icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Merebut Hati Suamiku

Bab 5 Bersaing dengan Perempuan Lain

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 18/12/2023

tidak menyerah. Pagi ini bersama Umik aku menyiapkan makanan favorit Gus Aaraf, tekadku d

sa masak, Nduk? Poto

ay, Mik. Jadi Kay sudah biasa masak," jawabku

ga baik untuk menyuburkan kandungan, loh. Pasti nggak akan lama Abah dan Umik bakal dapat c

penolakan putranya semalam, apakah masih berharap akan mendapatkan cucu

Umik, setelah menikah aku harus mencintai Gus Aaraf menggunakan hati, bukan logika. Kalau hatiku melarang untuk mengatakan k

u. Aku harus berkorban banyak hal untuk merebut perh

atu yang mengga

ak membutakan t

gen Umik Sarah, biasanya kami

ga punya anak yang

begitu, Umik," jawabku ya

ke meja makan dengan dibantu mba

meja makan, kami makan bersama dalam hening, entah apa yang dipi

Kelu

u, Aaraf! Jalankan saja pabrik dan pesantren ini, mau di bawa ke mana s

sudah mengelus lengannya, sedangka

abrik dan pesantren ini. Tolong mengerti, Aara

.," sah

af tetap memilih

e

eras kepala. Namun, kenapa saat dijodohkan denganku

membuat Ab

aAllah Aaraf masih bisa memegang pabrik dan pesantren in

raut wajah kecewa. Aku sudah ketar-ketir

?! Kamu tidak pernah membuktikan omonganmu!" Abah bangkit dan ber

u membelai punggung suamiku, atau sekadar meminjamkan bahu agar di

kan menuju dapur guna membuatkan kopi untuk pria tampan

ar suara lembut itu yang

apati Ayrani berdiri di ambang pintu, "terima

?" tanyanya deng

jah masam. Gadis cantik itu selalu te

Gus Aara

up lama Ayr

aya Gus Aaraf tidak pernah

e

untuknya. Apa maksudnya? Apa dia ingin menunjukkan kalau dirinya ya

a kalau pagi Gus Aar

udah minum susu langsung dari sumbernya, dan sekarang

nya hampir keluar dengan mulut melongo. Ah, mung

r kopi panas ini aku letakkan di meja, tetapi saat hendak menuju

rikut dengan foto cantiknya. Perlahan aku mengambil ponsel itu dan menggeser tombol

temu di toko buku seberang jalan sana, sepuluh menit lagi saya

ggilan, tanganku bergerak semakin lincah membuka aplikasi pesan. Tebak

amat ulang tahun, ya, Cah Ayu. Selamat ti

e

yang ditulis suamiku untuk perempuan itu. Kakiku rasan

meletakkan lagi ponsel itu pada posisi semula. Dengan sisa tenaga, aku me

g kalau harus ada wanita lain? Gus Aaraf pasti juga masih mencintai

ab yang harus aku beli. Nanti bilang saja begitu kala

git bibir dalam agar suar

tanyanya dan langsung aku ti

a 'kan aku tinggal?" ucapnya y

tangan meremas dada menahan nyeri saat

dinginnya, mungkin aku masih bisa. Namun, kalau a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka