Random Wife
, pasti akan luntur begitu saja kalau
rang sekitar karena kenyataan dirinya hanyalah seorang kacung Fabian yang dibungkus dengan embel-embel sekertaris--pekerjaannya tidak wajar untuk
at sih," gerutu Fabian yang sudah
a lembut. Perempuan ini langsung be
kas Fabian yang dibawanya atas perinta
saya ada rapat sama klien e
ggak, Pak. Nanti
a punya jadwal ke luar
ak ada deh. Ke
ernyit. Jarang lelaki ini tersenyum manis seperti
an manik mata Indira membulat seketika. Ia tidak percaya kalau Fabian mau m
ngkin ia salah kira, mana sempat Fabian mencari calon istr
Nurbaya." Fabian tersenyum sinis,
per sibuk, mana sempat cari calon istri. Orang beli dalaman saja, saya yang disuruh beli. Padahal, zaman sekarang ada olshop. Oh iya, Bapak
Indira dengan geram, "kamu kok eng
sopan? Bapak itu yang enggak s
saya ketinggalan zaman juga." Fabian menatap kesal Indira, "eh, s
alah saya. Bapak ini engg
, pastiin enggak ada jadwal rapat di hari itu. Jadi, saya keburu-buru hari itu. Asal packing baju. K
par terus makan, karena kenyang ya tidur. Lagi pula tugas packing itu, ya harusnya tugas is
a. Kebanyakan yang deketin saya tuh ceweknya pada ma
wajar. Kan butuh dinafkahi, wajar kali kalau melek sama duit. Bapak aja yang terla
at. Hemat pangkal kaya. Kalau pemborosan itu ci
engarnya. Fabian terlalu percaya diri. Padahal ia sangat tahu
ang naik gaji. Kapan saya naik gaji?" Indira memasang raut wajah memelas. Berharap ada keajaiban ya
nanti gaji kamu naik s
ran,
mengg
aya atur jadwal Bapak sama
nnya secepatnya. Masalah
u. Seharusnya, perempuan ini sudah menduga kalau lelaki seperti Fabian itu tidak punya
alon istri. Kalau susah cariin calon istri bohongan biar
ya sendiri saja belum nemu
nikah sama
langkan tangannya di depan dada,
a kurang apa? Tampan iya
akan luntur kalau memiliki tingkat kepelit
.
ngnya nggak k
c.