Wanita Penghibur untuk Suamiku
il Naura itu menutup wajahnya dengan kedu
yakin!" bisiknya, kini perasaan Naura hancur ... sehancur-hancurnya. Bagaimana tidak?
ngan air mata, Abdi mengeratkan genggaman jemarinya pada Naura. Sambil
edihan di dalam pelukannya, Dokter yang memvon
eluruh wanita, yaitu kanker di buah dadanya dengan stadium empat dan harus mengikut
menikah dengan pria idamannya. Abdi Ravindra Malik, pria tampan dan ma
anya. "Haruskah Aku menjadi wanita cacat, di
Sayang? Kau wanita cantik yang pernah, aku temui. Jadi ada atau tidak buah dadamu, a
saran saya harus secepatnya dilakukan tindakan pengangkatan, k
at Naura semakin sakit hati dan ia bergegas
g harus ia jalani? Lalu bagaimana impiann
irkan tentang bagaimana hidupnya nanti? Atau malah ia tak akan hidup lebih la
*
ia membersihkan diri di bawah genangan air shower yang mengucur dari a
dari mulut istrinya, Abdi yang merasa khawatir dengan keberadaan istrinya. Mencoba untuk membuka pint
ini. Aku ingin kamu sembuh
Istri yang cacat!" jawab Naura ketus sambil me
itu. Aku ini sangat mencintaimu." A
ba Naura mencium Abdi, kemudian meletakkan tangan Abdi di dadanya. "Sentuhla
lembut dan penuh kasih sayang. Kini sepasang s
dak lagi menangis, tetapi ... tetap melamun yang Abdi pun tak tahu harus berbuat apa
limuti tubuhnya dan mematikan Ac kam
seperti ini. Apa Naura tahu perasaannya? Dia pun juga sangat terpukul. Nam
atirkan adalah bagaimana hidup Naura nanti? Dan
atnya sulit mempunyai cucu. Lalu bagaimana jika nanti pernikahannya akan hancur k
mempertahankan Naura bersamaku!" ucap Abd
nggil Nau
awab sambil tersenyum ma
ilang ap
berpura-pura terkejut. "Mungkin Kau
iap dioperasi!" ucap Naura mend
ut Naura. "Jangan berfikir apapun ya, jangan takut. Aku selalu mencintaimu samp
*
menunjukkan pukul
ra menghadap ke sebuah cermin, memandangi dan meraba dadanya. Hatinya hancur kembali, air m
tik dalam keadaan apapun!" bisik Abdi yang t
tu ke dadanya. "Kamu akan kehilangan ini, nih!" Naura
kan hanya dirimu di sampingku selamanya. Jadi ... kum
ita." Naura tersenyum mani
...," ucap Abdi sambil
i hati Naura benar-benar merasa tenang jauh dari sebelumnya. Semua berkat Abdi, A
penting baginya. Yang terpenting adalah bagaimana dia
cantikan istrinya. Bagaimana tidak? Naura sengaja memakai perhiasan wajah yang
gar Abdi melihat Naura berdandan cantik yang terakhir k
ri Naura. "Sayang, kau cantik sekali," ucap Ab
asih," sa
yang dimana jika yang menonton para kaum jomblo akut akan menggig
ditanda tangani oleh sang suami. Para suster yang membantu Naura pun s
ada henti-hentinya mencuri pandang ke ara
mereka, agar Naura bisa melihat dirinya masih
p salah satu suster yang telah menyiap
kaian pasien. Naura berbisik ke telinga Abdi, "Sayang ... ak
antik, istriku
ma
a dokter itu ... dari tadi ngeli
Kamu gak
anita yang setia," Abdi balik menggo
"Selalu berjanji untuk setia. Aku
ng ... sehidup semati!" seru Abdi y
etapi sedikit kedengaran itu, membuat mere
Mas, Buk. Jangan bikin Kami gigit jari!" celetuk salah satu suster di ru