Merebut Hati Suamiku
iri, kotanya. Dua puluh tahun aku hidup di
cuek dan seakan tidak peduli kepadaku? En
nita paruh baya yang sangat aku sayan
, Nduk. Senangkan hatinya, janga
ik tahu apa yang dikatakan suamiku sema
dua mertuamu, ya. Abah dan Umik akan mendoakan ka
yang menjadi cinta pertamaku tersebut. Selanju
ih sangat muda. Abah minta tolong perlakuan Kayshilla deng
Doakan perni
rbeda usia itu berpelukan. Seandainya Abah tahu apa yang diungkapkan Gus Aar
gi ini masih sangat lenggang, sehingga ak
ak jenuh, perjalanan
a,
ar berharap ada pembicaraan lain. Namun,
tanpa mengucapkan sepatah katapun meninggalkan aku di mobil ini sendirian. Aku bisa m
ng hafalanku. Sampai tiba-tiba suara deringan ponsel Gus
ngok melihat ponsel yang te
embaca nama yang ter
ng pipi itu begitu anggun dalam balutan abaya berwarna biru. Kulitnya
ah pohon dan hijabnya berkibar. Tanpa terasa air mataku sudah mengge
saja aku mengangkatnya, tetapi Gu
elepon
a izin angkat
ampan itu tertawa riang bahkan sampai memegangi perutny
n, tapi denganku?" aku terkekeh geli,
*
. Mobil ini melewati gapura bertulisan Pondok Pesantren Al-Mubarok, dan te
pnya setelah lima jam
kang santri yang dengan sigap langsung menurunkan kop
Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Umik Mertu
nyanya setelah me
tadi kami juga istirahat,
aru jangan capek-capek, biar kita bisa cepet d
ukan putranya tidak ingin menyentuhku. Andai sa
npa ada yang tahu kalau batin kami tengah berperang. Hingga
Aku akan ti
a,
n sembarangan pegang barang ku, karena aku nggak suka ada orang
ng lain ini rela mengikutinya sejauh ini hanya
kan malah menerima lalu memperlakukan aku sesuka hati. Apa dia pikir aku ngg
arena perjalanan tadi. Niatnya ingin berendam air hangat, tetapi malah ma
itu kalau ak
u filsafat, novel islami, dan sisanya kitab. Tanpa pikir panjan
e
dapati foto seorang perempua
a nama yang tertera di bawahni ..
puan yang menghubungi Gus Aaraf?
jangan perempuan ini yang menja
r. Kenapa rasanya sangat sakit sekali? Apakah aku sudah
ngap
e
rada dalam genggamanku jatuh. Aku berdiri mema
u! Kenapa kamu bebal sekali? Jangan kira aku akan me
aaf,
tidak berani me
duk dan mengambil novel yang aku jatuh
mu sentuh barang-barang k
ri-jemari. Sekuat mungkin aku berusaha menggigit
ihat lemah, walaup
sok ada banyak tamu yang datang. Jang
a,
i di sofa dengan lengannya yang digunakan sebagai ban