Bujang Kaya Jadi Budak Cinta
ang bawaannya kecuali kantong kertas berisi oleh-oleh di tangannya dan sling bagnya yang setia m
parkiran dan langsung memasuki taksi y
aat mendengar sahabatnya, Gisna p
aha menetralkan napasnya dan merapikan penampilannya. Nadira mengetuk pintu dan mengucap salam lalu masuk ke dalamnya. Ia menatap sekeliling dengan cepat. Di bagian kanan ruangan rawat Gisna terdapat dua sofa panjang yang tampak ter
anti ileran." Nadira menyerahkan bingkisa
?" Meta memandangnya
nya minta sama laki lo buat dibeliin. Gak malu apa punya laki kaya tapi kerjaan ngemis oleh-oleh mulu?" Sindir
man seorang pria yang membuatnya refleks berbalik. Disana,
lum kembali menoleh ke arah Gisna ya
ng lemah lembut seperti biasa. Sementara pria yang tadi
narnya merupakan pria tipe Nadira. Namun sikap genitnya itu sudah me
a. Dengan tinggi tubuhnya yang mencapai 170cm, Nadira masih harus men
na. Pria berdarah Indonesia-Turki yang sudah dengan kurang ajarnya meminta Gisna
api mau tak mau, Nadira pada akhirnya menyamakan Erhan dengan Lucas. Dan karena dia tidak
ya dengan senyum
Erhan salah tingkah. "K
Gisna. "Na, sepupu ipar kamu masih sehat?" sin
sekarang. Kamu mau tes apa? Paru-paru? Jantung? Otak? Atau
dengan Gisna. Namun Nadira mal
pu tertua Lucas-memperingatkan. Dialah satu-satunya pria di keluarga Levent yang Nadira anggap normal saat i
n kamu, loh. Kamu mau saya cut?" Ancamnya yang membuat Meta seketika terdiam dan menutup mulutnya. Pandangan Erhan kembali ke tertuju pada Nadira. "
i mengejek. "Maaf, aku gak minat." Jawabnya datar. Suara tawa dari
'suka', Sepupu." Tegur Adskhan. "Gak bisa lihat yang cantik, maunya main sosor aja. Jangan mau Nadira, di
." Desis
berbentuk persegi dan menyerahkannya dengan paksa pada tangan kanan Nadira. "Ini kartu nama
aneh.' Gumamnya dalam hati. Sementara kartu nama di tanga
pai akhirnya waktu menunjukkan pukul delapan
alasan pada keluarga Gisna kalau mereka ingin bernostalgia. Namun baik
Meta memandang sahabatnya yang tengah duduk
Kalo kamu nanya aku baik-baik aja, jawaban aku enggak, Ta. Aku gak baik-baik aja. Tapi kalo kamu nanya apa
i tempat tidur sahabatnya yang terbebas dari selang infu
aku memang sudah memprediksi semua ini akan terjadi. Salahku karena jatuh cinta p
nta. Dan patah hati adalah salah satu resiko yang me
aku selalu berdoa supaya kita berakhir dengan kisa
ari perasaan semacam itu. Kisah cinta yang berakhir bahagia itu memang ada, tapi ia rasa kemewahan itu bukan untuknya. Tidak ia semakin
siapapun. Semua makhluk berjenis kelamin pria adalah hal yang seharusnya hindari. Ya, kecuali mer
Meta mengalihkan Nadira dari lamunannya. Nadira mengangguk. Meta tidak salah dengan harapannya, Gisna juga
da binar keoptimisan di wajahnya. "Tidak sebelum bayi-bayi ini lahir
yang Gisna maksud
njadi jembatan atas penderitaan yang dialami sahabatnya ini. Seandainya saja dia tahu bahwa wanita itu mendekatinya karena sebuah rencana. Ia tidak
ni wanita itu. Tapi aku belum menyerah. Masih ada waktu sampai bayi-bayi ini lahir. Aku masih meminta kepada si pemilik hati untuk membalikkan
cul. Meskipun kemudian wanita itu tergugu dalam tangisannya, Nadira bahagia karena sahabatnya itu belum men
*
an jusru membuat tubuhnya berteriak tak nyaman. Ia dan Meta pada ak
cukup karena kemarin dia langsung melakukan penerbangan ke Jakarta berselang satu jam s
inta bantal dan tempat tidurnya sendiri. Dan dia adalah orang yang suka tidur dalam keheningan. Meskipun ia sering melakukan
endiri di atas tempat tidur dan benar-benar tidur tanpa gangguan. Tidak peduli jika itu menghabis
unitnya. Setahunya, unit itu kosong dan hendak disewakan saat ia akan p
unci mobilnya di atas meja bar dan langsung menuju kamar. Melepas pakaiannya dan melemparnya ke dalam keranjang cucian. Mandi cepat dengan air hangat adalah pilihannya. Dan tak sampai lima menit kem
i, I'm c