Random Wife
ekayaan yang hakiki untuk
engan raut wajah lesu, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjuk
bak cari taksi atau pesan gojek lain aja," kata Ab
g berjalan dengan raut wajah
dalam tote bag yang ia jinjing. Perempuan ini memang suka membawa sepatu kesayangannya karena tid
untuk membuka tasnya yang ternyata ada panggilan dari bosnya. Belum sempat
Peli
aya telepon kok enggak diangkat
r aja enggak sesibuk kamu. Ayah saya yang d
a, resign aja, biar saya en
an kalau dirinya lebih baik resign. Bukannya sok sibuk, tapi ponsel androidnya tertinggal di kontrakan
mau kasih tahu hal penting cuma ngomel kenapa en
pastinya ada urusan penting,
Jantungnya berdegup dengan kencang seketika. Untungnya, ia tidak
ikkan tubuhnya dan mendapati sosok Fabian yang
urkan tangan kanannya yang
nga
man,
g kenapa Indira mau melakukan hal itu. Meski
ngan Fabian, "Mohon maaf ya
elakuin kesala
n Bapak mulu. Padahal minggu saya enggak ketemu
ian seraya mengandeng Indira menuju mobilnya. Indira hanya mengikuti intruksi atasa
si yang biasanya si pria membukakan pintu untuk wanitanya, ini tidak. Fabian membuka pintu untuk dirinya sendir
seraya mencondongkan kepalanya menghadap
u berulang-ulang buat nganterin saya ke kantor. Sopir saya k
pak bisa aja, tapi g
at mulu. Masih untung e
dira dengan suara lembut seraya menu
ak pelit, saya e
c.
coba
ekayaan yang hakiki untuk
engan raut wajah lesu, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjuk
bak cari taksi atau pesan gojek lain aja," kata Ab
g berjalan dengan raut wajah
dalam tote bag yang ia jinjing. Perempuan ini memang suka membawa sepatu kesayangannya karena tid
untuk membuka tasnya yang ternyata ada panggilan dari bosnya. Belum sempat
Peli
aya telepon kok enggak diangkat
r aja enggak sesibuk kamu. Ayah saya yang d
a, resign aja, biar saya en
an kalau dirinya lebih baik resign. Bukannya sok sibuk, tapi ponsel androidnya tertinggal di kontrakan
mau kasih tahu hal penting cuma ngomel kenapa en
pastinya ada urusan penting,
Jantungnya berdegup dengan kencang seketika. Untungnya, ia tidak
ikkan tubuhnya dan mendapati sosok Fabian yang
urkan tangan kanannya yang
nga
man,
g kenapa Indira mau melakukan hal itu. Meski
ngan Fabian, "Mohon maaf ya
elakuin kesala
n Bapak mulu. Padahal minggu saya enggak ketemu
ian seraya mengandeng Indira menuju mobilnya. Indira hanya mengikuti intruksi atasa
si yang biasanya si pria membukakan pintu untuk wanitanya, ini tidak. Fabian membuka pintu untuk dirinya sendir
seraya mencondongkan kepalanya menghadap
u berulang-ulang buat nganterin saya ke kantor. Sopir saya k
pak bisa aja, tapi g
at mulu. Masih untung e
dira dengan suara lembut seraya menu
ak pelit, saya e
c.