icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bayangan Kematian: Kutukan Tiga Roh

Bab 5 {Bab 5}

Jumlah Kata:1116    |    Dirilis Pada: 23/10/2023

loooong!" teriak Au

?" tanya Audrey yang kini sudah berdiri di

tan. Ia melihat kakaknya yang berlutut di sampingnya dengan tatapan

s air yang berada di atas meja kecil di dekatnya

raya meraih gelas berisi air itu d

ketegangan yang masih terasa di dalam dirinya. Setelahny

n Aurel. Dengan tatapan penuh perhatian, ia berjalan unt

duki oleh Aurel. Dengan ekspresi lembut, Audrey bertanya, "Memangnya

u-ragu. Yang ia ingat, ia harus cepat-cepa

udrey mendorong tubuh Aurel dengan lembut agar ia kembali berbaring

rti tadi!" ujar Aurel dengan tatapan penuh ketakutan. Matanya be

an lembut dan mengelusnya dengan penuh perhatian. Ia kemudian berkata, "Sekarang, d

lihat khawatir. "Aku mau, Kak! Aku

il tutup matamu." Audrey mengataka

dan langsung menghembuskannya sebagai ancang-an

sana, dan sangat pintar. Suatu hari, ia menerima misi yang..." Audrey melanjutkan dengan suaranya yang lembut dan tenang, menggambarkan kerajaan langit da

👻👻

erengah-engah, merasakan nafasnya yang s

n gelap, namun, ada perasaan aneh seakan d

a tanah yang dia pijak mendadak

dengan lengan untuk melindungi di

, Aurel membuka matanya sedikit

lihat sebuah istana besar yang bersi

l yang tadi dia pijak, kini berhenti

s masuk?" batin Aurel, ragu t

kah dari pulau terapung i

Aurel kagum melihat pulau itu

terang di depannya. Dengan rasa ingin tahu yang b

r

rada di depannya. Rasa heran dan kebingungannya semakin m

g tak terlihat. Kemudian, muncul seorang gadis cantik berp

uknya dengan semangat. "Kau tuan putri! Tuan putri cahaya ya

r di wajah gadis itu

bertanya, "Apa kau bisa menolongku? Aku baru

apkan ketakutan yang

antu," jawab gadis i

uan putri pasti berhati malaika

dengan nada menakutkan di telinga kanan Aurel. Dala

rhadapan dengan tiga sosok menyeramkan. Matanya membelalak, dan tubuhnya membeku,

i, memegangi erat kedua bahu Aurel. Kemudian, di

alipun menoleh ke belakang. Dalam keheningan, dia melambaikan

ba-tiba memutar tubuhnya kembali menghadap Au

l dengan mata tajam. "Tidak ada yang boleh merasa bahagia di dunia yang k

nusuk ke dalam jiwa. "Seorang gadis yang diberkahi sejak

anpa ampun. Dia menghadap pin

emuanya hanya ilusi yang aku ciptakan untuk memuaskan diriku sendiri! Dan sekara

akan merasakan dirimu hancur berkali-kali oleh tiga korbanmu. Setiap kali tubuh

gan kedua tangan terentang, dia berkata, "Ka

n, "Jadi, nikmati saja siksaanmu dengan hening." Suara tawa ja

r

menghilang di dalamnya, meninggalkan Aurel dala

m bentuk ilusi yang sangat nyata. Mereka menatapnya dengan tatapan hampa, wajah mereka

enuh kesakitan dan ketakutan yang memenuhi area sekitar istana, sep

n suasana yang semakin menyeramkan dan tak terduga, seola

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka