Wanita Penghibur untuk Suamiku
ang emosinya masih tersulut menunjuk ke arah dokter spesialis Naura. "Kau apakan istriku? Bukannya sebelum oper
samping saat sesudah melakukan tindakan operasi. Karena waktu itu kead
da Naura? Sedangkan untuk tindakan operasi ini, dirinya lah yang membu
r, dokter membangunkannya menepuk-nepuk bahu Abdi. "Sabar Pak, fisik Naura kuat! Saya yakin tak butuh
Mas, Nau. Mas yang memaksamu untuk operasi kan? Dan kata dokter kau lumpuh sementara karna efek ope
merasakan perasaan bersalah. "Kenapa Mas menangis? Bukannya Mas tak masalah kan dengan bagaiman
, Nau." Di kecupnya wanita yang kini terbaring lemah lengkap menggunakan baju Pas
*
berla
ilang suaminya agar segera melakukan berkas pemulangan
aja gawai itu terjatuh ke lantai. Ia menghela napasnya
ag
a mengerang
apa?" tanya dokter yang baru saja ma
nal. Suara mantan pacarnya Bram yang dulu Naura t
am, perasaan tak pantaslah yang membu
Naura berusaha menyembunyikan wajahnya. Tetapi sepertinya Naura kurang pintar, ia tetap
gsung memegan
pelan, kini Bram m
am membaca map biru di tangannya, setel
belum sempat Bram melanjutkan pem
tri saya?" tanya Abdi yang baru s
ahut Bram
ri saya." Abd
diperbolehkan pulang, jangan lupa berkas-berkasnya diurus secepatnya
cap Bram mengusap rambut
la matanya ke arah pintu. Lalu menggerutu "Ap
bekas dan bau tangan si dokter tidak menempel di rambut N
asku, Mas. Aku pengen
ng sabar
yang harus di tanda tangani. Selesainya Abdi
*
2 kamar mereka. "Mas, aku berat ya?" tanya Naura pada su
Sayan
"Aku kangen, setiap melihatmu di atas ranjang kita, kamu terlihat seksi,
Naura ter
an ke telinga kanan Naura, hembusan napas suaminya kini terasa pan
kan adegan bak film vampir. Saat ini tak ada lagi ya
cintaimu," bisik Abdi dengan keringat
*
an be
ri-hari hanyalah Abdi yang membantunya mandi, makan, buang
ibadi untuk Naura, tetapi Abdi tak ingin rua
idup Naura bisa kapan saja terhenti dan itulah alasan ut
yang menyebabkan suaminya, menjadi seorang laki-laki yang brengsek! Bejat dan mungkin juga
dari dalam kamar mandi mereka, suara
dengan baik dan benar s
istri. Hanya untuk melayani suaminya pun dirinya tak mampu! Air matanya menetes tertaha
u
a. "Nau, Aku sangat mencintaimu." Lalu Na
ap dengan sangat dalam. Tatapan itu membuat Abdi
meng
enghibur untukmu, Mas." Naura terbata-b
s nggak mau, Nau!" bentak Abdi, bar
asa sudah benar-benar hany
ut marah. Mas hanya ingin Nau
anggap saja itu A-ak
Naura. Abdi mengira bahwa Naura hanyalah berbasa-b
ar, Naura tetap menangis. "Gi-gimana Mas? Sudah
ingin menyewakan dirinya seorang wanita penghibur? Untuk apa? Untuk memuas
sepian, tetapi itu semua ia tepis dengan hanya
sutmu bagaiman
animu sebagai penggantiku. Anggap saja itu hadiah da
ura, dengan keadaan seperti ini s
Mas no
menemanimu jika ada dia, Aku
bih baik hanya menyewa wanita sebentar saja, setidaknya sampai dirinya kem
yang milih ya."
e
akan permintaannya itu. Aneh? Bukankah dirinyalah yang meminta
yakan, mengapa hati Na
pas lalu menggeleng. "Mas aja yang
ambil jaket dan
esedih ini? Rasanya perasaan Naura sangat hancur menerima suaminya
ra ... ini hanya sementara.
embali, membawa wanita sangat cant
harus memilah milih wanita,
n ini i
nita penghibur pilihannya, wan
ernak pernik di pakaiannya, rambut sepinggang dan
ku ... Aqila," sapanya d
dulu ya, Sayan
inggalin Aku." Rengek Naur
" tany
bdi semakin bing
malu kan?"
hibur, Mbak. Sudah t
ndengarnya. Abdi tak bisa membayangkan diriny
arah Aqila, seperti kode y
ang sepertinya sudah pah
di permainkan. Satu persatu bajunya telah dilepa
u ke Aqila, Abdi yang buas setelah
hancur Naura! Naura kini seperti boneka d
ng menetes tak la
kan adegan itu, hatinya sudah
nyuruh suamiku menyewa wanita penghibur dan menyaksikan me
*
g Naura. Jangan tanya lagi bagaimana perasaannya,
ini semua salahnya, Naura menaruh gar
as anterin pul
.. gendong ke bawah y
kini Naura hanya memegang dadanya. Hatinya sakit
ta-kata itulah yang ingin Naura ucapkan. Tetap
elihat Abdi menggendong Aqila. Tanpa menghirau
padanya? Hingga baru saja dirinya b
lah, dan nanti setelah suaminya kembali, Naura a
ura! Ingat Abdi sangat men
nya pulang juga. Kini Wajahnya persis seperti dulu saat sebelum Naura
buk membalas chatting di ponselnya. Terkadang
qila?" tanya Naura, hatinya seakan mel
ak lah!" sahut
gan ketemu Aqila lagi ya." Rengek Naura
an bonekamu yang bisa kapan saja kau
dari tidur lalu mela
ag
elihat kelakuan suaminya. Bak petir di siang bolong baginya, set
bah seketika. Seperti permainan koin yang hanya dilempar saja akan
alan, air mata yang sekarang
sebenarnya ini hanyalah awal dari sedikit