Random Wife
ang pujaan hati jatuh tersu
buk menganalisa data laporan keuangan perusahaannya. Tuan muda Gabrilio ini berencana mempe
lihat serius itu, ia langsung menutup dokumennya.
mengubah posisi duduknya, kini ia menghadap
penerbit," jelas wanita paruh baya itu seraya menun
erseri-seri itu, semakin manis. Meski sudah memasuki kepala l
yakin, pasalnya sang mama waktu itu mengatakan tak akan menulis lagi
Tetangga" mau diangkat jadi film," bangganya seraya membuka isi map
g dikatakan sang mama. Dirinya tahu benar, cerita buatan mamanya itu aneh-
min cerita Mama, yang aneh itu. Sampai sekarang Mama aja masih suka
kamu dukung Mama, bukan ngehina kayak gitu." Elina langsung meminum teh di hadapannya yang masih hangat dan u
kamu yang banyak enggak peka sama songong. Udah tua juga, masih songong. Untung Mama cinta, ya,"
mikir yang aneh-aneh. Mama itu bukan diguna-guna, tapi kena azab.
Azab anak suka jelekin mamanya, akhirnya kena sial
tak suka. "Jangan doa yang jelek. Doain anaknya ce
sti. Terus kapan kamu bawa calon kamu
menundu
a bingung kenapa Fabian tidak memiliki kekasih sampai sekarang. Padaha
n jodoh?" tawar
nemu calonnya. Tinggal
amaan pacaran ini-itu. Mama udah sebel dengerin, emak-emak arisan yang
terlambat nikah, daripada salah pilih pasangan. Kalau rumah tangga Fabian ancur, gara-gara salah
n jodoh. Kalau bisa waktu pesta perayaan novel Mama yang dijadiin film, kamu udah bawa cal
hanya b
apan nikah. Itu nyebelin banget, padahal kan hak asasi mau nikah atau enggak. Mama, cuma bisa semangatin dan
*
temen keuangan kepada Fabian, lelaki itu langsung menerimanya. Ia lihat sekil
ngguk, lalu berujar, "Ada yan
jadwal saya har
Y Group, lalu ada rapat dengan manajer setiap departemen
ahnya dengan nada datar. Raut wajahnya tampak lesu membuat
aaf Pak," Indira berkata den
sebelah alisnya
u begitu. Saya k
seneng ya kalau saya sakit,"
senang Bapak sakit," Indira berkata jujur. Pasalnya
g kan kalau
anya men
u enggak, fisik saya enggak sakit. Tapi, hati saya sakit. Sangat sa
atau tidak. Itu malah membuat petaka untuknya. Lelaki gila
saja," pinta Indira dengan suara merendah, "s
kan enggak apa-apa kalau h
nya ke berkas yang akan dia fotokopi. "Permisi, Pak. Saya pamit mau fotokopi dulu,
p ke arah pintu den
c.