Merebut Hati Suamiku
tidak menyerah. Pagi ini bersama Umik aku menyiapkan makanan favorit Gus Aaraf, tekadku d
sa masak, Nduk? Poto
ay, Mik. Jadi Kay sudah biasa masak," jawabku
ga baik untuk menyuburkan kandungan, loh. Pasti nggak akan lama Abah dan Umik bakal dapat c
penolakan putranya semalam, apakah masih berharap akan mendapatkan cucu
Umik, setelah menikah aku harus mencintai Gus Aaraf menggunakan hati, bukan logika. Kalau hatiku melarang untuk mengatakan k
u. Aku harus berkorban banyak hal untuk merebut perh
atu yang mengga
ak membutakan t
gen Umik Sarah, biasanya kami
ga punya anak yang
begitu, Umik," jawabku ya
ke meja makan dengan dibantu mba
meja makan, kami makan bersama dalam hening, entah apa yang dipi
Kelu
u, Aaraf! Jalankan saja pabrik dan pesantren ini, mau di bawa ke mana s
sudah mengelus lengannya, sedangka
abrik dan pesantren ini. Tolong mengerti, Aara
.," sah
af tetap memilih
e
eras kepala. Namun, kenapa saat dijodohkan denganku
membuat Ab
aAllah Aaraf masih bisa memegang pabrik dan pesantren in
raut wajah kecewa. Aku sudah ketar-ketir
?! Kamu tidak pernah membuktikan omonganmu!" Abah bangkit dan ber
u membelai punggung suamiku, atau sekadar meminjamkan bahu agar di
kan menuju dapur guna membuatkan kopi untuk pria tampan
ar suara lembut itu yang
apati Ayrani berdiri di ambang pintu, "terima
?" tanyanya deng
jah masam. Gadis cantik itu selalu te
Gus Aara
up lama Ayr
aya Gus Aaraf tidak pernah
e
untuknya. Apa maksudnya? Apa dia ingin menunjukkan kalau dirinya ya
a kalau pagi Gus Aar
udah minum susu langsung dari sumbernya, dan sekarang
nya hampir keluar dengan mulut melongo. Ah, mung
r kopi panas ini aku letakkan di meja, tetapi saat hendak menuju
rikut dengan foto cantiknya. Perlahan aku mengambil ponsel itu dan menggeser tombol
temu di toko buku seberang jalan sana, sepuluh menit lagi saya
ggilan, tanganku bergerak semakin lincah membuka aplikasi pesan. Tebak
amat ulang tahun, ya, Cah Ayu. Selamat ti
e
yang ditulis suamiku untuk perempuan itu. Kakiku rasan
meletakkan lagi ponsel itu pada posisi semula. Dengan sisa tenaga, aku me
g kalau harus ada wanita lain? Gus Aaraf pasti juga masih mencintai
ab yang harus aku beli. Nanti bilang saja begitu kala
git bibir dalam agar suar
tanyanya dan langsung aku ti
a 'kan aku tinggal?" ucapnya y
tangan meremas dada menahan nyeri saat
dinginnya, mungkin aku masih bisa. Namun, kalau a