulah yang s

Manih. Hanya saja, sebagaimana dengan Inyiak Mudo, wanita itu pun memiliki kulit wajah selayak

masih membayang jelas di wajahnya itu dalam kondisi bersemad

dalam sebelum akhirnya memutuskan untuk memasuki goa tersebut. Ia sedik

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Rasian2 Bab 2 Makna yang Lebih Dalam3 Bab 3 Suami-istri yang Selalu Berseteru4 Bab 4 Takdir Pertemuan5 Bab 5 Bayi yang Menolak Mati6 Bab 6 Puti Bungo Satangkai7 Bab 7 Alasan yang Tepat8 Bab 8 Rahasia di Balik Liontin9 Bab 9 Setipis Kulit Ari10 Bab 10 Kedatangan yang Mengejutkan11 Bab 11 Tak Lagi Terhindari12 Bab 12 Api dan Air13 Bab 13 Menjadi Wadah14 Bab 14 Satu Kesatuan15 Bab 15 Sehidup Semati16 Bab 16 Perpaduan yang Menguntungkan17 Bab 17 Si Cantik yang Bisu18 Bab 18 Menuju Singkarak19 Bab 19 Bukan Hantu Bukan Manusia20 Bab 20 Penjahat-Penjahat Rendahan21 Bab 21 Gelagat Aneh22 Bab 22 Sedikit Kecurigaan23 Bab 23 Hubungan yang Pelik24 Bab 24 Ayah dan Anak yang Konyol25 Bab 25 Dusun yang Damai26 Bab 26 Kebaikan yang Tulus27 Bab 27 Kawanan Berbaju Hitam28 Bab 28 Penyerang Misterius29 Bab 29 Caping dan Jubah30 Bab 30 Pendekar Wanita31 Bab 31 Aroma Menggiurkan32 Bab 32 Kesempatan Kedua yang Disia-siakan33 Bab 33 Mengolah Raga34 Bab 34 Lawan Sepadan35 Bab 35 Jaring Jerat Naga36 Bab 36 Tangkapan Besar37 Bab 37 Pelampiasan38 Bab 38 Hal yang Berbeda39 Bab 39 Rumah di Dalam Tebing40 Bab 40 Sifat yang Aneh41 Bab 41 Pria Baik yang Menjadi Jahat42 Bab 42 Bukan Musuh43 Bab 43 Topeng44 Bab 44 Di Balik Hal Buruk45 Bab 45 Raksasa Berhati Lembut46 Bab 46 Pria Aneh47 Bab 47 Sibunian Tongga48 Bab 48 Sampai Jumpa Lagi49 Bab 49 Menyeberangi Bukit Barisan50 Bab 50 Perkelahian di Danau Tes51 Bab 51 Berpikir Sebelum Bertindak52 Bab 52 Tekad yang Kuat53 Bab 53 Turun Tangan54 Bab 54 Sedikit Pelajaran55 Bab 55 Hal yang Belum Terungkap56 Bab 56 Menuju Minangatamvan57 Bab 57 Keterbatasan58 Bab 58 Sikap dan Perilaku59 Bab 59 Hari yang Baru60 Bab 60 Satu Kamar61 Bab 61 Olah Tenaga Dalam62 Bab 62 Keributan di Siang Hari63 Bab 63 Fitnah Berdarah64 Bab 64 Dilema65 Bab 65 Melarikan Diri66 Bab 66 Bersikap67 Bab 67 Situasi yang Canggung68 Bab 68 Tentang Teratai Abadi69 Bab 69 Hal yang Sama70 Bab 70 Sedikit Keanehan71 Bab 71 Aura yang Sama72 Bab 72 Tiba di Kotaraja73 Bab 73 Kondisi Mencurigakan74 Bab 74 Situasi Tak Menyenangkan75 Bab 75 Aura yang Menekan76 Bab 76 Sidang Mufakat77 Bab 77 Tuduhan demi Tuduhan78 Bab 78 Praduga Tak Bersalah79 Bab 79 Mencuci Tangan80 Bab 80 Bimbang81 Bab 81 Kenyataan di Balik Liontin82 Bab 82 Benang Kusut83 Bab 83 Kekacauan di Balai Sidang84 Bab 84 Salah Paham85 Bab 85 Kenyataan Sesungguhnya86 Bab 86 Kenangan Masa Lalu87 Bab 87 Bertalian88 Bab 88 Permintaan sang Raja89 Bab 89 Duri dalam Daging90 Bab 90 Sebuah Rahasia91 Bab 91 Wanita Seribu Akal92 Bab 92 Pertimbangan93 Bab 93 Keputusan94 Bab 94 Sebuah Janji95 Bab 95 Meninggalkan Istana96 Bab 96 Tamu Tak Biasa97 Bab 97 Membaca Situasi98 Bab 98 Malam Laknat99 Bab 99 Secepat Angin100 Bab 100 Orang Dekat