Bujang Kaya Jadi Budak Cinta
tu terdapat layanan makan siang gratis bagi para karyawan. Dan saat ini, Nadira beserta tim pemotretan tenga
erapa gadis yang duduk di depannya. Ia menduga mereka para staff administras
t." Lanjut yang lain. Mereka sepertinya tidak malu meng
katanya dia i
sudn
teran ya. Ada darah Indonesianya gitu. Nah ka
h salah satu gadis itu. "Menuru
iya cowok begitu jomblo." Lanjutnya. "Loe ganti pertanyaan lo
ya cowok tampan plus tajir macem gitu jomblo. Justru kalo jomblo malah patut dicurig
oe." Tegur yang lain. "Tapi kalo emang dia suka n
ama anak loe di rumah mau di
da disini? Satu pikiran tiba-tiba muncul di benaknya. Ia menduga kalau Erhan sebenarnya tahu dimana keberadaan Gisna sa
nti dengan barang baru. Dan Nadira juga kini sudah mengenakan pakaian baru. Namun saat
i Nadira. Nadira memandang pria yang baru saja semalam mengganggunya. Ya, siapa lagi kalau bukan Erhan. Tetangga baru yang juga sepupu ipar sahabatnya yang kini baru ia tahu merupakan salah satu atasannya. "A
idak melakukan kesalahan, kenapa pria itu mengatakan kalau dia
akkan bokongnya yang seksi di sana. Melipat kedua tangan di depan dad
, konsumen kami bukannya tertarik pada model furniture yang
r." Jawab Nadira kemudian. Tapi kemudian Nadira menyadari adanya peluang. Mumpung Erhan ada
tidak suka kau memanggilku den
Saya tidak bisa melakukan itu." tolaknya halus. "Walau bagaimanapun
jadi model." Jawab Erhan lagi. "Lagipula, lebih dari itu. diluar semua ini kita adalah tetangga dekat. Dan kau adalah sahabat dari iparku, yang berarti kau juga adalah temanku." J
Anda sedang membahas ini, maka sekalian saja saya bertanya." Nadira memandang
itu balik me
da yang lain mengatakan kalau Anda tidak tahu dimana keberadaan Gisna. Tapi saya rasa, itu tidak benar. Anda menyembunyikannya saat ini kan?" itu bukan pertanyaan,
tangan kirinya. "Lalu?" pria itu balik bertanya. Y
rtanya karena tidak mengerti
alahnya apa? Gisna menghilang, dan jika memang k
kalian menyembunyikannya?" Tanyanya
jawabanmu." Ucap Erhan den
tidak menyenangkan dari ucapan Erhan. "Saya tida
membuat Nadira bergidik ngeri. "Aku juga tidak sedang mengajakmu ber
nyembunyikannya?" Nadi
ku tergantung pada jawabanmu." Ucapnya. "Tapi, semisal kami memang menyembunyikan Gisn
ada." Jawab
. Tapi dia menghilang ataupun disembunyikan, itu tidak ada hubungannya denganmu. Karena itu pilihannya dan itu ada dalam lin
imanapun, separuh hidupnya dia habiskan bersama Gisna. Bagaimana bisa disebut orang asing? "Terlebih lagi dia sedang mengandung dan baru saja
ukan. "Gisna dimana?" Erhan mengacungkan telunjuknya. "Bagaimana keadaan bayinya." Ia mengacungkan jari tengahnya. "Apa dia baik-baik saja." Ia mengacungkan jari manisnya. "Tiga perta
aruskan pria di depannya ini berhitung? Namun kebingug
aanmu. Tapi tidak gratis. Kau ha
pnya. "Tapi berikan angka yang masuk akal, karena tidak sekaya keluarga Levent kalau kau mau tahu." Si
manis di wajah pria itu. senyuma
i kedua sisi pegangan kursi yang sedang didudukinya, membuat Nadira mau tak mau ikut mendongakkan kepala memandangnya. "Kalau kau bersedia memenuhi empat permintaanku. Maka aku akan menjawab empat perta
ursi beroda yang kini dia duduki. Namun Erhan
permintaanmu." Lanjutnya dengan sedikit gugup. Kedekatan pria itu entah kenapa tiba-tiba menimbulkan gelenyar aneh di tubuh Nadira. Dadanya mendadak berdebar dua kali lebih cepat da
mendekat sementara Nadira semakin menenggelamkan punggungnya pada sandaran kursi. Berharap bisa me
n yang ternyata terasa hangat di telapak tangannya. Erhan mencoba menahan senyumnya. T
memainkan rambut Nadira dengan jemarinya yang panjang. "Jadi? Bagaimana?" ucapnya. "Emp
Maksudku, permintaan apa yan
n." Ucapnya masih dengan berbisik dan senyum manis di wajahnya. "Itu bisa kupikirkan nanti." Lanjut Erhan santai. "Selama kau setuju dengan syaratku, maka aku a
kanya, namun sebelum meninggalkan ruangan dia kembali menoleh ke arah Nadira dan tersenyum. "Tapi kalau informanmu tidak bisa memberikanmu jawaban, dan kau bersedia mengabulkan empat permintaanku. Maka aku akan menunggumu di ruanganku setelah acara pemot