Bujang Kaya Jadi Budak Cinta
unya menikmati sesi curhat via telepon bersama sahabat baiknya, Gisna. Gadis lugu yang sudah menjadi saha
nalnya demi menyelamatkan ibunya. Dan hal itu juga menjadi penyesalan terbesar dalam hidup Nadira karena dirinya sebagai sosok sahabat tak bisa membantu Gisna kala wanita itu berada dalam posisi te
manager dan meminta hak nya sebagai seorang manusia u
di hadapannya dan memandangnya tajam. "Buang tuh permen. Kelakuan lo dah kayak anak lima
alo pulang aku mampir. Jaga ponakan aku baik-ba
g kini ingin dipanggil Fera karena sifat kemayunya yang semakin menjadi. "Lo mau? Ngomo
. "Ya ampun, Dira. Gigi loe tuh lama-lama
u. Salah satu cara menghilangkan stres." Ucapnya dengan santai dan lalu memasukkan sisa permen karet kembali pada bungkus aw
ena seringkali Nadira menghabiskan waktu lebih daripada itu. Semua tergantung da
an yang diadakan di Bali ini adalah lokasi terakhir pemotretan mereka setelah sebelumnya mereka melakukan pemotretan di Maka
mpat tidur single sesaat setelah m
model kelas atas dengan bayaran fantastis. Tapi dia juga bukan model pemula. Sehi
rebahan." Perint
nya itu, tapi kemudian mengiyakan s
ai mandi. Ia bersyukur, memiliki paras cantik yang diturunkan dari gen kedua orangtuanya. setidaknya itu salah satu
ntuk kuliah di jurusan itu tidaklah murah, maka ketika ada orang yang memberinya kesempatan untuk menjadi model, ia menerimanya begitu saja. Anggaplah ini sebagai batu lon
sana orang-orang bersusah payah untuk diet, Nadira tidak perlu melakukan hal tersebut karena tubuhnya entah kenapa begitu un
mendidiknya dengan begitu keras. Olahraga, latihan catwalk, diet pola makan. Dan blah-blah-blah urusan lainnya. Belum lagi masala
dan Fera bin Feri lah dia b
ya. Carina yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk di atas kepalanya berjalan mendekat dan melihat b
Beautif
n pemotretan hari ini. Lain kali, gu
our Adm
artu ucapannya adalah hal yang Nadira takuti belakangan ini. Bukan karena bunganya yang tidak cantik. Atau ucapan di kartu yang tidak manis. Tapi sosok si pengi
nya bisa menggelengkan kepala dengan mimik bersalah. "Gue udah bilang kalo gue gak suka sama ini semua. Ini nakutin tau gak sih loe? Minimal loe cari tahu dong. Jan
, Cin. Orang tuh suka kalo
sih model ecek-ecek Fer. Lagian kalo fans nya normal sih gue juga oke-oke aja. Tapi ini, gue bahkan gak tahu dia siapa, dia orang mana, umurnya berapa, tapi dia
ia emang tahu dia emang punya orang d
i hal yang bisa dianggap wajar. Loe gak pernah nonton apa di film-film.
Ya udahlah, Cin. Kalo pun semuanya serba film, drama sama novel. Loe mimpinya hidup loe macem Cinderella gitu. Yang
loe. Gue mau tidur." Usir Nadira kasar. Fera bangkit dari duduknya dengan enggan. "Oh ya, sebe
Berapa
a. Buat bumil."