Bayangan Kematian: Kutukan Tiga Roh
a melihat apa yang ada di atasnya. Dengan
r
an sangat keras karena ada se
a melihat ke kolong ranjangnya. Terlihat sebuah tangan pe
terdengar suara mendesir dan seram seper
karena kakinya terasa sangat sakit akibat di
! T
alanya. Ia kemudian menengadah ke langit-langit kamarnya. Rupa
l menunduk dan tidak berani mena
antaran ada sebuah pisau yang hampir bersentuhan dengan le
ngkeram dengan erat oleh pria di kolong ranjang, tubuhnya dide
sana. Ia pasti akan langsung turun dan me
k!
Dari balik pintu, terdengarlah suara seorang pria yang merupakan suara
👻👻
u!" seru Aron dengan mata penuh tekad, bersiap mengambil
etar, berjalan menjauhi pintu untuk
tar yang memotivasi, lalu berlari secepat kilat unt
r
gan kekuatan besar yang menggeta
di lantai dengan bahunya yang tertusuk pisau, men
erbuka, menciptakan ketidakpastian yang lebih
dipenuhi ketakutan, melihat kakaknya terl
rel sambil menghentakkan kakinya berulang kali, berusaha ke
urel merasakan sentuhan misterius itu menghilang. Tanpa
n dengan keras, terutama barang-barang yang muda
dengan fragmen yang tajam dan berbahaya. Ia berusaha melindungi dirinya sendiri, tetapi ketaku
nkan Aron di tempat yang lebih aman. Dengan ce
ini saat yang tepat untuk bersih-bersih?"
Aron dalam hati. Karena jika ia mengatakannya langsung, ia akan langsung ditebas m
tuk mencabut pisaunya!" suruh Audrey dengan tegas
mu!" Audrey berteriak, berlari masuk ke dalam k
h!
di kamar Aurel menggunakan sapu ijuk yang dibawanya. Kedua matan
yang memerhatikan kakaknya dari kejauhan dengan tatapan malas. Men
ng
at di atas kepala Audrey, mengeluar
ara mereka penuh kepanikan dan kekhawatiran. Aurel dan Ar
an
ngenainya menggunakan sapu yang ia genggam. Dengan gerakan refleks,
ecara bersamaan dengan antusia
a yang melindungi mereka dari bahaya, dan perasaan bangga
gan nada serius, ingin memperingati adik-adi
ncur di kamar Aurel tiba-tiba melayang secara bersamaan. Semua ujung yang tajam dari pecah
lihat pecahan-pecahan tersebut yang mengancam. Rasa takut merasuki tubuhnya, dan dalam kerjatuh bersama saat pecahan-pecahan tajam itu mengancam untuk me
asih gemetar untuk bangkit. Kemudian, dengan penuh tekad, Aurel membopong kakaknya
mu
r
dengan keras, menghasilkan suara yang menggelegar. Mata kunci pintu berpu
frustrasi, merasa terjebak dalam situa
ri sini!" ujar Aurel dengan suara gemetar, mat
gan kepada adiknya dalam situasi yang semakin mencekam
kata-katanya, sebuah gunting melayang den
leks menutupi wajahnya dengan kedua tan
r
wajah cantik adiknya. Ekspresi Audrey mencerminkan keteguhan dan r
ka matanya. Ia melihat gunting yang hampir
diri lagi. Dengan segenap perasaannya yang terombang-ambing, Aurel membiarkan air mata me
ey dengan suara lembut sambil berjongkok di dekat adiknya
a-benda tajam kembali melayang mendekati mereka sa
k melindungi adiknya. Ia menggendong Aurel yang masih sangat ketakutan, b
an brankas besi tempat Aurel m
n dengan lembut, lalu dengan tenaga penuh, ia
Wung..
matikan, memancarkan ancaman yang tak terduga dalam malam yang gelap dan mengerikan. Mereka b