BAHAGIA SETELAH DUKA
n muka. Siang itu seperti biasa, Gabriel menjemput Nadya untuk makan siang bersama di depan k
dengan beberapa pertanyaan mengganjal di dalam otak. Jadi Gab
ahnya, lantas menjawab ag
alam mulutnya. Mata memicing, menatap j
rnah banyak bicara tentang perempuan mana saja yang pernah dekat dengan Kok
ut, tetapi malah terbatuk gara-gara kesedak. N
tapan muka dan ekspresi wajahnya tidak bisa
aja perempuan yang dekat dengannya. Terutama Theresia dan Jolene. Dua perempuan itu pernah sekali mengisi hati Gabriel. Tapi tidak bertahan lama. Tidak ada
sia, benar kalau dia pernah hendak ditunangkan dengan Gabriel. Dua tahun mereka menjalin hubungan. Namun setahun lalu Gabriel m
segala hal tentang pernikahan dan perjodohan jika itu bukan Nadya gadis pilihannya. Walau Gabriel se
Matanya balas menatap sorot di
ong kalimat saat ini. Jika Gabriel biasanya melakuk
a menjawab pertanyaan, Gabriel mala
agak kesal, "
yanya lagi, tatapan
mah sa
aja?" Gabriel bur
arnya sekali lagi, "Dia mint
rus
lantas bilang kalau kita tid
h posisi menempatkan diri. "Theresia benar. Kami memang sempat ingin bertunangan. Tapi aku tidak setuju rencana itu. Karena sejak awal hatiku sudah milik k
sedikit terkejut dengan pengakuannya yang tiba-tiba.
k mau kamu terkena masalah serius ulah perempuan itu. Apapun bisa dilakukannya. Dia licik. Dia punya kekuasaan yang bisa dibeli dengan uang. Dia anak konglomerat, yang hukum di mat
mpuan itu. Dia memang kelihatan tidak berbahaya dari tampilan luarnya. Tetapi sesungguhn
h dari pembuangan sampah. Di belakang restoran ada lapangan luas yang dipagari dengan kawat baja. Jika Gabriel mengingat hal buruk yan
enjawab lirih. Suar
•
enegur Nadya yang menggigit jemari dan bibirnya
l tadi. Kenapa dia menggambarkan sosok Theresia agak brutal, kedengarannya. Namun ketika Nadya berusaha untuk m
rumah sakit. Satu lantai dengan tempat kerja mereka. Dokter Jimmy adalah ahli bedah spesialis paru-paru
suami?" Dokter Jimmy menggoda, mengubah
, do
sama calon, bisa makan di tempat yang direkomendasikan dokter
ampus. Tadi aku d
akan di mana." Pria
dya yang bertanya. Sebab heran, di ja
dokter Lina. Dia bilang nanti malam dapat tugas jaga. Kebetulan malam ini dia a
a memang dapat jatah keringanan. Karena sebentar lagi dia akan menikah. Dokter kepala tidak mau kondisi Nadya drop.
h, Nadya harus kembali ke posisinya. Jaga malam lagi. Itu yang haru
uk persis di depan layar telepon itu mengintip. Ekspresi wajahnya langsung berubah. Gabriel lagi, Gabriel lagi. Pikirnya
tinggal dulu ya.
dya." Jimmy men
ampai lenyap dari pandangan. Jimmy kemudian menghela napas gelisah nan gusar. Tetapi ketika Nadya tida
ihatin saja. Mana tahu dokter Nadya soal perasaan orang lain." Dokter perempuan itu men
saan hatinya, Jimmy malah menyungging senyum. Seringainya itu penuh
a anak konglomerat keluarga Liem." Dokter Elina ambil posisi,
u waktu itu sudah tiba, dokter Nad
ran
ak cuek. Kemudian berdiri, menggeser kursi ke belakang. Dia
yang tahu. Orang lain tidak perlu ikut campur. Cukup terima jadi saja, melih
iri di depan dinding kaca bangunan. Menjawab panggila
apa,
Lupa aku ambil tadi." Gabriel memberitahu. Cepat Nadya
dalam tasnya. Barangkali Gabriel memasukkan benda itu sewaktu Nadya permisi ke toilet umum. Bukan rahasia soal
idak punya rahasia apapun yang harus ditutup rapat-rapat. Jadi tentang tasnya yang sering dimasuk
kata Nadya
m aku ambil
aku yang antar?"
saja yang ambil, sekali
l, Nadya tidak akan men