icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Random Wife

Bab 5 Fobia

Jumlah Kata:1117    |    Dirilis Pada: 19/12/2023

apat menimbulkan

diri di ranjang, selepas

ap dengan posisi miring--yang makan tempat. "Bangun! Kok kamu yang enak-enakan t

itu bos saya kalau di kantor. Di sini Bapak buka

sung merangkak ke ranjang, lalu dikelitikinya telapak kaki Indir

inya," celetuk Indira sera

itiki, kalau saya benar-benar marah, udah saya

saya transferan, saya pikir pelitnya mulai luntur. Eh tah

k, atau mau pelit. Kan saya yang j

ka saya. Jadi, Bapak enggak berhak ngatur-ngatur s

u. Namun, ia tidak akan mengalah. "Ya, enggak gitu juga. Kamu bawahan s

ata, kini sirna seketika. Tergantikan dengan rasa kesal yang menggebu. Da

a mengingatkan Fabian akan perilakunya yang suka mengatur-atur Indira di luar job desk-nya. Dirinya sebenarnya tidak mempermasal

a jawaban Indira yang tidak pernah terduga. Meski kadan

ndira dengan suara tegas, ia mantapkan ucapannya, "jangan mentang-mentang Bapak itu bos, kaya raya terus bisa seenaknya

saan saya orangnya ramah. Sama yang lebih tua ju

ti, Bapak ngomel-ngomel terus. Bapak ini nganggep saya apa? Babu? Kacung?" Indira mengingat kembali setiap waktu dirinya meminta cuti, pasti tidak dibolehkan oleh Fabian. Ia hanya diperkenankan cuti, kalau benar-

ekerjaan kamu banyak karena saya percaya s

pahit di saya. Kalau Bapak emang atasan ya

apa? Saya nikahi

cetus Indira dengan nada lesu. Ia benar-benar

ian langsung memesan makanan vi

an buat Bapak?" tany

buang-buang duit," Fabian menyahut dengan santai, "kamu

n. "Maksud Bapak, saya suruh bayar sendiri gitu? Ka

ang pesenin, ya

jodoh," gerutu Indira dengan nada ket

harus tanggung jawab pokoknya.

nak kembar, tetap saya enggak mau ni

yang tertunda, Dir. Saya y

kirannya hanya satu sekarang, cepat-cepat pagi agar dia bisa pulang. Dirinya tak sanggup,

, ya?" Fabian me

begini?" tanyanya lagi yang tak mungkin ditanggapi oleh

ap diam ta

izza-nya

lih diam. Ia keluarkan ponselnya untuk bermain game untuk m

tuk mengisi daya baterai ponselnya. Namun, tidak lama kemudian muncul percikan api dari charger yang tertancap di sto

sung memeluk Indira yang baru saja terduduk karena mendenga

go, "Apaan sih Bapak,

kut gelap," jelasnya sema

a yakin Fabian tidak punya fobia. Ia langsung memberontak agar bisa terlepas

ya ini enggak gendut tahu.

unya fobia gelap, kalau fob

ri ini, s

di dahi Fabian untuk memastikan bo

a. Bilang fobia, biar bisa mel

pengen tahu rasanya peluk kamu gimana," jujurnya yang membuat Indira

ke resepsionis sana. Lapor kalau listri

akut. Justru karen

kok

saya yang suruh bayar ganti rugi buat benerin l

ekali dirinya membuat cerita bertema adzhab bos kikir seper

c.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka